Sebenarnya hidup terlalu singkat untuk mengikuti apa kata orang lain. Sejak saat itu, Sarah mencoba menerima keadaan dengan cara mengikhlaskan dan tak memperdulikan apa kata orang. Lagi pula, jika merugi yang menerima kerugian itu adalah Sarah dan tidak orang lain. Wanita itu hanya tak ingin mengambil atas apa kata orang. Namanya sudah buruk, lalu mengapa jika sudah buruk? Bukankah yang rusak bisa di perbaiki? Maka jika yang rusak bisa di perbaiki mengapa mereka menghakimi bahwa Sarah tak bisa memperbaiki hidup. Hidup begitu tertekan dan tak adil jika hanya memusingkan mereka yang menghakimi, bahwa yang melakukan kesalahan tak bisa berubah. Siapa bilang?, Tuhan saja memberi kesempatan lalu mengapa manusia bisa menentukan? Sarah tersenyum, kini ia sudah sampai di tempat Erick berada. Seper