Nean masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Seorang gadis yang pernah dia sakiti kini kembali lagi dengan wajah yang masih sama manisnya. Nean diam saat Lovinta terus saja memanggil namanya. Otak lelaki itu seketika tidak berfungsi di detik itu juga. “Bang.” Suara itu memuat lamunan Nean terbuyarkan. Lelaki itu menatap tubuh jangkung yang berdiri tepat di belakang Lovinta dengan membawa beberapa kardus di tangannya. “Lo lupa sama gua?” tanyanya tidak percaya. Nean berdehem. “Maaf kalau aku lupa, karena beberapa hari ini otakku cukup penat,” jelas Nean dengan raut wajah tidak enak hati. “Gua Ivan bang, lo lupa sama wajah gua?” Gilang menunjuk wajahnya sendiri menatap Nean tidak percaya. Nean kembali dibuat terkejut. “Kamu Ivan?” tanyanya masih tidak percaya.