Bab 18

815 Kata

Mereka tetap memasang wajah terkejut lantas tertawa getir. "Benarkah? Sepertinya itu tak mungkin." ucap Syifa seraya melirik diam-diam pada Hali. "Bunda, mau makan." Syifa kembali memberikan sesendok nasi untuk Rey dan mengusap bibir anak kecil itu kala melihat sebiji nasi berada di sana. Meera hanya membalas dengan senyum simpul kemudian pergi sedang Hali yang merasa canggung menyeruput teh tarik. Tak ingin selalu seperti ini Hali berdeham. "Jangan dimasukkan ke dalam hati. Meera tak sengaja kok," "Aku tahu itu." balas Syifa dengan mata melotot. "Kalau begitu makanlah!" Setelahnya tak ada lagi percakapan di antara mereka bahkan saat menyelesaikan makan siang. "Aku pergi lebih dulu ke kantor kamu antar dulu Rey jika dia minta temani lakukan saja." tangan Hali tiba-tiba disentuh oleh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN