Keinginan sang Kakek

1362 Kata
Hartawan Wardana mengajak putri dan cucunya itu menemui Sasri istrinya dan kedua orang tuanya. Ia dan Bintang memang bersepakat untuk mengadakan pertemuan keluarga, setelah sarapan pagi. Bahkan Hartawan menunda acara rapat di Wardana Grup, lalu ia juga meminta pengacara keluarganya agar membantunya segera mengajukan gugatan cerai kepada Andi Subiantoro, yang telah berani menghianati putrinya. Saat ini semua keluarga sedang berkumpul di ruang keluarga, kecuali Naomi putri bungsu Hartawan yang saat ini telah pergi ke Sekolah pagi-pagi sekali. Naomi Wardana adalah hasil pernikahan kedua dari Hartawan dengan istri keduanya yaitu Sasri. Tatapan Kakek Marta terlihat begitu dingin kepada sosok perempuan mungil yang saat ini menudukkan kepalanya. Sedangkan Nenek Kemala meminta Bintang agar ia bisa membawa Dara duduk disampingnya. "Siapa mereka?" Tanya Kakek Marta dingin dan ia terlihat bingung dengan sosok perempuan mungil ink tapi ia sepertinya sangat mengenalnya. Jantung Kakek Marta berdetak dengan kencang karena setelah ia menatap perempuan muda ini, ia bisa melihat perempuan muda ini sangat mirip dengan istrinya Kemala ketika masih muda. Hartawan menghela napasnya dan ia menatap Kakek Marta dengan dalam. "Niken Rahayu Wardana," ucap Hartawan membuat Sasri terkejut dan ia segera mendekati Ike, lalu memeluk Ike. Sebagai ibu tiri Ike ia ikut mencari keberadaan Ike selama ini, ia tidak menyangka Ike yang selama ini ia dan suaminya cari, saat ini ada dihadapannya. Ia bersyukur Ike ditemukan dan ia ingin merangkul semua keluarganya ini agar bisa hidup bersama. "Kamu Niken?" Tanya Sasri. "Ya..." ucap Ike. "Ya ampun Nak, kita sudah lama mencari kamu sayang..." ucap Sasri dan ia meneteskan air matanya. Benar apa kata Bintang, jika ibu tirinya ternyata sosok yang sangat baik terlihat dari sikapnya yang terlihat sangat senang melihatnya dan bahkan Ike terkejut melihatnya terlihat sangat kahwatir padanya, hingga ibu tirinya ini ternyata menujukkan tatapan lembut hingga terlihat sangat tulus. Tatapan tulus ini mengartikan jika ia memang benar-benar telah lama mengharapkan bertemu dengannya. Kemala menteskan air matanya, ia mencium wajah Dara, hingga Dara kelihatan takut tapi ketika mata bulatnya menatap Kemala sang Uyut, ia pun membiarkan sang Uyut lagi-lagi menciumnya. "Kamu cicit Uyut," ucapnya. Marta menatap dingin cucu perempuannya ini, ada perasaan rindu dan khawatir yang selalu ia alami selama ini. Ia sangat berharap sebelum ia dipanggil yang Maha Kuasa, ia masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan cucunya yang telah lama menghilang ini. Namun setelah bertemu terbersit rasa kecewa karena cucunya ini tak kunjung kembali, meskipun menantunya telah meninggal. Ike melepaskan pelukannya dari Sasri, ia melangkahkan kakinya mendekati Kakeknya itu dan ia bersimpuh dikaki Kakeknya sambil menangis. "Kakek boleh marah sama aku Kek, tapi jangan usir aku dari sini kek! Maafkan aku yang baru saja pulang Kek, maaf!" Ucap Ike menyesali keputusannya, yang tidak pernah pulang selama ini padahal terlihat jelas jika semua keluarganya ini, menunggu kepulangannya. "Kamu... kenapa baru sekarang kamu memilih untuk pulang, apa selama ini kamu lupa ingatan kalau kamu punya orang tua, punya keluarga?" Tanya Kakek Marta dingin. Ia merasa sangat kecewa dengan cucunya ini namun sebenarnya ia begitu sayang padanya. "Maafin aku, Kek hiks...hiks...!" Pinta Ike. Ia meneteskan air matanya karena ia merasa bersalah telah membuat keluarganya kecewa padanya. "Kakek sudah lama menunggu kamu pulang Niken, sama halnya dengan Nenek kamu. Kamu bahkan pernah bermimpi buruk tentang kamu, meninggalnya ibu kamu membuat kami sangat terpukul dan kami kesulitan menemukan kamu," ucap Kakek Marta. "Iya Kek, maafkan Niken Kek..." lirih Niken. Kakek Marta menghela napasnya dan ia melihat kearah Dara. "Apa dia anak kamu?" Tanya Kakek Marta. "Iya Kek, namanya Dara," ucap Niken. "Bener dugaan Nenek, ini cicit Nenek....Alhamdulilah Uyut masih bisa bertemu kamu sayang," ucap Kemala kepada Darag . "Kakek nggak usah marahin Niken yang lebih penting sekarang itu Niken sudah pulang!" Ucap Nenek Kemala terharu dan sebenaranya sejak tadi ia menahan dirinya untuk tidak menangis. Sasri membantu Ike untuk kembali duduk disofa karean sejak tadi ia bersimpuh dikaki Kakek Marta. Air mata Ike terus saja menetes, membuat Kakek Marta menghela napasnya. "Nenekmu benar, Kakek memang telah lama menunggu kedatangan kamu," ucap Kakek Marta. "Mana suami kamu?" Tanya Kakek Marta menatap Ike dengan tatapan seriusnya. Niken menghela napasnya ia ingin menjelaskan kepada Kakek Marta, namun terdengar suara Papinya yang saat ini berusaha menjelaskannya. "Niken akan segera bercerai dari suaminya dan mulai saat ini dia akan tinggal bersama kita," ucap Hartawan membuat Kakek Marta menghela napasnya dan ia bisa melihat ekspresi dingin putranya itu yang menandakan, jika cucunya ini sepertinya telah banyak mendapatkan prilaku buruk hingga Hartawan sengat ingin menghancurkan laki-laki yang menyakiti putrinya ini. "Apa prilakunya buruk padamu hingga kamu memilih bercerai?" Tanya Kakek Marta. "Iya Kek Niken sudah tidak tahan lagi, kekuarganya membenci Niken dan semalam pernikahan kami hikss...hiks..." tangis Niken. "Mama sering dipukul Nenek," ucap Dara membuka suaranya membuat Niken terkejut. Selama ini putrinya ini, sangat tertekan melihat kelakuan buruk ibu mertuanya yang sering memukulnya. "Kamu Niken sudah gagal dan kamu tidak berhak lagi mencari suami dengan pilihanmu sendiri!" Ucap Kakek Marta membuat Ike terkejut. Ia bahkan tidak memiliki keinginan untuk menikah lagi karena ia ingin fokus membesarkan Dara putrinya. "Peraturan keluarga yang harus kamu turuti!" Ucap Marta. "Pa, kenapa bahas yang kayak gini, Niken baru saja cerai dan Papa udah bahas hal ini!" ucap Sasri kesal. "Saya tidak mau cucu saya salah pilih, setelah kamu Niken bercerai dengan suami kamu, habis masa iddah kamu Kakek akan menjodohkan kamu dengan laki-laki pilihan Kakek, semua ini Kakek lakukan demi kamu apalagi kamu masih muda!" Ucap Marta. Ia tidak ingin cucunya ini mengalami hal sulit dalam hidupnya lagi ketika salah memilih suami. "Kamu sudah tahu bukan, betapa pentingnya uang dan mereka karena uang telah menyakiti kamu tebak Kakek Marta. Kalau kamu menikah dengan laki-laki pilihan Kakek, Kakek jamin kamu akan bahagia, Kakek juga akan memberikan kamu properti dan uang saku dari perusahaan keluarga," ucap Kakek Marta. Apa yang Kakek Marta tawarkan kepada Ike merupakan tawaran yang sangat menggiurkan, apalagi ia akan diberikan uang saku dan juga properti. Dengan begitu Ike pasti bisa mendapatkan hak asuh Dara. "Aku akan menuruti apa kata Kakek dan Papi asalkan Kakek dan Papi bantu aku untuk mendapatkan hak asuh Dara!" Pinta Ike membuat Kakek Marta tersenyum penuh kemenangan. "Oke, kamu pegang janji kamu, setelah masih iddah kamu Kakek akan mengatur pernikahan kamu dengan anak sahabat Kakek dan jika yang kamu takutkan dia tidak setia, itu tidak akan terjadi karena yang dipikirkan seorang Albiseka Dewandaru hanya pekerjaan dan kebahagiaan putrinya," ucap Kakek Marta, membuat Hartawan tersenyum begitu juga dengan semua orang yang ada di ruangan ini kecuali Ike. "Kalau Mas Albi, Bintang setuju," ucap Bintang. "Dari dulu yang sebenarnya yang menikah dengan Albi itu ya kamu Niken, karena kamu sudah lama dijodohkan dengan Albi bahkan ketika kamu baru saja lahir dan tak ada alasan Albi untuk menolak kamu, begitu juga kamu!" Ucap Kakek Marta. "Benarkan Hartawan apa yang dikatakan Papa?" Tanya Kakek Marta kepada putranya. "Iya Pa," ucap Hartawan. Kakek Marta sengaja mengungkit hal ini agar cucunya itu berjanji menyetujui apa yang ia inginkan, apalagi dengan kedaan cucunya terjepit meminta bantuan perlindungan padanya. Sikap licik Kakek Marta yang sangat suka memanfaatkan situasi yang dialami Ike, sebenarnya demi kebahagiaan Ike, ia tidak ingin Ike mengalami hal sulit lagi karena salah memilih pasangan. "Bagaimana Niken apa kamu setuju dengan keinginan Kakek? Atau kamu berniat kembali dengan si b******k yang telah menyakiti kamu?" Tanya Kakek Marta. Untung saja saat ini Bintang telah memakaikan headset ditelinga keponakannya karena ia tahu, Kakeknya ini pasti akan mengatakan kata—kata kasar. "Diselingkuhi, dihina, diancam dan bahkan direndahkan keluarganya. Itu membuat Kakek sangat marah besar Niken, kamu itu seorang Wardana dan beraninya dia yang bukan siapa-siapa itu menyakiti cucu saya, saya tidak terima! Jangan pernah berpikir untuk kembali bersamanya!" Ucap Kakek Marta. "Aku janji nggak akan pernah kembali sama dia, Kek," ucap Ike. Ike tidak akan pernah sudi disakiti oleh laki-laki berengsek yang telah menghianatinya itu. Apalagi ia telah kehilangan bayi yang ia kandung dan itu sangat menyakitkan baginya. "Albi memiliki segalanya dan kamu pasti akan bahagia, kali ini kamu harus katakan ya!" Pinta Kakek Marta membuat Ike tidak bisa lagi menolak keinginan Kakeknya ini. "Iya Kek, aku akan ikuti semua keinginan Kakek!" Ucap Ike membuat Kakek Marta tersneyum lega. "Hartawan perceraian harus segera dilakukan, ketika nanti Albi pulang dan masa iddah Ike selesai, mereka akan segera menikah!" Ucap Kakek Marta. "Iya Pa," ucap Hartawan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN