“Makasih udah mau nolongin aku,” ucap Lovinta membuka obrolan setelah sekian lama terdiam. “Nggak perlu minta maaf, mbak. Gua juga kebetulan lewat aja, mungkin jodoh kali ya.” bukan Ivan namannya jika berbicara tidak diiringi oleh candaan. Lovinta hanya bisa meringis, tidak ada niatan untuk membalas candaan Ivan. Sedikit koreksi, Lovinta tidak terlalu menyukai penampilan Ivan, karena menurutnya sangat tidak pantas dikenakan olah murid SMA seperti Ivan. “Emangnya orang tua kamu nggak marah kalo kamu berpenampilan seperti ini?” tanya Lovinta sembari memincingkan sebelah matanya. “… ya marah sih, tapi karena guanya aja yang bebal jadi nggak gua dengerin,” jawab Ivan seringan kapas. “Keadaan lo udah baik kan, mbak?” sekilas ke dua mata Ivan menatap Lovinta, di dalam hati lelaki itu s