19. Juallah Anakmu

1014 Kata

"Argh!" Jihan kembali berteriak. Pandangan Jihan sekarang terarah ke plafon rumahnya sendiri. Jambakan di rambutnya terasa semakin kencang. Kepalanya pun bertambah pusing dan rasanya sudah hampir pingsan, tapi masih bisa dia tahan. Selain menahan pusing dan sakit, Jihan juga menahan tangis. Berusaha tidak meneteskan air mata di hadapan lelaki yang sudah merusak kedamaiannya selama hampir dua bulan terakhir ini. "Katakan, kenapa Gladys tidak bisa dihubungi?" tanya Teo, berbisik di dekat telinga Jihan. Meski tidak ada tangisan, tapi ada ketakutan dalam benak Jihan setiap kali dia menghadapi Teo. Tak ayal kalau Jihan takut apabila nyawanya melayang dalam waktu dekat. Sungguh, itu sangat mengerikan untuk dibayangkan. Teo semakin menarik rambut panjangnya Jihan karena tak kunjung mendapatka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN