"Joe!" Sana berlari ke arah pemuda itu yang juga berlari ke arahnya bersamaan dengan seruannya itu. Sana beruntung kedua pria itu tidak mengejarnya. Atau mungkin mereka mengejar? Dia tidak tahu, dia tidak ingin melihatnya. "Joe!" Tangis Sana tumpah di d**a Joe. Dia tidak dapat menahan air matanya yang sejak tadi mendesak ingin keluar. Lega karena mendapatkan bantuan, apalagi yang membantunya adalah orang yang paling ingin ditemuinya membuat tangis Sana tumpah. Joe memeluk Sana erat, apalagi saat menyadari kalau bahu mungil itu bergetar. Kaus dibagian dadanya terasa dingin, Sana menangis. Tatapan Joe berubah nyalang, dia tidak terima perempuan yang disukainya ketakutan seperti ini. Joe merenggangkan pelukan, tangan besarnya membingkai pipi yang dipenuhi air mata. Sambil tetap waspad