Julian hanya menopang dagu melihat Ara makan seperti orang kelaparan. Gadis itu memanfaatkan dengan baik traktirannya. Tidak tanggung-tanggung ia minta dibungkus satu porsi. Tentu untuk temannya yang bernama Tina. “Doa-nya Tina itu manjur banget, Pak. Nanti saya minta dia doa’in Pak Bos,” kata Ara lima menit yang lalu. Julian tidak percaya akan hal itu, tapi ia menurut saja asalkan Ara mau membantunya. “Kamu sudah paham apa yang saya katakan di telepon?” tanya Julian. Pria itu sudah berada di parkiran apartemen Ara saat menghubungi gadis itu. Ia ragu untuk menemui Ara sehingga ia hanya diam di mobil sampai pembicaraa mereka selesai. Ara mengangguk dengan mulutnya penuh makanan. Setelah menelan semua makanan di mulut gadis itu mulai bicara. “Bapak mau kencan sama Mbak Berlina nanti ma