Ia duduk di kursi samping ranjang Nadia. Ia merebahkan kepalanya di atas ranjang dan tangan keduanya masih berpegangan. Nadia yang ketakutan itu tak mau melepas genggaman tangan pria itu sedetik pun. Dirinya benar-benar merasa ketakutan kala itu. Kedua pasangan suami istri itu akhirnya terlelap sampai pagi menjelang. Sesekali Aryan mengintip tangan Nadia yang masih menggenggam tangannya erat. Senyum manis tersungging di bibir pria itu. * Sinar mentari pagi menyilaukan kedua mata Aryan dan Nadia kala seorang suster datang dengan membawa obat. Sarapan bubur untuk pasien pun sudah tersedia di atas meja kabinet itu. "Pagi Nyonya Nadia, nanti mau dibuka ya infusnya, hanya tinggal meneruskan obat-obatan yang diminum saja," tutur suster itu seraya mengecek suhu tubuh Nadia. "Terus, kapan pul