4 | first love and childhood besties

1025 Kata
"Seneng banget kayaknya, sampe foto sama Gema tadi diliatin mulu." Valerie memberikan sebuah cengiran pada Harlan usai mendengarnya berkata begitu. Merasa sedikit malu sebenarnya, karena ternyata Harlan menyadari jika sedari tadi, Valerie masih memandangi fotonya bersama Gema yang diambil saat selesai shooting tadi siang. Sekarang, hari sudah malam. Baik shooting video klip Gema maupun shooting series Harlan dan Valerie telah selesai. Kini keduanya sedang berada dalam perjalanan pulang. Harlan memang sengaja menawari Valerie untuk pulang bersama karena kebetulan, Valerie belum dijemput. Jadilah kini keduanya duduk bersebelahan di dalam mobil Mini Cooper putih Harlan, dalam perjalanan menuju rumah Valerie. Dan sejak awal perjalanan mereka, Valerie terus-terusan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan Gema. Entah itu upload fotonya bersama Gema di instastory, kegirangan karena instastory itu dibalas Gema dan Gema jadi mengikuti akun i********: Valerie, lalu setelahnya Valerie terus-terusan memandangi fotonya bersama Gema. "Sorry, Kak. Habisnya aku seneng banget karena bisa ketemu langsung sama Kak Gema!" Seru Valerie excited. "Kamu sesuka itu ya sama dia? Beneran ngefans?" Valerie mengangguk. "Aku tuh udah suka banget sama Kak Gema dari jaman dia masih nge-cover di Youtube. Aku inget banget, video cover Kak Gema yang pertama kali viral tuh waktu dia nyanyiin lagu Tulus yang Monokrom sambil gitaran. Pada kaget tuh kayak hah siapa nih kok bule nyanyi lagu Indonesia? Habisnya, style Kak Gema kan bule banget, mana sebelumnya dia nge-cover lagu Inggris mulu," jelasnya. "Dan akhirnya pada tau kalau ternyata Kak Gema orang Indonesia yang tinggal di Melbourne. Terus gitu deh, jadi rame sampe akhirnya Kak Gema rilis lagu sendiri dan jadi penyanyi disini. Dan aku udah suka sama Kak Gema dari saat itu." Harlan tidak menyangka jika Valerie ternyata betul-betul penggemar Gema. Gimana bisa gitu loh? Valerie tidak tahu saja seperti apa bar-barnya Gema. Kalau tahu, mungkin Valerie bakal berubah pikiran. Tapi ya, Harlan juga tidak bisa protes melihat Valerie fangirling Gema seperti ini. Karena Valerie yang sedang fangirling mode on ternyata menggemaskan juga. Tanpa bisa ditahan, ia tersenyum sendiri melihat bagaimana semangatnya Valerie bercerita tentang Gema. Namun, tetap saja ia penasaran... "Emangnya apa yang buat kamu sesuka itu sama dia sih?" "Pertama, karena suaranya bagus lah!" Jawab Valerie cepat. "Suaranya Kak Gema tuh unik banget tauuu, Kak. Nih ya, sekali denger lagu yang dinyanyiin sama Kak Gema, pasti langsung bisa ngenalin kalau itu suaranya." "Terus?" "Kak Gema juga cantikkk, style-nya oke banget. Dan ternyata, di real life jauh lebih cantik lagi! She's my woman crush lah pokoknya! Terus juga humble banget ya aslinya, walaupun di akun medsosnya kayak misterius gitu dan jarang aktif untuk kasih fan service." Secara refleks, Harlan ngakak. Kenapa ya, Harlan juga tidak mengerti. Ia hanya merasa lucu saja mendengar penilaian orang lain terhadap Gema. Karena di mata Harlan, Gema yang dia kenal jelas berbeda. Sekarang memang sih Gema cantik, tapi dulu Gema itu ompong dan dekil akibat sering main panas-panasan di luar rumah. Gema juga dulu tidak seperti kebanyakan anak seusianya yang centil dan hobi bergaya. Dibanding membeli dress-dress lucu berwarna merah muda, Gema lebih senang memakai kaos kebesaran atau jaket kulit ayahnya yang sudah buluk namun dianggap Gema keren. Gema juga tidak misterius, karena dulu Gema mulutnya seperti toa dan selalu saja ingin mengumumkan kepada dunia apa saja yang dia punya. Dan satu lagi, di mata Harlan, Gema sama sekali tidak humble, melainkan galak dan super bar-bar. Yah, tapi penilaian Harlan juga tidak bisa dibilang valid lagi sih. Sebab semua penilaian tersebut didasari oleh hubungan mereka sekian belas tahun lalu, serta bagaimana Gema bersikap terhadapnya sekarang. Jadi, wajar saja jika Valerie memiliki penilaian yang berbeda tentang perempuan itu. Tanpa Harlan sadari, Valerie keheranan karena melihat Harlan yang ngakak. "Kakak ngetawain aku ya?" Tanya Valerie. Harlan buru-buru menggelengkan kepala. "Enggak kok," sangkalnya. "Aku bukan ngetawain kamu." "Terus?" "Aku ketawa karena nggak nyangka aja, ada orang yang bisa mikir begitu tentang Gema." "Loh, emangnya kenapa?" "She's a whole different person in my eyes." "Different like what?" "Bar-bar." "Tuh kan, Kak Harlan sama Kak Gema emang udah saling kenal ya?" Kini Valerie sudah sepenuhnya menghadap ke samping, pada Harlan yang masih fokus menyetir. Pertanyaan itu kembali diajukan oleh Valerie setelah sebelumnya sempat ia tanyakan beberapa kali. Baik kepada Harlan, maupun kepada Gema karena curiga dengan interaksi mereka. Namun, Gema menjawab jika dirinya tidak kenal Harlan, sementara Harlan tidak bilang apa-apa. Harlan melirik Valerie dan melihat jika perempuan itu sudah menatapnya dengan sepasang mata yang berbinar penuh tanya. Harlan meringis, mana mungkin ia bisa mengelak jika Valerie sudah mengharap jawaban begitu. "Iya, kenal," jawab Harlan akhirnya. "Udah kenal dari lahir malahan." "Hah?! Serius?!" Tanya Valerie. "Kok bisa?!" "Sebelum Gema pindah ke Melbourne, kita tetanggaan, persis sebelahan rumahnya. Jadi, dulu sering main bareng. Tapi waktu tamat SD, Gema sama keluarganya pindah ke Melbourne dan kemarin itu baru aku ketemu Gema lagi." "Wow...serius, Kak?" Harlan mengangguk. Ia serius dan sama sekali tidak berbohong. Dirinya dan Gema memang sudah saling mengenal sejak lahir karena dulu mereka merupakan tetangga yang rumahnya persis sebelahan. Tidak hanya itu, orangtua mereka juga berdekat, menjadikan mereka juga ikut dekat. Bahkan yang mengejutkan lagi, jarak kelahiran mereka pun hanya terpaut dua hari saja. Gema tanggal 11 Februari, sementara Harlan tanggal 14 Februari. Sehingga waktu itu ulang tahun mereka sering dirayakan bersama. Harlan dan Gema pun bisa dibilang sangat dekat. Saat TK dan SD, mereka selalu satu sekolah, bahkan selalu satu kelas. Sampai-sampai mereka dicap sebagai satu paket karena setiap ada Harlan, pasti akan selalu ada Gema. Dan walaupun keduanya sering berdebat dan bertengkar selayaknya anak-anak, namun mereka sangat akrab dan saling menyayangi. Sayangnya, semua berubah karena kepindahan Gema dan keluarganya ke Melbourne. Mereka yang semula sedekat nadi, pada akhirnya jadi sejauh matahari akibat putus kontak dan tak lagi saling menghubungi. Kemudian, menjadi orang asing. Ini adalah pertemuan pertama mereka lagi setelah berpisah lima belas tahun lamanya. "Berarti Kakak akrab dong sama Kak Gema?" Tanya Valerie lagi. "Dulu sih iya." Harlan mengangguk. "Tapi sekarang udah nggak lagi." "Kenapa?" "Ya nggak apa-apa...emang udah enggak aja karena jauh. Dulu juga kan, komunikasi sama orang yang jauh nggak semudah sekarang, jadi kita putus kontak udah dari dia pindah." Valerie mengangguk mengerti, lalu tidak bertanya lebih jauh kepada Harlan. Dan sebetulnya, Harlan juga tidak ingin bercerita lebih banyak mengenai dirinya dan Gema. Termasuk, tidak mau memberitahu Valerie jika sebenarnya Harlan dan Gema merupakan cinta pertama satu sama lain, serta bagaimana mereka berpisah dengan cara yang tidak baik. Entah karena Harlan terlalu malu untuk menceritakan itu atau tidak mau perempuan yang disukainya berpikiran macam-macam tentang dirinya dan Gema, entahlah. Yang pasti, biar Harlan dan Gema saja yang tahu tentang kisah mereka untuk sekarang . And anyways, iya, diam-diam Harlan memang mengakui kalau dirinya menyukai Valerie. Dan untuk yang satu itu, biar dirinya juga lah yang mengetahuinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN