14 ➳ Perubahan Rencana — Plan Change ❦

1734 Kata
◦•●◉✿❦ 2018 ❦✿◉●•◦ ⠀ ❝ Menunggunya bukanlah waktu yang sebentar. Butuh banyak kesabaran ekstra dan rencana hati-hati dalam setiap langkah dan strategi. Bukan perkara mudah memang. Tapi seorang silent predator tidak boleh bergerak serampangan. Tidak boleh gagal. Dan aku punya alasan kuat kenapa melakukan ini. ❞ ⠀ ➳ [ Zekrion A. Laith ] ❦ ⠀ ⠀ ♖ [ Taman Hiburan — Parking Area (Tempat Parkir) ] ♖ ⠀ "CEISYA ... KAMU DI MANA?!" "CEISYA, INI NGGAK LUCU. JANGAN BERCANDA ...!" "CEISYA ...!!!" ⠀ Tera berlarian ke sana ke mari. Ia sampai mengintip ke dalam bus bahkan kendaraan lain. Siapa tahu Ceisya ngumpet di sana dan mengerjai dia. Tapi Tera semakin ketakutan karena terbayang ancaman Dark Knight. Bagaimana kalau Ceisya sampai di culik?! Tera bisa disalahkan karena dia orang terakhir yang bersama Ceisya. Sial! Ceisya, please, jangan sampai terjadi apa-apa sama loe ..., bisik hati Tera. Ia mencari ke toilet taman hiburan dan sama sekali tidak menemukan Ceisya di sana. Jantung Teta semakin menabuh cepat. Ia sudah hendak berbalik ke tempat Aqila dan Lica, kalau saja tidak melihat bayangan Ceisya di kantor Pusat Informasi. Segera Tera menuju ke sana. Sosok yang mirip dengan Ceisya itu tengah menggandeng gadis kecil di tangannya dan bicara dengan petugas informasi. ⠀ "Iya Pak, dia bilang Bundanya hilang ...," ucap Ceisya. Gadis kecil disisinya masih terisak. Ceisya menepuk-nepuk pundak bocah itu, mencoba mengucapkan kata-kata menenangkan. Sementara itu sang Bapak segera membuat panggilan anak hilang pada pengunjung Taman Hiburan. ⠀ "CEISYA ...!!!" Gadis itu membalikkan badannya. Thanks God, benar ternyata Ceisya! Tera langsung terpuruk di lantai. "Hei, loe kenapa tiba-tiba lemes gitu?" Ceisya terkekeh heran melihat kondisi Tera yang mengenaskan. Wig yang dikenakan Tera jadi acak-acakan, keringat membanjir di dahinya, belum lagi ekspresi pengen pingsan di wajahnya. "Kenapa? Loe masih nanya kenapa?" Tera bangkit dan mengguncang-guncang tubuh Ceisya. "Gue hampir sport jantung karena kehilangan loe, lari sana sini memeriksa parkiran, toilet, parkiran sampai ke pusat informasi buat nyari loe. Ketakutan loe bakal diculik sama Dark Knight. Sekarang loe masih tanya 'kenapa'? Damed! Ceis, loe bahkan nggak ngasih tahu gue kalau loe ada di sini!" ⠀ "Hey, Dek. Jangan kasar-kasar sama perempuan!" tegur bapak petugas informasi pada Tera. "Sama pacar sendiri kok main kasar. Putusin aja, Dek," tukas Bapak itu beralih ke Ceisya. Waduh! Pingsan juga, nih. Tera mengusap wajahnya kasar. Ceisya hanya bisa mendengus, menyembunyikan tawanya. Ia membungkuk ke arah Ceisya yang terduduk kembali di lantai pusat informasi. "Loe nggak cek WhatsUp loe, ya? Gue text loe di sana. Gue kira loe nyampe sini karena udah baca chat gue," ujar Ceisya lembut. Tera merogoh saku tas waist bag nya. Memeriksa ponselnya. Ternyata benar, Ceisya mengabari kalau dia sedang di pusat informasi. Tera menghembuskan napasnya. "Harusnya loe nunggu gue dulu, biar kita bisa ke sini bareng-bareng. Loe nggak mikir apa, gue bakalan panik nyari loe, hum? Gue takut banget terjadi apa-apa sama loe, Ceis ...." Tera kontan menarik Ceisya ke pelukannya. Ceisya hanya mengusap-usap pundak Tera, merasa bersalah. "Maafin gue, ya. Harusnya gue telepon aja tadi." Tera mengangguk lega. Menaruh kepalanya di bahu Ceisya. Memejamkan mata. ⠀ "Hey, sudah hoi! Kalian nggak malu pelukan di depan anak kecil? Di tempat umum pula. Kalian pikir romantis pacaran, pelukan di keramaian. Nggak ada etikanya anak muda jaman now." Tera mendelik menatap Bapak Petugas Informasi. "Saya bukan pacarnya, Pak. Dia sahabat saya." Si Bapak mencibir. "Hmm ... masih PDKT sudah minta dipeluk. Modus banget, Tong!" "Kita cuma temenan, Pak ...." "Mupeng (Muka pengen) gitu bilangnya temenan ...? Kita sama-sama laki-laki. Saya tahu trik macam ini." "Ya elah, Pak. Saya nggak omes (otak m*sum) kayak, Bapak!" "Heh ... malah ngatain saya ...!" "Pak, pak ... kita cuma temenan, kok. Dia ketakutan karena saya tiba-tiba hilang," lerai Ceisya karena kedua orang tadi mulai menampakkan gelagat bakalan baku hantam. Si Bapak mendengus. "Hati-hati sama laki-laki begini, Dek. Temperamen. Jangan mau di deketikan dia, ya. Kamu cantik. Cari cowok yang lain aja, oke." Tera seakan mengeluarkan kepulan asap di hidung, mulut, kuping dan kepalanya. Mukanya sudah sangat memerah saking emosinya. "BERHENTI gue jadi cowok, Ceis! Dicurigain mulu! Gara-gara Lica, nih!" Tera menghentak-hentakkan kakinya saking kesalnya. Cewek tomboy itu masih terlalu lemas untuk berdiri. "Kebiri aja kalau udah nggak mau jadi cowok." Gila, si Bapak kompor banget. Ceisya sudah tidak tahan lagi. Tawanya terlepas seketika. Tara meraung dongkol. Marah membuatnya kuat untuk berdiri kembali. "Saya nggak punya tongkol ya, Pak! Saya cewek!" Tera membanting wig nya di meja pusat informasi. Melepaskan gulungan rambutnya yang panjang. Si Bapak dan beberapa orang yang melihat kejadian itu ternganga. "Lesbi ternyata." "Ya, Tuhaaaaaaaannnn ...," Tera meraung, menangis menghentak-hentakkan kakinya. "Saya bukan lesbi, Bapak ....!!! Kampret bener, dah!" Para menonton malah tertawa menyaksikan kelabilan Tera, termasuk Ceisya. Si Bapak ikut tergelak. "Ya, udah nggak usah nangis. Salah sendiri, kenapa tampilannya tadi begitu. Kalau rambut panjang gini 'kan cantik jadinya ...." "Nggak usah ngerayu!" "Jadi mantu saya mau, nggak?" "Ogah punya mertua kayak Bapak!" Si Bapak tertawa terbahak-bahak karena melihat wajah Tera yang memerah, melotot penuh kesumat ke arahnya. Tetapi tawanya segera reda, kembali serius begitu orang tua si anak hilang muncul ke pusat informasi. ⠀ Tidak berapa lama, Qila dan Lica menyusul ke Pusat Informasi. Ceisya memang telah mengabari kedua sahabatnya itu bersamaan dengan chatnya pada Tera. Lica mengkerutkan alisnya ketika melihat rambut Tera sudah kembali panjang. ⠀ "Lah, kok wignya dicopot, bebz?" Tera menyipitkan mata. Masih luar biasa bete. "GARA-GARA LOE, GUE DIBULI DIA ...!!!" tunjuknya pada Bapak Informasi yang tersenyum mengedipkan mata tanpa rasa bersalah ke arah mereka. ⠀ ◦•●◉✿❦♛❦✿◉●•◦ ⠀ ♖ [ ZALcorp Building ] ♖ ⠀ "Mission canceled, Sir (Misi dibatalkan, Pak). Informasi lengkap sudah saya kirim lewat pesan khusus." "Bagus." ⠀ Andrean memutus panggilan. Memeriksa informasi terbaru yang diberikan orang suruhannya. Matanya menatap tenang ke arah Rion. Memperlihatkan gambar di ponselnya pada pria dingin itu. Rion memutar video yang dikirimkan orang suruhan Andrean tadi. Lalu mendengus sinis. Rupanya begitu. Terrent Russell ternyata cuma akal-akalan para bocah itu untuk memancing akun Dark Knight untuk memfollownya. Rion terkekeh saat menatap sosok yang ia kira lelaki itu membanting wignya ke meja petugas Pusat Informasi. Baiklah, ternyata dia perempuan. Tapi tunggu, senyum Rion tiba-tiba memudar. "Ceisya bukan lesbian atau bisex, 'kan? Kamu menyelidikinya sejak kecil, dia tidak punya orientasi yang ...." "Tentu tidak, Pak," potong Andrean. "Dia stright. Lurus se lurusnya." Rion menghembuskan napas lega. "Terrent Russell atau lebih tepatnya Dheatera Abigail Russell, adalah putri dari seorang konglomerat bidang retail alat kesehatan. Partner kerja Daniyal Ricci dan Raoul Reinhardt. Kakaknya lah yang bernama Terrent Lennard Russell. Teman dekat Lioneil Ricci yang menjadi Polisi Militer, adik dari Nates Ricci. Kira-kira apa yang akan terjadi kalau kasus hilangnya Ceisya Reyes melibatkan Dheatera Russell? Bisa Anda perkirakan siapa saja yang berkemungkinan terlibat?" Rion menghempaskan napas berat. Memijat sekat antara kedua alisnya. Ia sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Polisi akan meminta keterangan pada Dheatera, lalu gadis itu bisa saja minta tolong pada kakaknya. Karena ini melibatkan adiknya, bisa saja Terrent meminta Lioneil untuk melakukan penyelidikan. Kalau Lioneil Ricci terlibat, akan sangat menyusahkan buat langkah Rion selanjutnya. Meskipun, Rion punya hubungan baik dengan Nates Ricci maupun Daimon Davies. Mereka tidak akan bisa membelanya. "Saya rasa Anda sudah paham," simpul Andrean melihat garis wajah Rion yang mengeras. "Lagipula, Adam Reyes mulai curiga bahwa Anda lah pemilik sah Laith Company. Kompetitor perusahaannya. Kalau Putrinya menghilang persis setelah study tour ke ZALcorp, maka Anda lah orang pertama yang masuk daftar hitamnya." Rion menatap langit-langit penthouse. "Satu lagi, Anda sudah sangat gegabah meninggalkan jejak Dark Knight. Kalau teman-teman Ceisya curiga, lalu melaporkan hal ini pada Adam Reyes, pria itu pasti akan menyuruh orang menyelidikinya, meski itu hal kecil." Rion menggeram meninju meja dongkol. Untungnya Andrean sudah terbiasa melihat ini, jadi dia sudah tidak kaget bahkan berkedip sedikitpun menyaksikan emosi Rion. Wajah Andrean tetap datar, tak terbaca. "Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang?" ketus Rion jengkel. "Izinkan saya mengatur semuanya. Tahap awal, hapus akun Dark Knight. Selanjutnya kita bisa melibas tender yang sedang diincar Reyes saat ini. Dengan begitu dia akan mengalami kerugian besar. Dia akan fokus dengan itu untuk sementara. Beberapa perusahaannya telah mengalami defisit❦. Anda juga bisa mengakuisisi perusaan Reyes kalau Anda mau." "Cih! Aku tidak sudi!" umpat Rion. Andrean hanya tertawa. "Baiklah, saya lanjutkan. Sebelum Reyes bangkit kembali, saya sudah memperkirakan beberapa investor yang akan dikontak Reyes. Jadi, kita hanya perlu mematahkan geraknya, sehingga dia tidak akan mendapat suntikan dana dari manapun lagi. Sebarkan issue bahwa Reyes Contractors segera bangkrut. Maka sahamnya akan merosot jatuh. Dia akan hancur, sakit dan mati." "Gimana bisa kamu seyakin itu, dia akan mati?" "Saya sudah mendapat informasi tentang kesehatan jantungnya yang menurun serta adanya hipertensi." Rion tergelak. "Seperti ini saja dia sudah hancur, Pak. Uhm ... tidak perlu melibatkan putrinya." Rion memiringkan kepalanya. Menyipitkan mata elangnya ke arah Andrean. "Apa yang terjadi padamu? Kamu sebegitu inginnya menyelamatkan gadis itu. Kenapa?" "Karena Ibunya dan gadis itu tidak bersalah, Pak," jawab Andrean setenang mungkin. "Tidak ada alasan lain?" "Tidak, Pak." "Kalau begitu permintaanmu saya tolak." Mereka terdiam, saling berpandangan selama beberala saat. "Kamu tidak akan mengkhianati aku 'kan Andrean?" "Tidak akan pernah, Pak. Anda penyelamat hidup saya. Saya sudah tiada jika tidak ada Anda. Kalau ada yang paling setia terhadap Anda, itu adalah saya. Saya akan mengabdikan hidup saya pada Anda." Rion tersenyum. "Jangan lakukan itu, brother. Saya bukan Tuhan. Kamu satu-satunya orang yang paling saya percaya." Ia menjeda kalimatnya. "Tapi soal Ceisya, saya sudah terlalu lama merencanakan semuanya. Dari dia kecil. Itu bukan waktu yang sebentar. Pembalasan terhadap Adam Reyes tidak cukup hanya dengan kebangkrutan saja. Dia harus merasakan putus asa yang saya alami atas apa yang terjadi pada Kanaya. Maka, saya akan melakukan hal yang sama pada putrinya," ucap Rion menyeringai jahat. Andrean menelan ludah. Ia sudah tidak punya alasan lagi menyelamatkan Ceisya Reyes. Ia hanya berharap Tuhan turun tangan dalam hal ini. Menyelamatkan Rion dan Ceisya dalam takdir yang terbaik. "Ada komplen?" Rion menopang dagu, menatap Andrean intens. "Tidak, Pak." "Kalau begitu, segera bergerak, kembali ke rencana sebelumnya. Aku memberimu waktu dua minggu," tekan Rion. "Baik, Pak." . . . ◦•●◉✿❦♛❦✿◉●•◦ ⠀ STICKY NOTES : =============== ❦ Defisit adalah sebuah kondisi keuangan yang ditandai dengan pengeluaran lebih besar dibandingkan dengan pemasukan. Tidak hanya dialami oleh individu, tapi juga bisa dialami perusahaan atau bahkan keuangan negara.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN