Ibu, aku rindu.

1095 Kata

Pipi Hanum terasa panas dan berkedut setelah sebuah tamparan yang dilayangkan Inneke ke wajahnya. Hanum menangkup pipinya yang memerah bekas telapak tangan Inneke. Telinganya pun terasa berdengung untuk beberapa saat. Hanum yang kembali tersadar, menatap wanita yang baru saja datang itu dengan mata berbinar. Ada goresan rindu yang tergambar jelas di dalam matanya. Saat lidah Hanum hendak mengucapkan kata, "Ibu." Dengan suaranya yang sangat lirih, namun wanita itu mengabaikannya. Ia mengalihkan pandangan dan kembali asyik mengobrol dengan teman-temannya yang lain. "Mau sampai kapan kau mematung dan tidak membereskan kekacauan yang sudah kau buat, hah?" teriak Inneke yang terlihat sangat marah. "Pembantu baru ya, Jeng?" tanya salah seorang dari mereka. Inneke membuang napas kasar.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN