Waktu belajar hari ini di lakukan Razel dengan mengajari anak-anak muridnya untuk menebak hewan, hal ini dilakukan karena sekolah akan merencanakan tamasya di kebun binatang yang mungkin akan di lakukan besok lusa.
Untuk itu anak-anak di ajarkan terlebih dulu mengenai dunia fauna dan tak lupa Razel juga menyertakan suara dari masing-masing hewan agar mereka tidak keliru nantinya.
Metode pengaran seperti ini membuat anak-anak mereasa senang, mereka semua aktif menjawab meskipun terkadang salah. Dari semua anak-anak hanya satu orang saja yang rupanya tidak mengenal semua hewan yang di perlihatkan, dan dia adalah Elaine.
“ Elaine, ini hewan apa nak.?” Tanya Razel sambil memperlihatkan seekor gajah kepadanya.
“ Aku tidak tahu.” Jawabnya dengan polos.
Elaine benar-benar tidak mengenal semua jenis hewan dan Razel menyadari bahwa Elaine memang tidak pernah di ajarkan oleh orang-orang di sekitarnya mengenai pembelajaran hari ini.
“ Semua orang di rumahnya adalah laki-laki, bagiaman dia bisa tumbuh menjadi anak perempuan yang cerdas kalau seperti ini.?” Benak Razel menutup kelas hari ini dengan memutar sebuah video yang menampilkan lagu anak-anak.
Sepulang sekolah, semua orang tua murid di panggil ke aula untuk di beritahu perihal rencana tamasya di kebun binatang. Beruntung semua orang tua murid mau menyempatkan waktu untuk ikut rapat, termasuk Eddie yang mewakili Elaine sebagai orang tuanya.
Madam Charlotte kemudian masuk dan langsung menyapa semua orang tua murid dengan ramah, kemudian tanpa menunggu waktu lama dia pun menyampaikan rencana tamasya yang akan di ikuti oleh semua murid yang dimana salah satu orang tua mereka wajib untuk ikut mendampingi.
Beberapa ada yang protes karena memiliki jadwal yang sibuk, namun anak mereka menginginkan untuk pergi bertamsya. Oleh karena itu orang tua yang sibuk akan menitipkan anak mereka pada masing-masing guru yang mengajar di sekolah tersebut.
Dan setelah melewati proses diskusi akhirnya keputusan telah di buat, dua daru lima puluh murid tidak bisa ikut tamasya dan salah satunya adalah murid kelas Razel yaitu Elaine.
Eddie menyampaikan permintaan maafnya kepada semua orang, sementara itu Elaine hanya bisa terdiam melirik Eddie seakan dia sudah tahu kalau hal ini pasti terjadi.
Razel mengerti mengapa Eddie langsung memutuskan bahwa Elaine tidak bisa ikut, semua itu pastinya Karena Felix. Melihat Elaine yang dapat tertunduk pasrah membuat Razel merasa kasihan kepadanya.
Setelah semua selesai dan murid boleh kembali pulang, Razel segera menghampiri Eddie dan mencoba untuk membicarakannya sekali lagi. Namun sebelum itu Eddie menyuruh Elaine untuk masuk ke dalam mobil agar dia dan Razel bisa bicara berdua.
“ Ada apa.?” Tanya Eddie manatapnya lurus.
“ Aku yang akan menjaga Elaine, kau bisa mempercayakannya padaku.” Ucap Razel begitu serius.
“ Apa kau gila? Aku bisa di bunuh oleh tuan Felix kalau sampai mengizinkan dia pergi.” Jawab Eddie dengan nada yang sedikit tinggi.
“ Bagaimana kalau aku bicara langsung kepadanya papanya.?”
“ Tidak mungkin, tuan Felix tetap tidak akan menyetujui tamasya ini.”
“ Tapi kenapa? anak-anak butuh hiburan, mereka tidak boleh di kurung di dalam rumah terus. Dan kau tahu, aku sangat miris melihat Elaine yang hampir tidak tahu soal hewan dan jenisnya, di usianya yang sekarang dia sudah harus tahu tentang semua itu.”
“ Nona Razel, ku katakan sekali lagi. Tolong, jangan ikut campur dengan keluarga tuan Felix. Tugasmu hanya untuk mengajar mereka, bukan yang lain.” Dan Eddie pun beranjak meninggalkan Razel yang hanya dapat terdiam setelah itu.
**
Sebuah mobil lomosin hitam baru saja memasuki pelataran mansion, kedatangannya di sambut oleh puluhan penjaga yang selalu stay di halaman rumah besar tersebut.
Begitu dia turun dari dalam mobil, dengan lantang mereka menyambut kedatangannya sambil menundukkan kepala hormat kepada pria tampan yang saat ini berjalan dengan tatapan yang sangat tajam.
“ Selamat datang kembali tuan.” Ucap Eddie yang baru saja menyambut Felix di pintu masuk.
“ Dimana Elaine? Bagaimana dengan sekolahnya.?” Tanya Felix dan yang paling utama ingin dia tahu lebih dulu adalah kabar putri kecilnya.
“ Nona muda sedang berada di kamarnya, dan dia menunggu anda sejak tadi tuan.”
“ Kenapa dia belum tidur.?”
“ Dia menolak tidur sebelum bertemu dengan anda.”
Felix paham kemudian dia memutar tubuhnya menuju kamar di ujung sayap kanan, disana ada dua pengawal yang menjaga pintu seperti biasa dan menyambut kedatangan Felix dengan hormat.
Ketika pintu terbuka spontan gadis kecil yang sedang gelisah menunggu kedatangan papanya langsung membuat gadis itu tersenyum, dia kemudian beranjak dari tempat tidur dan memeluk papanya dengan mesra.
“ Papa aku ingin minta sesuatu kepadamu.”
“ Apa sayang.?”
“ Aku mau ikut tamasya.”
“ Tamasya? Kapan dan dimana.?”
“ Sekolah yang mengadakan, tamasya di kebun binatang. Elaine ingin melihat binatang-binatang secara langsung.”
“ Kamu tahu, kalau hal itu sangat berbahaya untuk kamu.?”
“ Tapi Elaine ingin pergi.”
Elaine dengan jurus merajuknya selalu membuat Felix merasa luluh, jika sudah seperti itu maka tidak ada alasan lain untuknya melarang. Felix pun mengizinkan Elaine untuk pergi tamasya, dan yang akan menemaninya nanti adalah Eddie.
“ Elaine sayang papa.” Ucap gadis kecil itu sambil memeluk Felix dengan penuh kasih sayang.
**
Hari tamasya pun tiba, pelataran sekolah sudah di penuhi oleh orang tua dan para anak mereka. Madam Charlotte beserta guru-guru yang lain pun sedang mengatur persiapan keberangkatan mereka dengan menghitung kembali jumlah anak yang ikut hari ini.
Kedatangan dua bus di pelataran sekolah membuat anak-anak semakin antusias, ini adalah kali pertama mereka akan bepergian mengenal dunia luar bersama-sama.
Saat itu Razel masih berharap kalau Elaine dapat ikut bersama mereka, namun setelah di tunggu beberapa saat tak ada siapapun yang datang dan mereka sudah harus berangkat ke lokasi tamasya.
Perjalanan dari sekolah menuju lokasi tamasya hanya memakan waktu sekitar dua puluh menit saja, setibanya disana para murid beserta orang tuanya turun secara teratur kemudian mengikuti panduan dari Ms. Hwang dan madam Charlotte di depan sana.
“ Mama.”
Mendengar suara itu seketika membuat Razel menoleh, dia merasa senang saat melihat seorang gadis kecil berlari ke arahnya dengan pakaian yang super menggemaskan. Di belakangnya berdiri seorang pria berkaca mata dengan penampilan yang berbeda, benar, Eddie datang menggunakan pakaian kasual dan bukan jas hitam seperti yang biasa dia gunakan saat mengantar jemput Elaine.
“ Kamu datang.?”
“ Hmm, papa mengizinkanku untuk ikut bersama Eddie.”
“ Syukurlah, tapi ingat ya jangan memanggilku dengan sebuatan mama untuk sekarang.”
“ Siap bu guru.”
Ketika Razel hendak mengajak Elaine untuk masuk di kelompok, tiba-tiba saja dia menyadari beberapa orang yang sangat misterius dengan seragam hitam dimana-mana.
“ Siapa mereka.?” Tanya Razel pada Eddie.
“ Jangan hiraukan mereka, mereka adalah pengawal nona muda yang akan memantaunya dari jauh.” Balas Eddie sangat berhati-hati.
Bagi Razel hal itu mungkin sangat baik untuk keamanan Elaine, namun terkesan sangat norak karena sekarang sudah ada dia dan Eddie yang akan selalu di sampingnya kemana pun dia melangkah.
**
Hari yang sangat menyenangkan, semua murid menikmati tamasya pertama mereka bersama orang tua dan para guru. Banyak hal yang mereka dapat dan pelajaran kemarin yang di ajarkan ternyata sangat berguna untuk membuat mereka paham dengan semua jenis hewan yang ada di kebun binatang tersebut.
Selain itu ada yang jauh lebih senang melihat kebahagiaan Elaine saat ini, Razel bisa melihat bagaimana Elaine begitu takjub akan apa yang di lihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Dan yang lebih takjubnya lagi Elaine mampu menghafal mereka setelah sebelumnya tidak mengenal nama-nama hewan.
“ Boleh aku bertanya sesuatu.?” Bisik Razel kepada Eddie.
“ Boleh asal bukan tentang keluarga Felice ( marga Felix ). “
“ Kalian bukan penguasaha sukses kan? Aku curiga sejak awal kalau kalian adalah sekelompok orang-orang yang sedang di bahas dimana-mana. Benarkan.?”
“ Maksudmu.?”
“ Kalian adalah gangster.”
Eddie tertawa terbahak-bahak di buatnya sampai membuat sekitar mereka menoleh kepada Eddie, Razel dan Elaine juga sempat bingung kenapa Eddie sampai tertawa seperti barusan.
“ Kenapa kau tertawa.?” Tanya Razel menatapnya tajam.
“ Kau salah besar jika mengira kami adalah gangster, kami tidak serendah itu asal kau mau tahu.”
“ Kalau begitu, kalian adalah sekelompok mafia.”
Dan ekspresi lain dari Eddie kembali terlihat oleh Razel, kali ini dia tidak tertawa dan semakin percaya bahwa mereka memang dari kelompok mafia yang sedang di bahas dimana-mana.
“ Karena kau sudah tahu, ku harap kau tetap diam.” Balas Eddie dengan sisi seriusnya yang kemudian meraih Elaine ke dalam gendongannya agar Elaine tidak kelelahan.
Razel menatap punggung Eddie dengan tatapan nanar, ada apa dengannya saat ini? dia tidak kaget sama sekali, bahkan tidak marah ataupun protes kepada Eddie. Hal ini berbeda ketika Razel tahu tentang ayah Giovani yang seorang gangster, Razel benar-benar tidak mengerti kenapa dirinya seperti ini.
**
Malam ini Razel sedang berada di dalam kamarnya, dia baru saja dari dapur dengan secangkir kopi di tangannya. Kemudian cangkir tersebut dia letakkan di atas meja, computer di hadapan Razel di nyalakan kemudian dia menunggunya beberapa saat sampai benda itu bisa gunakan.
“ Aku sangat penasaran, dan aku harus tahu sendiri tentang mereka.” Gumam Razel.
Sebuah kata pencarian baru saja di tulis oleh Razel pada laman google, kemudian beberapa artikel muncul terkait dari kata kunci pencarian yang dia cari.
Black dragon mendominasi kata pencarian yang paling banyak dilihat, salah satu judul artikel menarik perhatian Razel. Dan benar saja dia menemukan artikel yang menjelaskan tentang kekuasaan mafia black dragon yang sampai sekarang masih belum di ketahui identitas dari pemimpinnya.
Mafia black dragon merupakan satu dari tiga keluarga mafia yang terkenal di benua Eropa, dan balck dragon sendiri menguasai hampir seluruh Prancis hingga kota dan desa terpencil di dalamnya.
“ Jika Felix benar adalah pemimpin dari kelompok ini, tak heran kalau dia sangat menjaga Elaine dan merahasiakan identitas asli anak itu di sekolah.”
“ Apa yang sedang kau lakukan.?” Sabrina tiba-tiba datang namun membuat Razel dengan cepat menutup laman pencariannya.
“ Kau sedang nonton video porno.?”
“ Tentu saja tidak. Apa yang kau mau.?”
“ Aku sakit pinggang, bisa tolong urut aku.?”
Sambil menarik nafas panjang Razel langsung menerima permintaan Sabrina, hal ini karena dia tidak ingin sepupunya itu tahu kalau dirinya sedang berurusan dengan orang paling berbahaya di kota mereka.