15 ➳ Malam Indah Berbintang — Beautiful Starry Night ❦

1853 Kata
◦•●◉✿❦ 2018 ❦✿◉●•◦ ⠀ ❝ Dalam hubungan bukan hanya dibutuhkan ikatan pernikahan. Harus ada komunikasi dan kepercayaan. Tanpa itu, ikatan cinta sakalipun bisa retak tak berharga. Dengan itu, cinta yang tak pernah ada pun bisa jadi nyata. ❞ ⠀ ➳ [ Ceisya Z. Reyes ] ❦ ⠀ ⠀ ♖ [ Mansion Reyes ] ♖ ⠀ Waktu berlalu begitu cepat. Sudah dua minggu berjalan sejak kegiatan study tour. Ceisya disibukkan membuat makalah dan laporan hasil study tour. Beberapa kegiatan dan tugas-tugas kampus lainnya juga menyita perhatiannya. Sore menjelang malam, barulah Ceisya sampai di mansion. Itu pun ia harus menyaksikan hal yang tidak membuatnya nyaman di rumah. Entah apa yang terjadi, sepertinya kedua orang tuanya sedang perang dingin, apalagi di depan Ceisya. Mereka membeku seperti gunung es. Tidak ada seorang pun yang bicara saat makan malam. Tetapi, begitu di kamar, mereka saling memuntahkan laharnya. Daddy semakin sering pulang larut malam, alasannya tentu saja lembur. Kadang baru jam dua pagi sampai di rumah. Lalu berangkat kembali ke kantor setelah subuh. Tidak jarang Daddy dan Mommy bertengkar. Mommy curiga Daddy punya wanita simpanan baru lagi. Makanya Daddy terlihat selalu begitu sibuk. Sementara Daddy menganggap Mommy wanita yang penuh prasangka. Curiga setiap saat. Tidak pengertian terhadap beban yang dipikul Daddy. ⠀ "Gimana aku tidak curiga, Adam ...?! Kamu tidak pernah menganggap aku sebagai istrimu bahkan sejak awal kita menikah. Kamu merasa jijik saat bersentuhan denganku. Memangnya berapa kali kamu mengkhianati pernikahan kita, hah? Sering!" Nyonya Clare terisak berurai air mata. "Aku sudah tidak pernah main-main dengan wanita lain. Apa kamu tuli?! Berapa kali harus aku katakan ini?" Tuan Adam balas mengamuk. "Aku sedang menperjuangkan perusahaan kita, paham! Perusahaan ini diambang kehancuran. Banyak pengkhianat dalam tubuh perusahaan. Semua laporan banyak yang dimanipulasi. Itu yang sedang aku periksa! Aku sedang berjuang! Demi siapa? Demi kenyamananmu, pergaulan sosialitamu, belanja barang branded-mu!" "Aku tidak banyak belanja, Adam. Kamu tahu itu. Aku tidak pernah membuang-buang uang mu sembarangan ...." tangis Nyonya Clara semakin menjadi. ⠀ PRAAANGG ...!!! ⠀ Ceisya terperanjat. Bunyi benda pecah. Entah apa lagi yang sudah dibanting Daddy kali ini. Ceisya mengusap dadanya. Merasakan butiran hangat yang mengalir di pipinya. Tubuhnya gemetaran. Tapi pertengkaran itu masih terus berlanjut. ⠀ "Kamu kira aku bodoh, huh?! Ibu-ibu genit, teman sosialitamu itu, semuanya punya kekasih berondong! Mereka memakai uang hasil kerja keras suami mereka untuk membiayai pria muda peliharaan mereka! Para gigolo❦! Jangan dikira aku selama ini diam, tanda aku tidak tahu!" Mommy terbatuk. Suaranya terdengar sengau bercampur tangis. "Mereka punya, tapi aku tidak pernah, Adam," ucap Nyonya Clara dengan suara lemas. "Memangnya aku bisa percaya pada wanita yang sudah pernah mengkhianati aku, hum? Mana mungkin Clara. Lagipula aku tahu kamu banyak menarik uang di rekening akhir-akhir ini. Mau cari alasan apa lagi kamu?!" "Aku punya alasan kuat menggunakan uang itu. Tidak sama seperti yang kamu pikirkan, uang itu tidak pernah aku pakai untuk berselingkuh! Aku tidak sama seperti kamu Adam!" "DIAAAAMMM ...!!!" "Tampar saja! Silahkan tampar! Kenapa berhenti?!" ⠀ Ceisya mempercepat langkah menuju kamarnya. Mengusap derai air mata yang mengalir di pipinya. Sayup-sayup suara pertengkaran itu masih terdengar. Ceisya menaruh ranselnya ke atas meja, lalu menuju kamar mandi. Ia berendam di bathtub. Memejamkan mata. Mencoba menikmati aroma relaksasi dari busa sabun dan lilin aroma terapi buatannya sendiri. Bau bunga tanjung seketika menyeruak dalam penciumannya. Memenuhi paru-parunya.Membuat kemelut di pikirannya semakin berkurang. Ia mulai sedikit tenang. Benarkah kondisi perusahaan Daddy semakin mengkhawatirkan? Apakah akan segera bangkrut? Ceisya melirik ponselnya yang berada di atas wooden bathtub tray (tatakan meja kayu bak mandi). Ia menjangkau benda pipih itu, kemudian mencari artikel terbaru perusahaan Daddy. Betapa shocknya Ceisya saat tahu PT. Reyes Jaya Contractors Tbk. dalam kondisi pailit sejak dua tahun lalu. Tetapi masih terus berjalan hingga detik ini. Apa Mommy sudah tahu hal ini? Haruskah Ceisya memberitahu Mommy tentang ini? Paling tidak, Mommy tidak akan salah paham lagi dengan Daddy. Siapa tahu memang benar Daddy tidak pernah main-main lagi dengan wanita pengh!bur. Mereka berdua bisa men-support (dukung) Daddy, karena itulah yang sebenarnya Daddy butuhkan dalam sutuasi genting seperti ini. Seandainya saja ... Ceisya bisa membantu Daddy di perusahaan. Sayangnya Daddy tidak pernah ingin melibatkan Ceisya di kantor. Daddy malah ingin Ceisya mendirikan perusahaannya sendiri. Ceisya memilih menyudahi mandinya, kemudian berpakaian dan menuju ke kamar orang tuanya. Tapi kembali berdiri terpaku di depan pintu. ⠀ "Mau ke mana lagi, Adam?" "Ke mana pun bukan urusanmu." "Apa kamu tidak kasihan pada Ceisya? Dia selalu mendengar kita bertengkar. Tetaplah di rumah." "Di rumah dan mendengarmu mengomeliku, begitu?" "Aku hanya ingin kita bicara. Menghabiskan waktu dari hati ke hati." "Setelah kamu menuduh aku selingkuh dengan perempuan di foto itu, lalu kamu minta bicara dari hati ke hati?! Terlambat. Aku akan ke kantor dan menginap di sana. Syukur-syukur bisa menemukan titik terang melambungkan perusahaan keluarga KITA kembali. Aku sudah berkorban hidupku dan kebahagiaanku demi perusahaan ini, Clara," ucap Tuan Adam dengan nada dingin. "Terlalu banyak pengorbanan." Hening sejenak, sebelum Nyonya Clara kembali menyahut. Suaranya terdengar begitu lirih dan lemah. "Ya, aku mengerti. Aku sangat paham. Kamu menikahiku karena terlanjur ada Ceisya. Kamu memilih bertahan denganku, karena Ceisya. Kamu tidak menikah dengan wanita yang kamu inginkan gara-gara keluargaku. Kamu tidak bahagia karena aku. Aku tahu ... aku sadar diri. Aku sudah tidak suci saat bersamamu." "Betul!" desis Adam. "Kalau kamu sudah mengerti, kenapa kamu tidak mencoba membantuku. Merangkaklah di depan mereka, di depan kakak-kakakmu. Mohon bantu perusahaan ini. Menjilatlah seperti aku berusaha menyenangkan mereka selama bertahun-tahun. Ini saatnya mereka untuk ikut campur tangan urusanku. Bukan seperti dulu, malah mengatur privasiku. Paham, Clara? Jadilah istri yang berguna." ⠀ Suara langkah kaki itu semakin mendekati pintu. Lalu sosok Tuan Adam muncul di hadapan Ceisya begitu pintu terkuak. Pria itu sedikit terkejut melihat Ceisya mematung di depan sana. "Hey, sweetheart (sayang) ... sudah pulang ternyata." Pria itu bicara begitu lembut. Ceisya melirik ke arah kamar. Mommy seperti sedang buru-buru membenahi sesuatu di lantai. "Daddy mau ke mana?" tanya Ceisya lirih. "Uhm ... masih ada banyak pekerjaan di kantor. Jadi Daddy menginap di sana malam ini. Ceisya jangan lupa makan." Tuan Adam mengecup dahi Ceisya, mengusap puncak kepalanya. "Dad ...," Ceisya menahan lengan Tuan Adam. Menatap pria itu dengan menghiba. "Boleh Ceisya ngomong sebentar?" Tuan Adam mengernyitkan alis, mengangguk. "Sambil makan, boleh? Temani Ceisya makan malam di lounge atas yuk, Daddy .... Ceisya agak tidak enak makan akhir-akhir ini." Tuan Adam menatap wajah putrinya yang tampak begitu penuh harap. Amarahnya yang tadi menggelegak, mereda seketika. "Baiklah," putusnya. Ia jelas tidak ingin putrinya sakit lagi. Sudah cukup pengalamannya melihat putrinya sekarat saat usianya masih 11 tahun dulu. Ceisya tersenyum senang. "Kalau gitu Daddy ganti baju dulu. Jadi bisa makan sambil lesehan di balkon lounge." Tuan Adam langsung tergelak. Ia sangat mengerti maksud tersirat dari permintaan putrinya. "Jadi ..., Ceisya tidak mau Daddy kembali ke kantor?" Gadis itu menggeleng, tersenyum imut. "Okay, kalau begitu Daddy ganti baju dulu." Tuan Adam mengalah. Kembali masuk ke kamarnya. "Kalau gitu, Ceisya tunggu Daddy dan Mommy di balkon atas, ya ...," soraknya dari depan pintu. Tuan Adam dan Nyonya Clara saling berpandangan, lalu menunduk kaku. ⠀ ◦•●◉✿❦♛❦✿◉●•◦ ⠀ Makan malam di balkon lounge sambil ditemani bulan dan bintang, sangat menyenangkan. Tempat itu diterangi cahaya redup yang menenangkan. Ceisya bahkan mengatur lilin-lilin aroma terapi berbau harum bunga tanjung di sekitar mereka. Menenangkan. Ia berusaha membuat pembicaraan yang bisa membuat kedua orang tuanya tertawa lagi. ⠀ "Jadi aku berencana memasarkan lilin-lilin ini di stand bohemian temanku. Daddy sama Mommy ingat Aqila, 'kan? Nah, dia punya stand di Puri Nirwana. Kemarin Lica juga mempromosikan lilin ini di instalkgramnya. Aku juga dapat teman baru waktu study tour kemarin. Namanya Tera. Orangnya asyik. Dan dia sekarang jadi fotografer kami, karena dia pintar memotret dan mengedit gambar. Kami bertiga juga jadi model untuk Studio Photo-nya." Nyonya Clara tersenyum lembut melihat pancaran semangat di mata putrinya. Ia melirik tatapan kasih di mata suaminya pada Ceisya. Seandainya saja pria itu mau memberi sepercik saja kasih untuknya. Nyonya Clara menghela napas. Berusaha tersenyum kembali. "Jadi apa nama brand (merek) lilin ini?" "Ceisya Fragrances." "Wewangian Ceisya, begitu?" Tuan Adam mencoba mengendus aroma lilin terapi di sekitar mereka. "Apa ini bunga tanjung?" "Yeah! Kenapa Daddy bisa tahu?" "Daddy sangat suka wangi ini," cetus Tuan Adam sedikit bergetar. "Aku juga suka!" Ceisya memeluk Daddynya. Tuan Adam balas mengecup puncak kepala putrinya dengan sayang. Ceisya kembali menegakkan tubuhnya. "Mommy, Daddy ..., Ceisya sudah tahu perusahaan Daddy dalam kesulitan saat ini." Senyum di bibir Tuan Adam memudar. "Tapi kita pasti bisa melewati semuanya lagi. Boleh Ceisya batalkan saja acara jalan-jalan ulang tahun Ceisya nanti?" "Kenapa harus dibatalkan ...? Itu hari spesial," tukas Tuan Adam. "Memang spesial, Dad. Tapi bukan jalan-jalan yang membuat hari itu spesial. Tapi kita yang berkumpul seperti ini adalah yang paling spesial buat Ceisya. Ada Daddy, Mommy, Zicho. Itu yang paling berharga buat Ceisya," ucap Ceisya. Butiran embun di mata biru itu meleleh. Nyonya Clara kontan memeluk putrinya. Mereka berangkulan bertiga. "Kami pasti mendukung Daddy. Maafkan aku," Nyonya Clara terisak. "Maafkan atas semuanya." Tuan Adam mengusap-usap punggung istri dan putrinya. "Maafkan aku juga. Terima kasih sudah banyak bersabar denganku." "Aku juga akan menemui kakak-kakakku. Mereka pasti bersedia membantu." "Tidak perlu. Aku tidak mau kamu membungkuk pada mereka. Aku pasti akan menemukan titik terangnya. Daddy akan berjuang untuk kalian semua. Perusahaan kita tidak akan hancur, Daddy janji." "In Syaa Allah." "Yeah ... In Syaa Allah." Ceisya tersenyum di antara pelukan kedua orang tuanya. Semoga mereka berdua tidak akan pernah bertengkar lagi. Ini malam paling indah di hidup Ceisya. Semoga esok lebih indah lagi. ⠀ ◦•●◉✿❦♛❦✿◉●•◦ ⠀ Ceisya keluar dari pagar mansion. Pagi yang cerah di hari libur, setelah malam yang menyenangkan bersama kedua orang tuanya. Mereka bahkan sempat bermain congklak dan monopoli, ular tangga, serta ludo. Mainan yang sering mereka mainkan saat Ceisya masih kecil dulu. Ceisya melompat-lompat senang. Ia menghirup udara segar pagi hari. Beberapa kendaraan motor dan mobil melaju di sekitarnya. Ada juga orang yang berlari lebih cepat dari Ceisya. Juga ada yang menggoes sepeda. Tujuannya jelas. Taman bermain, dimana banyak yang joging, senam kebugaran atau sekedar berjalan santai menikmati pemandangan. Mungkin juga mencari cemilan unik yang selalu meramaikan taman. Ceisya sudah janjian dengan Qila. Ada bazar yang diadakan di taman itu. Jadi Qila membuat stand barang home decor-nya ke sana. Dia juga meminta Ceisya membawa beberapa batang lilin aroma terapi. Jadi di sinilah Ceisya. Berjoging sambil membawa sampel lilinnya di tas ransel besar. So happy. Ceisya melirik ke belakang. Merasa ada yang aneh. Kenapa mobil hitam di belakangnya tidak melewatinya? Ceisya berlari lebih cepat. Merasa begitu cemas. Alarm waspadanya mulai berdering. Mobil itu ikut melaju kencang. Tapi ternyata melewatinya begitu saja. Ceisya menghembuskan napas lega. Bertumpu pada lututnya. Kurang ajar! Ternyata Ceisya hanya phobia berlebihan. Ceisya tergelak menertawakan ketakutannya yang tak beralasan. ⠀ TAP! ⠀ "AKKHHHH .... HUMMPPP ...!!!" . . . ◦•●◉✿❦♛❦✿◉●•◦ ⠀ STICKY NOTES ============= ❦ Gigolo (bahasa Prancis: gigolette) adalah bayaran yang dipelihara atau disewa oleh seorang wanita sebagai kekasih.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN