6. Syarat dari Nick

1018 Kata
Entah mendapat ide dan pemikiran darimana hingga Nick bisa meluncurkan sebuah permintaan yang menurut Lili sangat tidak masuk akal. "Aku akan membatalkan rencana pernikahan kita, tapi kau harus melakukan sesuatu untukku." Lili tentu bingung dengan maksud ucapan Nick. Tidak jadi melanjutkan niatnya keluar ruangan Nick, wanita itu kini kembali duduk di kursi berhadapan dengan Nick yang memasang mimik muka serius. " Apa maaksudmu, Nick? " Nick terdiam menatap Lili dengan tangan mengusap dagu. "Kau tentu tahu jika aku tak akan membatalkan acara pernikahan itu. Tapi... Aku bisa membuatmu batal menjadi calon pengantinku." "Aku tak mengerti dengan apa yang kau maksud itu, Nick. Bicaralah yang benar. Jangan membuatku kebingungan." "Aku akan membatalkan pernikahan kita, asal kau harus mencarikan mempelai pengganti untukku." Kening Lili berkerut dalam tanda sedang berpikir keras. "Dimana aku harus mencarinya, Nick. Kau ini ada-ada saja." Lili tertawa sumbang. Merasa konyol dengan apa yang Nick minta. "Bagaimana jika....." sebenarnya cukup ragu Nick mau mengatakan hal itu. Akan tetapi ini hanya jalan satu- satu nya yang bisa Nick lakukan agar dapat mendapatkan gadis itu. Ini bukanlah sifat Nick yang sesungguhnya dimana harus melakukan segala cara demi mendapatkan keinginan nya. Akan tetapi, selagi ada celah dan kesempatan bagi Nick, maka tak mungkin lelaki itu akan menyianyiakan nya. Sementara Lili, dengan hati berdebar masih menunggu apa yang Nick inginkan. "Sepupumu yang akan menggantikan posisimu. Maka kau bisa bebas dari ide gila perjodohan kita." Lili sampai ternganga mendengar apa yang Nick utarakan. Sungguh tak ada di pemikiran Lili akan permintaan Nick yang tidak masuk akal. "Apa maksudmu Nick! Aku tak mengerti." "Kau bisa bebas dari pernikahan ini, dan sepupumu yang akan menikah denganku. Bagaimana?" "Apa yang kalau maksud Luisa?" tanya Lili meemmastikan. Nick mengangguk. "Ya benar. Siapa lagi memang nya." "Kau ingin menikah dengan Lui?" Lagi - lagi Nick menganguk. "Astaga! Bagaimana mungkin?" Lili masih tak percaya dengan apa yang Nick inginkan. "Hanya itu satu - satu nya cara yang bisa membebaskanmu dari pernikahan ini." "Tapi Nick... Mana mungkin aku mengorbankan Lui." "Itu terserah kau Lili. Pilihan ada di tanganmu." "Ya Tuhan!" Lili memijit pelipisnya yang mulai nyeri. Permintaan Nick sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin ia meminta Luisa untuk menggantikan posisi nya. Itu tidak mungkin. Lili sudah bisa menebak jika Lui pasti akan menolaknya. "Nick... Lui pasti akan menolak semua ini. Ia masih kuliah. Dan tidak mungkin Lui mau menikah muda. Aku sangat tahu itu." Nick hanya mengedikkan bahu. Tak memberikan solusi apa- apa lagi untuk Lili. "Pikirkan baik _ baik, Lili. Yang harus kau tahu, pernikahan ini tak akan pernah batal. Dan sampai kapanpun aku tak akan mempertaruhkan nama baik keluargaku. Ingat itu!" "Nick... Berikan aku waktu untuk berpikir. Ini pilihan yang sangat sulit." "Silahkan kau pikirkan dan kabari aku jika kau sudah memutuskan. Pernikahan kita hanya tinggal dua hari lagi. Semakin dekat kau memutuskan maksa akan semakin baik dan semakin mempermulus rencana. Ku harap kau paham apa yang aku maksudkan." "Ya. Baiklah. Aku akan memberitahukanmu secepatnya." Nick mengangguk. Lili beranjak berdiri dan berpamitan pada Nick. Setelahnya, wanita itu pergi meninggalkan kantor Nick dengan pikiran berkecamuk. Memilih mengorbankan hidupnya sendiri atau mengorbankan Lui. Gadis baik yang tidak mengerti apapun juga tentang hal ini. *** Sepeninggalan Lili, Nick tersenyum penuh arti. Entah mengapa dalam hati Nick meyakini jika Lili pasti akan menerima permintaan nya. Secara, Lili pasti akan lebih memilih kekasihnya daripada harus menikah dengan nya. Dan Lili tak ada pilihan lagi selain mengorbankan sepupu nya yang telah memikat hati Nick sejak pertama kali bertemu. Sungguh, Nick tidak sabar menanti saat hari itu tiba, dimana Lui yang akan menjadi mempelai pengantin nya. Nick menggelengkan kepalanya. Kenapa saat ini pikiran nya hanya dipenuhi oleh Luisa dan Luisa. Benarkah ia sedang jatuh cinta pada sepupu Lili? Nick tersenyum seorang diri. Hingga dering ponsel mengingatkan dia pada dunia nyata. Nick melirik sekilas ponselnya, ada Jim yang sedang menelpon nya. Nick memutuskan untuk mengangkat panggilan telpon tersebut. "Hai, Jim. Ada apa?" sapa Nick begitu saja. "Kau dimana?" tanya Jim. "Kantor. Ada apa?" "Papa meminta kita bertemu." "Kapan?" tanya Nick lagi. Yang ia tahu papa nya dan Al sedang keluar kantor menemui seorang klien. Sebenarnya Nick tidak heran jika papa nya ingin bertemu. Memang seperti itulah kebiasaan Ferdinant, setiap kali ia ada waktu senggang, sudah dapat dipastikan jika pria itu lebih suka menghabiskan harinya bersama ketiga putra nya. "Sekarang." jawab Jim, lalu menyebutkan salah satu nama resto dimana mereka akan mengadakan janji temu. "Baiklah. Aku akan berangkat sekarang." "Ya, oke." Jim memutus sambungan telpon nya. Dan Nick beranjak berdiri, memasukkan ponsel di dalam saku celana nya. Lalu ia menyambar kunci mobil yang tergeletak di atas meja. Keluar dari kantor setelah sebelum nya memberi pesan pada sekretarisnya, jika ia akan keluar sebentar, dan jika ada yang mencari bisa menghubunginya lagi nanti. Nick mengemudikan mobilnya dengan santai. Tak perlu terburu- buru karena lokasi resto yang akan ia datangi tak terlalu jauh. Hanya memerlukan waktu sekitar tiga puluh menit dari kantor nya. Berhenti di traffict light yang menyala merah. Dengan kacamata hitam bertengger di atas hidungnya, Nick menolehkan kepala ke samping kiri dan kanan. Nick mengernyitkan keningnya mendapati seorang gadis cantik yang berada di dalam sebuah mobil, yang berhenti tepat di samping mobil nya. 'Bukankah gadis itu sepupu Lili?' Nick membatin. Dan kembali mempertajam penglihatan nya. Kebetulan lagi kaca mobil gadia itu terbuka setengah nya, hingga Nick cukup jelas melihat wajah sang gadis dari samping. Ttttiiinnnnn........... Suara klakson yang memekakkan telinga terdengar oleh Nick. Mobil di belakang nya membunyikan klakson keras- keras karena mobil Nick tetap tak bergeming di tempatnya. Padahal traffict Light telah menyala hijau. Bergegas Nick menjalankan mobil nya. Terlebih sepupu Lili juga sudah meninggalkan nya. Nick tanpa sadar mengikuti mobil gadis itu. Ia lupa akan tujuan awal nya dan justru ingin tahu kemana gadis itu akan pergi. Sial, Nick harus merutuki dirinya sendiri yang merasa terobsesi oleh gadis itu. Ia begitu penasaran dengan gadis bernama Lui. Beruntung nya karena Lui tak menyadari jika Nick mengikuti nya. Mobil Lui memasuki pelataran parkir sebuah kampus swasta yang cukup terkenal di kota ini. Nick menghentikan mobil nya dan hanya menatap dari dalam mobil nya. Rasanya sudah cukup sampai disini ia mengikuti Lui. Karena tidak mungkin juga Nick ikut masuk ke dalam kampus tersebut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN