Tiada cara selain menepis perasaannya sendiri. Itulah kata hati Zenna yang berteriak ketika otaknya terus saja mengagumi kebaikan dan kelembutan Nean. Zenna mengaku telah jatuh hati pada lelaki itu sejak pertama kali bertemu. Parasnya yang tampan dan tutur katanya yang lembut membuat hati siapa saja pasti akan terpikat. Namun, gadis itu rela menepis perasaanya jauh-jauh untuk sang kakak yang memang mencintai lelaki yang sama. Tidak rela ketika harus mengalah untuk yang kesekian kalinya, itulah yang dirasakan Zenna seorang diri. Zenna sudah merelakan beberapa bagian tubuhnya tersakiti untuk membuat Lovinta hidup, dan sekarang Zenna harus merelakan lelaki yang dicintainya. Zenna mengurai pelukannya, lalu menatap lelaki di depannya dengan lembut. “Kak, apakah kakak tahu apa yang membuat