ANAK PINTAR GAK JAGO OLAHRAGA

1230 Kata
Pov. Layla "Terus ade di anter pulang siapa ?" tanya papa Kebetulan malam ini keluarga gue lengkap, kami makan malam di meja dengan hidangan the best-nya mamaku, yang berkolaborasi dengan Cutiem, apalagi kalo bukan Iga Bakar dan Tom Yam. Kami biasa bertukar cerita di meja makan. "Sama teman pa" Mama berdaham, aku mengerling kesel menangkap kejailan di wajah mamaku. "Beneran ma, sama teman !" aku meyakinkan mama "Kata Cutiem cowoknya naik moge pa" adu mama pada suaminya tercinta "Gak apa-apa kalo di anterin cowok, sekalian suru anter jemput. Papa kan jadinya irit. Pak Umar suruh ngater papa aja besok-besok" Papa dan mama terkekeh berhasil mengolok-olok anak bungsu mereka yang teraniaya ini. "Pa Ma , aku masih SMA. Anak SMA belum boleh pacaran" "Kalo mama sih ga apa-apa. Asal gak aneh aneh aja" "Gimana sih ma, mana ada orang pacaran gak aneh aneh ?" si kakak nyaut aja "Pasti aneh-aneh lah" Mama melotot, penuh peringatan "Maksudku, maksimal gandengan tangan kan" Kinan nyengir, meski mulutnya penuh dengan makanan. Papa memberikan tatapan mengancam pada Abangku "Kamu ya ! Jangan aneh-aneh. Papa tahu orang tua pacaramu" "Ih dari mana papa tahu ?" mama syock, sekarang jadinya kakakku lah yang disidang. Harusnya dia diam aja tadi. Ngapain nimbrung sih Kenan. "Pak Sudirman, mama tahu kan ? Aku gak sengaja ketemu waktu ke Batam kemarin. Di pesawat ketemunya. Dia cerita tentang anaknya" Dia melihat Kenan "Tapi papa bangga kamu ketemu orang tuanya, dan izin baik-baik" papa memberikan Kenan jempol "Top pokoknya anak-anak papa harus ingat. Etitude yang utama" Kamipun lanjut makan. Kenan sekarang kelas tiga SMA. Dia sedang mempersiapkan kuliahnya. Dengar-dengar dia pengen ke Australia. Gue gak ngerti dimana letak kampus yang diinginkannya. Katanya dia akan melanjutkan bisnis papa. Dia mengambil perkuliahan di bidang engineering management. Bayangkan anak SMA bisa bisanya menilai bisnis orang tuanya. Dia memang sok tahu ! *** Setiap malam aku selalu berkutat duduk di meja belajar dan gak pernah pindah kemana mana lagi. Di sana aja udah, aku bisa menghabiskan berjam jam di meja belajarku. Untuk browsing, untuk buka friendster yang gak nambah notifikasinya. Teman-teman SMPku sudah pada move on dan punya teman baru jadi chatku gak di respon. Sebel ! Ya udah belajar aja. Besok mulai ke anggotaan baru olimpiade. Pasti soal-soal akan menumpuk di mejaku. Malam ini aku putuskan untuk mengerjakan soal soal Fisika, karena besok ada mata pelajaran Fisika. Prinsipku aku harus belajar lebih dulu dari teman-temanku di kelas, paling gak untuk mempermudah aku ketika guru menjelaskan di kelas. Jadi aku lagi belajar jangka sorong, dan bagaimana cara menggunakan benda itu untuk mengukur. Aku kesulitan, karena gak bisa praktik langsung menggunakan Jangka Sorong. Aku tebak-tebak lewat gambar sesuai arahan buku, jawabanku salah terus. Jadi frustasi. Kelas sebelas nanti aku harus mutusin masuk IPA atau IPS. Jadi lebih baik masuk mana ya ? aku mau jadi pengacara tapi nilai-nilaiku pasti mengarah ke IPA. Mama sih mau aku masuk IPA. Agar lebih banyak pilihan prodinya. Jadi aku lagi buka-buka tangga lagu di internet dan nemu lagu coldplay yang fixs you berada di chart pertama. Aku coba buat download. Dan yah, lagunya sedih, sukeses membuatku menitikkan air mata mendengar liriknya. Begitu banyak hal yang membuatku membenci Rama tapi ada satu hal yang membuat ku menyukainya. Ya apa lagi kalau bukan selera musiknya yang bagus. *** "Lel" "?" mukaku berkerut tidak suka dengan caranya memanggilku "Pinjem MP3 dong. Gue gak bawa" Aku menghela nafas tapi karena lagi pengen fokus mengerjakan PR bahasa inggris yang baru dikasi tadi sama Miss Nana aku memberikannya saja, gak mau berdebat. "Itukan buat PR, lo kok ngerjain di sekolah ?" "Biar di rumah gue bisa tidur tiduran" jawabku asal. Tidur-tiduran bukanlah gayaku, paling belajar dan les lagi, mentok internetan nungguin chat dari teman-teman SMPku. "Tu gigi lo" Aku makin bingung, apaan lagi dia ngomongin gigi gue, jari-jarinya nunjuk ke arah gigi gue. "Tali kabelnya ganti lagi ya ?" "Kabel ?" gak ngerti "Iya kemarin warna pink sekarang warnanya biru" ih dia tu lagi ngomongin karet behel gue. Aku seketika menutup bibirku. Merasa insecure, takut ada yang nyangkut dan buat orang jijik sama aku. Dia terkekeh "Kasian banget lo ngunyah gak bisa bebas, bisa makan daging sapi alot gak lu Lel ?" lalu dia menepuk jidat "Lupa lo kan kaya, gak akan tahu gimana rasanya daging alot" Dikira gue gak pernah beli nasi bungkus di kantin apa ? sebel ! "Ma, Lo bisa anter gue ke UKS ?" tiba-tiba aja Tiara nyamperin kami. Rama bahagia setengah mati. Wajahnya langsung sumringah alay ketika di sapa sang gebetan maut, Tiara yang kecantikanya menembus langit dan bumi ini. "Tentu taun putriku yang manis. Yok. Apasih yang gak buat lo" dia mengembangkan tangannya meminta Tira berjalan lebih dulu "Jalannya bisa sambil gue rangkul gak, takutnya lo jatuh" Tiara menunjukkan bogemnya kesal karena Rama yang ngelunjak "Maksudnya jatuh cinta sama gue. Jelek jelek gini gue lumayan perhatian loh ?" Aku menghela melihat mereka keluar menyebrangi lapangan untuk ke UKS. UKS adalah jalan pintas buat melarikan diri dari jam pelajaran Olahraga. Buat anak perempuan biasanya akan beralasan datang bulan dan Pak Irawan akan memberikan nilai rata-rata pada mereka. "Layla layla gak ngantin dulu ?" Salman sudah ganti baju aja. Udah siap olah raga dia Aku menggeleng "Takut muntah kalo makan dulu baru olahraga" "Bukannya kita makan biar olahraga ada tenaga ya. Iyakan Net ?" tanya-nya pada Neti Neti sedang mengaduk aduk tasnya mengeluarkan pakaian olahraganya "Tergantung " Dia mengecek keadaan rambutnya dengan bercermin, meletakkan cermin di atas tumpukan pakaian olahraga dan lanjut pakai lipgloss pink "Usus lo punya nya berapa jari. Kalo dua belas jari biasanya lo bakal muntah tapi kalo usus lo punya seribu seratus jari mungkin lo butuh makan" Oh. Maksudnya usus dua belas jari. Sempet mikir gue, ngelek juga kepala olimpiade gue. Aduh jangan-jangan gue harus mulai belajar soal-soal olimpiade biologi nich. Hari itu olahrganya voli. Aku paling benci pelajaran olahraga. Ya karena aku gak atletis. Aku gak bisa lari, kalau lari aku udah paling telat sendiri. Di belakang sendirian, overlap sama temen-temen yang lain. Setiap kali olahraga kami dibiasakan pemanasan, dan pemanasannya biasanya dengan berlari mengelilingi lapangan. Baru pemanasan tiga puteran aja gue udah ngap. Pengen nangis. Muka udah kaya kepiting rebus, merahnya Aku duduk di bawah pohon mangga mengatur nafas, menengadah ke atas pohon mangga melihat cahaya yang masuk dari celah celah dedauanan. Sementara pak Irawan sudah memanggil anak anak dari absen satu sampe lima untuk mulai ambil nilai buat passing poli. Gue gak ngerti kenapa anak anak yang lain masih semangat aja, sumpah gue pengen rebahan sih, Layla Asmara Gia, Laksana Ramajati. Namaku dan Rama di panggil dengan satu helaan nafas pak Irawan. "Ah dia lagi pasanganku" "Siapa suruh nama lo L duluan. Gak pernah liat absen ya lo ?" jawabku sewot "Pak saya minta ganti pasangan pak. Lela cupu pak gak bisa olahraga" "Bisa kok Layla pasti bisa" Pak Irawan menyemangati, dia membunyikan peluit agar kami siap siap. Aku mengerling marah pada Rama. Satu lemparan Rama tidak bisa terpukul kena kepala, satu lemparan ke samping bahuku pokoknya gak bisa kena deh. Waktu bola berpindah aku yang lepar dan Rama memukul bola keras keras sampai kena kepalaku. AKu terpental dan terjatuh. Jadi bahan ledekan teman-teman. "Ah tu kan cupu" Eh darah keluar dari hidung. Wah aku menyumpahi tubuh lemahku, dan melotot marah pada Rama. Si banjigur itu malah mengangkat bahu, belagak bukan salahnya. "Pak aku harus ke UKS" Rama terkekeh tanpa rasa bersalah, biar aja. Biar dibalas Tuhan. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN