Kini Raynand sedang berdiri di depan kamar Zahra. Dia mengusap dadanya yang bergemuruh ria. Berkali-kali Raynand mendongakkan kepala nya untuk menangkap oksigen sebanyak-banyaknya. Dan menunduk untuk menghembuskan karbondiocsida sebagai hasil metabolisme pernafasan nya. Raynand terus seperti itu untuk mewaraskan debaran jantung yang menggila. "Rasanya melamar gadis lebih gila rasanya, dari pada sidang semester akhir. Sumpah." Ucap Raynand dalam hati nya. "Ok... Raynand tenang. Lo cowo cool yang memiliki kharisma tinggi. Jadi lo ga perlu gugup." Ucap Raynand membatin sambil mengatur napasnya. "Ok... Tenang Raynand. Ga usah grogi.. Lo cowo paling keren." Ucapnya kembali menyemangati dirinya sendiri dengan sangat percaya diri. TOK... TOK... TOK... Akhirnya Raynand memiliki keberanian unt