Setelah teleponku kemarin, aku mencoba melupakan semua. Aku harap kamu bisa berbesar hati buat maafin aku. Aku sekarang sibuk ujian, bentar lagi aku ujian akhir dan akrhinya bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Se-excited ini aku sama dunia baru yang akan aku jalanin.
Aku udah ngayal akan ke kampus bareng Zahra dan wisuda bersama, pasti seru banget. Setelah itu kami sama-sama kerja, menikah dan punya anak yang lucu.
“Yeay…kita lulus!” sorak Zahra dan merangkulku dan aku merangkul teman sekelasku saat mendengar kami sekelas lulus ujian dan nilainya juga memuaskan. Zahra sih sangat memuaskan, dia masih peringkat pertama. Sedangkan aku, semua guru mata pelajaran kaget dengan perkembanganku. Tebak, aku ternyata masuk sepuluh besar. Gila gak tuh, selama ini aku hanya dalam dua puluh besar aj
