Sean menggendong Valerie masuk ke dalam kamarnya lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Tapi karena kehilangan keseimbangan Sean malah tidak sengaja terjatuh dan hampir menimpa Valerie. Beruntung Sean langsung menahan kedua tangannya mengukung tubuh Valerie dibawahnya. Mata mereka berdua saling mengunci satu sama lain. Wajah Valerie benar-benar mirip dengan wajah Veronica. Dia memalingkan wajahnya ke samping dan segera berdiri sambil merapikan bajunya yang sedikit kusut.
"Maaf aku keluar dulu, " Sean langsung pergi dari kamarnya dan menutup rapat pintunya. Valerie tersenyum miring menyadari kegugupan Sean barusan.
"Aku pasti bisa mendapatkanmu Sean. Kita akan lihat sampai kapan kamu bisa bertahan menerima godaan dariku, " gumamnya.
Semenjak itu Valerie berusaha untuk menarik perhatian Sean. Veronica sekarang sibuk syuting film 'Kuntilanak Beranak Dalam Kubur'. Jadwalnya sangat padat. Belum lagi Veronica mendapatkan tawaran sebagai bintang iklan salah satu produk sabun mandi dan berkesempatan menjadi Brand Ambassador nya. Kesibukan Veronica dimanfaatkan oleh Valerie untuk menggoda dan mengundang hasrat birahi Sean.
Kebetulan mama dan papanya sedang holiday ke Bali, jadi dirumah ini hanya ada dia dan Sean saja. Sedangkan Veronica harus syuting di Bandung. Dia sengaja tidak memakai bra dan hanya memakai daster pendek sebatas pahanya.
CEKLEK
Sean baru saja pulang dari kantor. Valerie menghampiri Sean dan menyambut kepulangannya.
"Mas Sean, " Valerie bahkan berani menyebut Sean dengan sebutan mas dan menyalami tangannya. Tanpa diduga Sean malah menarik tangannya.
"Kenapa kamu aneh akhir-akhir ini? tidak biasanya kamu begini? " tanya Sean curiga.
"Aneh bagaimana mas? kita kan suami istri? " tanya Valerie pura-pura bodoh.
"Kamu berusaha untuk menggodaku? kamu tidak akan bisa melakukannya! kenapa kamu tidak memakai dalaman?! " tanya Sean sedikit membentaknya. Valerie mulai memulai aktingnya dengan pura-pura menangis. Bukan hanya Veronica yang pandai berakting tapi dia juga bisa melakukannya.
"Maaf mas hari ini aku merasa gerah karena kehamilanku. Aku tidak bermaksud menggodamu seperti yang kamu tuduhkan padaku. Maaf jika kamu salah sangka permisi, " Valerie segera pergi ke kamarnya meninggalkan Sean sendirian di ruang tengah. Setelah sampai di kamarnya dia menghapus air mata buayanya.
"Pasti mas Sean akan merasa bersalah dan segera meminta maaf padaku, " gumam Valerie dengan percaya diri.
***
Sean duduk di meja makan menikmati sarapannya sendirian. Valerie tidak terlihat sejak dia pulang semalam. Jujur Sean merasa resah memikirkan anak yang ada di kandungan Valerie. Apa wanita itu sedang sakit? Setelah selesai sarapan, dia memutuskan untuk menemui Valerie ke kamarnya.
Tok tok tok
Sean mengetuk pintu kamarnya Valerie beberapa kali hingga akhirnya pintu terbuka lebar. Dia melihat mata Valerie terlihat sembab. Apa semalaman wanita itu menangis karena dia membentaknya kemarin malam?
"Ada apa mas? " tanya Valerie.
"Kenapa tidak sarapan? "tanya Sean.
"Aku sedang tidak enak badan dan aku tidak ingin kamu mengira aku menggodamu karena pakaian yang aku kenakan, " jawab Valerie tanpa berani menatap matanya.
"Apa perlu kita ke dokter? maafkan aku karena sudah membentakmu semalam, " ucap Sean merasa bersalah.
"Tidak mas, aku hanya ingin beristirahat di kamar. Kamu tidak perlu meminta maaf karena ini bukan salahmu. Aku yang salah karena tidak bisa menjaga cara berpakaianku di depanmu," balas Valerie.
"Tetap saja tolong maafkan aku, aku tidak akan marah mengenai caramu berpakaian. Ayo sarapan pagi dulu. Kasihan bayi yang ada di dalam kandunganmu, " ajak Sean.
Valerie mengangguk " Iya mas, " dalam hatinya Valerie bersorak karena dia sudah berhasil mengambil simpati dari Sean. Dengan menggunakan bayi yang ada di dalam kandungannya, dia bisa mencapai tujuannya untuk mendapatkan Sean.
Valerie duduk di meja makan bersama Sean. Pria itu dengan setia menemaninya makan sampai selesai.
"Jangan lupa minum vitamin dan s**u hamilnya, " ucap Sean mengingatkannya.
"Iya mas, " Valerie senang sekali mendapatkan perhatian sebanyak ini dari Sean. Namun kebahagiaan itu hanya sementara saja saat Sean tiba-tiba mendapatkan telepon dari Veronica.
"Halo sayang? kamu sedang ada dimana? " tanya Sean dengan senyum mengembang di wajahnya.
"Aku sedang di Jogja sekarang. Kamu dan Valerie apa kabar? apa bayi kita juga baik-baik saja? " tanya Veronica. Valerie bisa mendengar suaranya dengan jelas karena Sean menghidupkan speakernya.
"Semuanya baik-baik saja. Kamu tenang saja. Besok kamu jadi pulang kan sayang? " tanya Sean penuh harap.
"Maaf sayang, besok aku tidak bisa pulang. Ada beberapa pengambilan gambar yang harus aku jalani disini. Syutingnya sedikit terhambat karena cuaca sedang tidak mendukung, " jawab Veronica. Raut wajah Sean terlihat kecewa. Sudah berapa malam ini dia merasa b*******h. Masa malam ini dia harus memakai tangannya untuk memuaskan hasratnya?
"Hem baiklah sayang, jadi kapan kamu bisa pulang? "
"Diperkirakan minggu depan aku baru pulang maaf ya. Sudah dulu aku tutup dulu telponnya. Sutradara sudah memanggilku, aku mencintaimu Sean. "
"Iya sayang, aku juga mencintaimu. "
Sean menutup teleponnya dengan wajah lesu. Valerie diam-diam tersenyum puas karena Veronica pulang satu minggu lagi. Itu artinya kesempatannya bersama Sean masih banyak.
"Aku sudah selesai makan. Kalau begitu aku ke kamar dulu, " Valerie beranjak dari duduknya lalu pura-pura terjatuh di atas pangkuan Sean.
"Ma.. maaf mas aku tidak sengaja, " Valerie sengaja menggeser pantatnya dibawah gundukan Sean. Perlahan gundukan Sean mulai mengeras dibawah sana. Valerie segera berdiri dan meninggalkan Sean seorang diri di meja makan.
Sean tak sengaja memperhatikan p****t montok Valerie dari belakang. Dia segera memalingkan wajahnya ke samping.
"Apa yang aku pikirkan. Kenapa aku malah memperhatikan pantatnya, " Sean menepis pikiran mesumnya. Dia hanya mencintai Veronica dan telah berjanji tidak akan pernah tergoda dengan Valerie adiknya. Tapi yang membuatnya makin sulit adalah Valerie dan Veronica benar-benar mirip identik sampai Sean lupa jika yang ada di hadapannya adalah Valerie bukannya Veronica.
"Sepertinya aku harus mandi untuk menjernihkan pikiranku, " Sean kembali masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri. Di saat dia sedang mengguyur tubuhnya di bawah shower, lagi-lagi dia teringat dengan kemolekan tubuh Valerie semalam.
Dia mengambil sabun dan mulai melakukan m********i. Bukannya membayangkan Veronica, dia malah membayangkan Valerie istri keduanya.
"Valerie... Valerie.... " lebih gilanya dia langsung muncrat hanya dengan membayangkan Valerie.
Selesai mandi Sean membalutkan handuknya di pinggang. Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Dia membuka pintu dan melihat Valerie sedang berdiri di depannya.
"Ada apa? " tanya Sean gugup.
"Keran di kamar mandiku rusak. Apakah mas bisa membantuku untuk memperbaikinya? " tanya Valerie.
"Baiklah tunggu sebentar aku pakai baju dulu, " Sean menutup pintu kamarnya lalu segera memakai pakaiannya. Setelah itu dia kembali keluar untuk membantu memperbaiki keran kamar mandi Valerie yang rusak.
Di dalam kamar mandi Valerie, Sean sedang mencoba memperbaiki kerannya.
"Bagaimana? apa rusaknya parah? " tanya Valerie ikut masuk ke dalam kamar mandi.
"Tidak, sebentar lagi kerannya hidup, " tiba-tiba saja keran air itu bocor dan semburan airnya mengenai tubuh mereka berdua hingga basah kuyup.
"Ahkk!!" teriak Valerie hampir terjatuh. Sean dengan sigap langsung menahan tubuhnya. Mata mereka saling mengunci satu sama lain. Tiba-tiba saja Valerie memberanikan diri untuk mengecup bibirnya Sean.