“Para penumpang yang terhormat, selamat datang di New York, kita telah mendarat di Bandara Internasional John F. Kennedy. Kami persilakan kepada Anda untuk tetap duduk sampai pesawat ini benar-benar berhenti dengan sempurna dan lampu tanda kenakan sabuk pengaman dipadamkan. Berakhir sudah penerbangan kita pada hari ini, atas nama Franklin Airlines, kapten James, dan seluruh awak pesawat yang bertugas mengucapkan selamat berpisah dan semoga dapat berjumpa lagi di penerbangan Franklin Airlines lain waktu. Sebelum meninggalkan pesawat, kami ingatkan kembali kepada Anda untuk memeriksa kembali bagasi kabin Anda agar tidak ada barang yang tertinggal. Para penumpang dengan lanjutan penerbangan silakan melapor pada bagian layanan pindah pesawat di ruang penerbangan. Terima kasih.”
Setelah memberikan pengumuman itu, seorang pramugari cantik⸺yang terlihat lebih mencolok dari delapan pramugari lainnya⸺berjalan ke arah kursi para penumpang untuk membantu mereka bersiap meninggalkan pesawat yang telah benar-benar berhenti. Ada lebih dari tiga puluh penumpang di kelas bisnis yang baru saja terbang bersamanya dari Beijing. Perempuan itu⸺Orchidia Ashlee⸺tersenyum ramah dan mengucapkan terima kasih saat satu per satu para penumpang meninggalkan pesawat.
Franklin Airlines adalah salah satu maskapai penerbangan terbesar di Amerika Serikat yang berbasis di New York. Dikenal mewah setiap kelasnya dan service-nya yang benar-benar memuaskan, maskapai ini pernah menjadi urutan nomor satu maskapai terbaik di dunia dalam tiga tahun berturut-turut.
Orchidia Ashlee adalah salah satu pramugari yang bekerja untuk Franklin Airlines selama hampir enam tahun. Ia bekerja di sini setelah lulus kuliah S1 dan sampai sekarang umurnya yang akan meninjak 28 tahun.
“Iya, Mommy? Ada apa? Aku baru saja landing,” ujar Orchidia kepada mommy-nya di seberang telepon ketika ia baru saja keluar dari bandara.
“Kau ada flight lagi, Sayang?”
“Tidak ada. Flight-ku besok sore.”
“Cepatlah pulang, Di. Ini darurat.”
“Ada apa?” Orchidia mendadak panik sendiri. Ia langsung menyetop taksi dan menyebutkan alamat orang tuanya.
“Pokoknya kau harus pulang dulu. Sekarang, Orchidia!”
“Ya. Aku sedang di dalam taksi.” Orchidia memutus sambungannya begitu saja.
***
Sejauh ini, hal yang paling membuat Orchidia kesal adalah penerbangan pulang-pergi dengan jam terbang di atas jam sepuluh jam serta penumpang nakal. Namun, ternyata ada yang lebih membuatnya kesal daripada penumpang nakal yang mencoba menggodanya, yaitu rencana perjodohan ini.
“Yang benar saja!” Orchidia terkekeh hambar. “Daddy!”
“Orchidia, jaga sikapmu, Sayang,” tegur Merry⸺mommy-nya.
Orchidia tidak bisa bersikap baik dan anggun sesuai profesinya, bahkan di depan pemilik Airlines tempat ia bekerja sekali pun! Ayolah, Orchidia bukan gadis tua tidak laku yang harus dijodohkan karena tak kunjung menikah.
“Maafkan Orchidia, Sir. Dia hanya sedikit terkejut saja,” ujar Tommy⸺sang daddy.
Orchidia menekuk wajahnya dengan kesal. Apa-apaan semua ini?! Orang yang akan dijodohkan dengannya juga tidak menolak sama sekali dan terlihat duduk tenang seolah ini bukanlah bencana.
Lucas Franklin.
Siapa yang tidak mengenal Lucas? Siapa yang tidak tau keluarga Franklin? Terlepas dari kakek Lucas yang telah mendirikan Franklin Airlines dan berakhir di tangan sang ayah, Lucas juga punya usaha sendiri yang sudah cukup maju. Dia seorang perancang yang telah mempunyai brand dan store sendiri bernama Frankliez. Mungkin mereknya sudah setara dengan Dior dan Hermes. Orchidia tahu itu.
Selain itu⸺yang Orchidia tahu⸺Lucas adalah seorang duda anak satu!
“Bagaimana Orchidia? Kamu setuju dengan tanggalnya?” Suara lembut itu sontak menyadarkan lamunan Orchidia.
“Ha?” Wanita itu mengerjap.
“Tanggalnya, apa kamu setuju?” tanya wanita yang seumuran dengan sang mommy.
“Tanggal apa?”
“Pertunangan kalian, Sayang. Tanggal dua puluh dua nanti,” ujar Merry.
“A-aku tidak bisa ... a-aku ada flight ke Jepang.” Mendadak Orchidia merasa sedikit gugup.
“Tenang saja, Sayang, kami akan mengosongkan jadwalmu untuk dua bulan ke depan,” ungkap wanita tadi yang merupakan ibu Lucas.
Orchidia terbelalak. Dua bulan tidak terbang? Orchidia tidak pernah melakukan itu selama menjadi pramugari. Ah, Orchidia lupa jika mereka adalah pemilik Franklin Airlines, mereka bisa melakukan semuanya.
***