Iya, pernikahan itu sudah terjadi tadi. Raja dan permaisuri telah kembali ke istana dan menjadi saksi pernikahan kami. Aku tidak akan menceritakan bagaimana prosesnya. Tapi menurut mereka itu syah. Tapi tidak menurutku, entahlah aku harus bagaimana menganggapnya. Namun malam ini, Arjuna ada di dalam kamarku. Dia terdiam namun terus menatapku. "Kamu tertekan ya?" Dia mengusap kepalaku dan melepaskan mahkota dari kepalaku. Rasanya sedari tadi aku menahan itu. Aku ingin sekali membukanya dari tadi. Bukan hanya terasa berat, tapi juga terasa agak pening. "Lo tau gak? Kalau sekarang gue udah kaya orang linglung?" Dia mengangguk menyetujui. "Iya, saya sudah bisa menebak itu. Kamu terlihat sering diam, dan sedih. Saya minta maaf untuk itu." Arjuna memegang kedua tanganku. "Saya berjanji ak