Bab 2. Hanya Istri Bayangan

1167 Kata
Happy Reading. "Aduh, Maaf, ya?" ucap Claudia sambil menundukkan tubuhnya dan mengambil ponsel milik pria itu yang jatuh di lantai. Claudia menyerahkan ponsel dengan canggung karena kecerobohan dirinya. "Sekali lagi, saya minta maaf. Tapi sepertinya ponselnya nggak apa-apa, misal rusak bisa saya ganti," lanjut Claudia. "Nggak apa-apa kok, masih berfungsi," jawab pria tersebut memperhatikan Claudia. "Oh, syukurlah. Kalau begitu, saya permisi." Claudia hendak langsung pergi meninggalkan pria yang baru saja dia tabrak itu sebelum sebuah tangan menahan pergelangan tangannya, membuat perempuan itu mau tidak mau kembali berhenti dan menoleh menatap wajah pria yang ada di depannya. "Tunggu, kamu Claudia, kan?" Perempuan itu mengernyitkan kedua alisnya saat mendengar ucapan laki-laki di depannya, ingatannya semakin intens mencoba mengingat siapa sosok yang sedang berdiri di depannya itu. Sesosok wajah yang terlihat sangat familiar di dalam ingatannya, hanya saja dia tidak bisa langsung mengingatnya. "Iya, kamu siapa?" "Hahahaha, ternyata benar kalau kamu adalah Claudia. Hey, kamu tidak benar-benar lupa denganku, kan?" tanya pria yang berada di depan Claudia saat ini, menatap wajah Claudia dengan begitu serius. "Hehe, maaf! Tapi aku benar-benar tidak ingat siapa kamu, wajahmu memang terlihat familiar, tapi aku sungguh tidak bisa ingat siapa namamu. Jadi, bisakah kamu memperkenalkan namamu kepadaku?" Terdengar decakan sedikit kasar dari mulut pria itu saat mendengar perkataan Claudia, biar bagaimanapun juga dirinya adalah sosok mahasiswa yang cukup terkenal di kampus waktu ity dan menjadi banyak incaran para wanita. Lalu bagaimana bisa sekarang ada seorang perempuan yang secara terang-terangan mengatakan tidak ingat dengan dirinya? Ah, itu sungguh membuat pria itu merasa kesal. "Baiklah, kalau begitu aku akan memperkenalkan diriku lagi di depanmu! Dengar baik-baik, Claudia. Namaku adalah Adnan, pria paling tampan di kampus," ucap Adnan dengan penuh percaya diri di depan Claudia, tidak lupa juga dengan kedua sudut bibirnya yang tersenyum lebar dan memamerkan deretan gigi-giginya yang berwarna putih tertata rapi. "Adnan?" "Hu-um, aku adalah Adnan Anggara! Apa sekarang kamu sudah mengingatku," tanya pria itu lagi. Saat itu pula terlihat raut wajah Claudia langsung berubah usai mengetahui pria di depannya itu adalah Adnan Anggara, mahasiswa senior yang menjadi idola pada masanya. "Wah, aku tidak menyangka bisa bertemu dengan kakak senior di restoran ini!" "Hahaha, kau bisa saja! Eh, ngomong-ngomong sepertinya tadi terburu-buru mau pergi, ya?" Claudia tersenyum canggung setelah mendengar pertanyaan yang diucapkan oleh Adnan, pertanyaan yang mengingatkan dia dengan luka yang sempat dia rasakan sebelum memutuskan untuk pergi dari restoran itu. Luka yang disebabkan oleh suaminya sendiri, luka, sakit, dan kecewa melihat Reza berduaan bersama Bianca dan memamerkan hubungan mereka di depan publik, padahal saat itu Claudia ada di sana dan menyaksikan semuanya. Akan tetapi kehadiran perempuan itu sama sekali tidak terlihat oleh mata laki-laki yang bergelar suami itu, Claudia hanyalah menjadi bayang-bayang semu yang tak pernah dianggap kehadirannya. Ah, atau sebenarnya dia hanya menjadi seorang peran pengganti yang kehadirannya hanya akan dipakai apabila pemeran utamanya sedang tidak ada di tempat? Menyedihkan sekali! "Ah, iya! Aku hanya ingin mencari tempat makan baru, jadi aku ingin pergi tapi tidak disangka malah tidak sengaja menabrak mu di sini." Claudia mencari alasan yang sekiranya dapat diterima oleh logika di depan Adnan, tidak mungkin juga Claudia akan mengatakan bahwa dirinya memang ingin pergi karena tidak ingin terus menerus menyaksikan kemesraan yang ditunjukkan oleh Reza dan Bianca di depan matanya. "Eumh, kamu mau menemaniku makan? Tenang saja, biar aku traktir kamu, aku dengar dulu kamu sangat menyukai udang asam manis dan juga coklat panas ... kali ini biar aku yang traktir, bukankah di sini juga ada dua menu itu?" Claudia tersenyum canggung saat mendengar perkataan yang diucapkan oleh Adnan, sedikit merasa tidak menyangka ternyata kakak senior yang terkesan cuek dan tidak peduli dengan sekitar justru mengetahui apa makanan favoritnya sejak dulu. Padahal saat itu mereka tercacat sangat jarang berkomunikasi, bahkan saat bertemu saja mereka sangat jarang bertegur sapa. Tetapi ternyata malah Adnan yang mengetahui makanan kesukaannya, sementara Reza? "Akh, pria itu apa bisa diandalkan? Bahkan mungkin tanggal pernikahan kita saja dia sudah melupakannya," gumam Claudia dalam hatinya. Sedangkan Reza sejak tadi curi-curi pandang ke arah sang istri, dia bahkan sempat mengabaikan Bianca yang mengajaknya ngobrol. "Yank, kamu dengerin aku, nggak?" seru Bianca membuat Reza langsung menatap sang kekasih. "Iya, sayang. Aku dengar kok, kamu minta dibelikan kalung berlian rancangan Faye D'amon kan?" Bianca mengangguk senang. "Iya, ku kira kamu nggak dengerin. Habisnya kamu liatin depan mulu." Bibir Bianca mengerucut. Jika biasanya Reza akan sangat gemas melihat tingkah sang kekasih, tetapi saat ini perhatian Reza terbagi pada sang istri yang tengah berbincang dengan pria asing. "Kak, aku nggak berselera makan udang asam manis." "Kenapa? Apa sekarang kesukaanmu sudah berubah, apa aku kurang update tentang dirimu, Clau?" Adnan adalah pria yang sangat peka dengan keadaan di sekitarnya, bahkan dia bisa segera mengetahui perubahan kecil dalam senyum di wajah perempuan di depannya sehingga dia langsung menanyakan hal itu kepada Claudia. "Ah, tidak! Aku masih menyukainya, hanya saja sekarang aku rasanya sedang tidak ingin memakan itu." "Baiklah, tidak apa-apa. Kalau begitu biar aku mentraktirmu segelas coklat hangat, ayo masuk!" Tanpa menunggu persetujuan Claudia, Adnan langsung saja menarik pergelangan tangan perempuan itu dan membawanya masuk kembali ke dalam restoran. Tidak hanya itu, tetapi Adnan juga mendudukkan Claudia di atas kursi dengan menarik kursi yang akan diduduki oleh Claudia terlebih dulu sebelumnya. Sungguh, perlakuan yang sangat romantis yang bahkan Reza saja tidak pernah melakukan hal itu kepada Claudia. "Kak Adnan, bukankah ini terlalu berlebihan?!" Claudia benar-benar merasa canggung mendapatkan perlakuan dari Adnan yang tidak pernah diduga sebelumnya, bukan karena Claudia memiliki perasaan kepada pria itu. Akan tetapi justru Claudia takut kalau Reza melihatnya dan akan berpikir buruk tentangnya, bagaimana dia akan menjelaskan kepada pria itu yang sebenarnya terjadi? Bagaimana kalau Reza justru menganggapnya sebagai w************n yang rela membiarkan pria lain berbuat sesuatu terhadapnya? Akh, padahal di sana yang sedang menjalin hubungan dengan orang lain dan melakukannya terang-terangan adalah Reza dan Bianca, tetapi yang merasa takut justru Claudia sebab perempuan itu tahu persis batasannya sebagai seorang wanita yang telah bersuami. "Maaf, Clau! Lain kali aku tidak akan melakukannya lagi, kalau begitu sebentar, biar aku pesankan dulu coklat panas milikmu kepada pelayan!" Sedikit senyum terlihat di bibir Adnan sebelum pria itu duduk di kursinya sendiri dan kemudian mengangkat tangannya, memanggil pelayan yang sedang berjalan di sisi lainnya lalu memesan dua coklat panas seperti yang dijanjikan kepada Claudia. Satu untuk perempuan itu dan satu lagi untuk dirinya sendiri. "Jadi, sampai di mana pembahasan kita tadi?" Adnan kembali bertanya kepada Claudia setelah dia selesai memesan minuman untuk mereka berdua, tidak lupa juga dengan senyum yang tak pernah pudar dari kedua sudut bibirnya. Sementara itu, Reza masih terus memperhatikan Claudia dan pria asing itu. Melihat Claudia digenggam tangannya kenapa tiba-tiba Reza merasakan gelenyar aneh dalam hatinya, semacam perasaan ingin marah dan tidak bisa menerima Claudia dekat dengan pria lain. Apalagi melihat interaksi keduanya yang sepertinya sangat dekat, seolah ada yang ingin memintanya untuk mendekati mereka dan menegur Claudia saat itu juga. "Ah, memangnya apa peduliku!" "Yank, kamu liatin siapa, sih?" tegur Bianca. "Nggak ada, ayok cepat habiskan makananmu. Setelah ini aku antarkan pulang karena aku masih ada pekerjaan." Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN