Great Kiss.

1514 Kata

"Siapa kamu!" kuteriak pada lelaki yang memakai baju hoody hitam itu. Dia benrhenti dan perlahan menoleh padaku. "Anda?" ternyata dia adalah ayahnya Ranvier. "Apa kabar pak?" Aku bersalaman dengannya. "Terima kasih, kamu sudah datang untuk menjenguknya." ujarnya. "Saya juga sebenarnya ingin sekali menjenguknya. Tapi saya yakin sekali, kalau dia akan menolak untuk bertemu dengannya. Dia sangat membenci saya, karena saya ini lelaki yang tidak memiliki apapun untuk membahagiakannya. Saya adalah laki laki miskin yang hanya membuatnya menderita saja." ujarnya, terdengar sedih. "Mmm ... pak, ayo kita makan siang bersama?" ajaku padanya. "Tidak usah nak agata. Saya sedang tidak lapar." "Oh, bagaimana kalau kita mengobrol di kedai roti. Di sana ada cemilan roti yang sangat enak. Kalau pun ba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN