Queeny kembali ke kamarnya. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama dia bisa bersenyum tenang kepada dirinya sendiri. Dia merebahkan diri di ranjang. Menikmati pundaknya yang ringan seolah tak punya satu pun beban. "Ada tugas, kalau nggak mau dapat nilai C mendingan dikerjain sekarang!" kata Marlina langsung menghancurkan mood Queeny. Dia lupa, di samping rasa bebasnya, dia tetaplah seorang pelajar yang tidak bisa lari dari tugas-tugas kampus. Marlina memasukkan laptopnya ke dalam tas. Dia melipat beberapa lembar uang cash dan memberikan beberapa kepada Queeny. "Ini buat biaya hoteknya." "Loh, ngapain?" tanya Queeny dengan raut heran. "Ya, kita kan udah dua malam di sini, masa nggak mau bayar." "Udah gue bayar, Mar." "Tau," sahut Marlina agak malu-malu. "Ini buat gantinya. Masa aku