Part 11. Lupa Akan Komitmen

1532 Kata

Tepat pukul tujuh malam, Wala memberanikan diri mengetuk pintu kamar Zinnia. Bagaimana pun juga, dia sudah berjanji bersedia menerima tawaran pekerjaan tambahan dari sang majikan. Oleh sebab itu, meski hatinya sedikit ragu, dia tetap tak mau ingkar akan kesanggupannya. "Aku tahu, kamu pasti datang kesini, Bang." Ketika pintu kamar itu terbuka, Zinnia langsung memasang senyum sumringah, melihat Wala sudah berdiri di hadapannya. Kedua mata Wala terbelalak dan mulutnya turut menganga. Tampak Zinnia hanya mengenakan daster tipis, serta rambutnya masih tergulung handuk. Sepertinya wanita itu baru saja selesai mandi, dan semua itu membuat Wala kian diliputi rasa grogi. "Ayo, masuk, Bang!" Zinnia membuka pintu lebar-lebar dan mempersilakan Wala masuk. "Apa tidak sebaiknya kita bicara di luar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN