Kaca mata hitam bertengger di atas hidupnya. Pria mengenakan jas hitam rambut bermodel rapi tanpa belahan tampak berkonsentrasi menatap depan dengan kedua tangan lurus ke depan memegang senjata api dengan satu jari siap menarik pelatuk.
Dor!
Kedua sudut bibirnya tertarik ketika tembakkannya tepat sasaran.
Prok ... prok ... prok
Suara tepuk tangan berintonasi sedang menghampirinya. Di dalam lapangan tembak atau shooting range yang terdapat di area belakang rumah, Richard sedang berlatih menembak dan sekaligus sarana olah raga.
Sedangkan Faullina ketika baru saja sampai melihat Richard dari kejauhan tampak takjub melihat kakaknya yang semakin ahli dalam urusan menembak.
Dari kejauhan, Edward, Ayah Faullina. Duduk di kursi besi mem berukir memiliki warna putih terletak di taman sed
