Juan duduk termenung menunggu Berlina yang belum juga datang. Ia ingin membuktikan sesuatu pada gadis itu. Beberapa menit kemudian gadis itu datang. Seperti biasa ada kamera yang selalu menyoroti gadis itu ke mana pun dia pergi. Chanel Youtube Berlina cukup banyak subscriber-nya. “Hai, Juan.” Berlina duduk di depannya. Juan menatap kamera yang masih menyala. “Kameranya bisa dimatikan?” pinta Juan. Berlina memberi isyarata agar cameramen-nya meninggalkan mereka berdua. “Saya cukup kaget karena kamu mengirim pesan,” kata Berlina. Juan mencondongkan tubuhnya lebih dekat dengan gadis itu. “Apa tujuan kamu pacaran dengan adik saya?” tanya Juan. Ia masih ingat kejadian malam itu ketika Ara dan Berlina jatuh ke kolam. Juan kembali ke rumah Berlina untuk melihat keadaan gadis itu. Bagaiman