Lovinta sudah siuman dari obat bius yang Lan berikan. Saat ini gadis itu tengah berbincang dengan Edera dan Danial dengan tawa yang memenuhi ruangan bercat putih itu. wajah gadis itu terlihat sangat pucat bagai mayat hidup. “Sayang, mama tidak mau kamu berpikiran buruk lagi, karena jika itu terjadi maka kondisi kamu akan semakin memburuk,” ucap Edera sembari mengusap puncak kepala Lovinta, helai rambutnya nampak tertempel di telapak tangan wanita itu. Edera terdiam ketika mengangkat tangannya dari puncak kepala Lovinta. Dadanya berdesir perih ketika helaian rambut sang anak menempel sempurna pada telapak tangannya. Danial melihat telapak tangan Edera gemetar hebat karena terkejut dengan pemandangan yang menyayat hati itu. “Mah, mama kenapa?” tanya Lovinta sembari mendongak menatap wa