22 : Si Dia

1041 Kata

Duduk di ruang keluarga setelah mandi, Divya kembali mengecek ponsel suaminya. Seperti sudah tahu bahwa ponsel itu ia yang pegang, teman-teman Raga pun tidak pernah menghubungi secara pribadi. Kecuali grup. Divya tidak habis pikir, grup chat—khusus karyawan Bank tempat Raga bekerja—sangat berisik ketika malam hari. Satu panggilan dari nomor tak dikenal membuat alis Divya bertaut. Empat getaran berlalu, panggilan terputus. Ia tidak ingin mengangkat sebelum yang bersangkutan mengirim pesan identitas. Karena ini bukan ponselnya, Divya pun memikirkan sopan santun. Ponsel itu bergetar lagi, semakin membuat Divya penasaran, tetapi masih tidak ingin menerima panggilan. "Assalamualaikum," salam suaminya dari arah pintu utama. Divya segera berdiri dan menghampiri Raga. "Ada nomor tidak dikena

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN