Ini Rahasia Kita Mas

1009 Kata
Sean terkejut saat Valerie tiba-tiba saja mengecup bibirnya. Suasananya jadi semakin canggung. Sean melihat daster yang dipakai Valerie benar-benar basah sehingga membuat tonjolan di bagian di dadanya terlihat menerawang. "Maafkan aku, aku tidak bisa menahan diriku. Sebenarnya sudah lama aku memiliki perasaan padamu, " ucap Valerie pura-pura merasa bersalah. "Aku anggap ciuman barusan tidak pernah terjadi, " Sean terkejut mendengar pengakuan cinta dari Valerie. Sekuat hati dia menahan dirinya walaupun sisi liarnya meronta-ronta ingin menyerang Valerie saat ini juga. Valerie mengigit bibirnya merasa kecewa karena Sean tidak tergoda dengan rayuannya. Padahal dia sudah memberanikan diri untuk mengecup bibirnya. Sean langsung pergi begitu saja meninggalkannya. Valerie menggenggam erat tangannya menahan rasa marah dan malu karena penolakan yang Sean berikan kepadanya. "Sial, kenapa Sean sama sekali tidak tertarik padaku? apa kurangnya aku dibandingkan Veronica? " batinnya. *** Sean tidak bisa menahan diri lagi saat Veronica pulang dari syuting. Dia merayu Veronica untuk berhubungan badan tapi istrinya itu malah menolak dengan alasan capek. "Maaf mas aku capek sekali. Bisakah kita menundanya? " tanya Veronica sambil melepas sepatu hak tingginya lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. "Tapi... " belum sempat Sean bicara, Veronica malah berbalik membelakanginya. Karena kecewa Sean memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Tak sengaja dia berpapasan dengan Valerie yang baru saja keluar dari kamarnya. Penampilan wanita itu terlihat rapi siang ini. "Kamu mau kemana? " tanya Sean menyapanya. "Aku mau keluar beli makanan mas. Kebetulan makanan yang pengen aku beli gak ada di aplikasi pesan antar jadi aku harus pergi kesana sendirian, " jawab Valerie. "Kenapa kamu tidak bilang? apa kamu ngidam? biar aku saja yang mengantarmu ayo, " ajaknya. "Beneran mas mau nganterin aku? bukannya kak Veronica baru saja kembali? " tanya Valerie memastikan. "Dia sedang tidur ayo ikut bersamaku, " Sean seolah melupakan ciuman yang pernah Valerie berikan untuknya tempo hari. Demi bayi yang ada di kandungan Valerie, dia rela melakukan apa saja. Di dalam perjalanan, Valerie beberapa kali mencuri pandang ke arah Sean. Wajahnya benar-benar tampan sekali. Dia seolah tidak pernah bosan untuk terus menatapnya. "Valerie apa itu warung sotonya?" tanya Sean saat melihat sebuah warung soto yang ada di pinggir jalan. "Iya itu dia warung sotonya, " jawab Valerie gugup. Untung saja Sean tidak menyadari kalau sedari tadi dia terus menatapnya. Sean menepikan mobilnya di pinggir jalan lalu mengajak Valerie keluar menuju warung soto itu. Valerie memesan satu soto Banjar untuk dimakan disana. Sean yang kebetulan belum makan juga ikut memesan menu yang sama dengan Valerie. Selesai memesan mereka duduk di sebuah meja yang tidak terlalu luas namun cukup untuk mereka berdua. "Kamu sudah biasa makan di warung tenda seperti ini? aku kira kamu makannya di restoran atau di mall, " ucap Sean tidak menyangka. "Iya mas, makanan pinggir jalan lebih enak dan murah. Porsinya juga lebih banyak, " jawab Valerie. Tak lama kemudian soto dan minuman mereka sudah diantar sampai di depan meja. Mereka berdua memakan soto itu sampai habis. Benar kata Valerie, rasa sotonya benar-benar enak dan harganya juga terjangkau. Sean mengagumi sisi Valerie yang seperti ini. Setelah selesai makan mereka kembali masuk lagi ke dalam mobil. Valerie menyerahkan uang sebagai ganti biaya makan soto barusan. "Mas ini uang ku makan soto tadi. " "Tidak usah, anggap saja aku mentraktirmu. Apa kamu mau membeli sesuatu yang lain? katakanlah mumpung kita masih ada di jalan, " tanya Sean. "Tidak mas, aku hanya ingin pulang. Terima kasih karena sudah mau mengantarkan dan menemani aku hari ini, " ucap Valerie seraya tersenyum manis padanya. "Baiklah kalau begitu mari kita pulang, " ucap Sean sambil melajukan mobilnya kembali kerumah. Sesampainya dirumah, Sean menuntun Valerie saat akan turun dari mobilnya. "Sekali lagi terima kasih mas Sean, " Valerie memberanikan diri untuk mengecup pipi kanan Sean. Tidak peduli apa pria itu akan marah atau tidak padanya. Setelah menunggu beberapa lama Sean tidak menunjukkan reaksi apapun. Pria itu langsung masuk begitu saja ke dalam rumah meninggalkan Valerie jauh di belakangnya. Malam harinya Sean kembali meminta jatah pada Veronica. Tapi istrinya menolak karena malam ini dia harus menghadiri gala premier film Pocong Perawan. "Maaf mas aku lupa kasih tau kamu kalau malam ini aku harus datang ke Gala Premier film Pocong Perawan. Kamu mau ikut juga nggak? " tanya Veronica sambil mengenakan gaun miliknya yang secara khusus didesain untuknya. "Tidak.. aku dirumah saja. Jam berapa kamu pulang? " tanya Sean. "Aku belum tau jam berapa aku akan pulang mas. Soalnya setelah acara Gala Primer berakhir, kami mau minum-minum dulu bareng sutradara dan beberapa artis lainnya, " jawab Veronica. Sean kembali mendesah kecewa. Sepertinya malam ini dia gagal untuk bercocok tanam. "Aku janji besok kita akan menghabiskan waktu bersama, maaf ya sudah mengabaikanmu akhir-akhir ini. Aku pergi dulu ya, " Veronica mengecup bibir Sean sekilas sebelum dia pergi. Setelah kepergian Veronica, Sean menyibukkan dirinya untuk melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai di kantor. Besok ada jadwal meeting jadi dia harus segera menyelesaikan semua pekerjaannya. Setelah satu jam berlalu matanya mulai terasa berat. Dia keluar dari kamarnya untuk membuat satu cangkir kopi dapur. Tak sengaja dia melihat Valerie sedang membuat s**u hamil disana. Wanita itu tampak seksi dengan mengenakan gaun malamnya yang tipis. Saat Valerie berbalik , dia terkejut dan hampir saja menjatuhkan gelasnya. "Astaga mas Sean! ngangetin aja. Kenapa mas berdiri disana? " tanya Valerie. "A.. aku ingin membuat secangkir kopi, " jawab Sean gugup. Dia melihat tonjolan bukit kembar Valerie tercetak jelas di balik gaunnya. "Biar aku saja yang membuatnya mas, ' Valerie meraih gelas di atas rak piring tapi tangannya tidak sampai. Sean berinisiatif untuk membantunya. Tapi justru itulah awal dari malapetaka yang akan terjadi selanjutnya. Dia merasakan kelembutan tubuh Valerie saat dadanya menyentuh punggungnya. Suasana tiba-tiba jadi memanas. Bahkan mereka berdua masih dalam posisi yang sama dan tidak berniat untuk menjauh sama sekali. "Mas kenapa milikmu mengeras? apa kakakku tidak memberimu jatah? " tanya Valerie blak-blakan. "Apa maksudmu? " tanya Sean pura-pura bodoh. Valerie berbalik lalu menatapnya dalam. "Aku juga istrimu mas, kamu bisa menyentuhku kalau kamu menginginkannya. Aku tidak akan memberitahu kakakku. Ini adalah rahasia kita berdua mas, " rayu Valerie sambil memegang milik Sean yang sudah mengeras di balik celananya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN