Milikku Hanya Untuk Wanita Yang Aku Cintai

2188 Kata
Valdo sedang duduk menyandarkan badannya di sandaran tempat tidur empuk di sebuah kamar hotel berbintang lima di Kota Hatyai, Thailand. Valdi memejamkan matanya untuk menikmati setiap isapan penuh gairah dari mulut wanita yang duduk dengan posisi membungkuk di antara selangkangannya. Kepala wanita itu tampak maju mundur mengulum semua bagian terintim dari milik Valdo yang berukuran sangat besar itu. Setiap kuluman b*******h dari wanita itu, membuat Valdo semakin memejamkan matanya dan mendesah sambil mengeryitkan dahinya penuh kenikmatan. Ketika pelepasannya hampir tiba, Valdo menekan kepala wanita itu semakin dalam dan membiarkan wanita itu tersedak sambil menelan semua kenikmatan yang telah dia hasilkan. Tanpa rasa, Valdo langsung berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Wanita itu lalu berdiri merapikan rambutnya yang kusut masai dan duduk menunggu Valdo di tempat tidur. Valdo keluar dari kamar mandi setelah berpakaian lengkap. Lalu mengeluarkan dua ratus dollar US dan memberikannya ke wanita sexy dan dia mengucapkan terima kasih. “Hanya begini saja pelayanan saya? Tidak perlu yang lainnya? Aku siap membiarkan, milikmu yang sangat besar itu memasuki relung-relung milikku.” Kata wanita itu sambil memainkan tangannya di paha dengan wajah genit. Dia sebenarnya kepingin Valdo melakukan lebih dari yang tadi dia lakukan dengan mulutnya. Dia ingin melakukan pelayanan maksimal seperti yang biasa dia lakukan dengan tamu-tamunya. Tapi tadi maminya sudah berpesan padanya , Kalau klien mereka ini , tidak perlu semua service tersebut, dia hanya perlu di kulum dan dipuaskan dengan cara tersebut. Lelaki ini tidak pernah melakukan hubungan intim seperti pada umumnya dengan perempuan-perempuan yang mempunyai profesi seperti dirinya . Perempuan yang menghasilkan uang dengan memuaskan laki-laki. Tapi wanita itu, tetap ingin mencoba membujuk dia dengan gaya genitnya, supaya dia juga bisa merasakan, bagaimana dimasuki oleh miliknya yang sempurna dan sangat menggairahkan itu. “ Tidak perlu, aku sudah okay dengan ini. Aku hanya mau melakukan hubungan intim yang sesungguhnya dengan wanita yang aku cintai , karena milikku hanya akan aku pergunakan untuk memuaskan mereka.” Kata Valdo sambil duduk di depan wanita itu yang tetap memainkan tangannya di antara pahanya yang sengaja dia buka. “ Kamu boleh tinggal di kamar ini, sampai kamu puas. Aku harus pergi dulu. Karena ada meeting di lobby hotel ini. Terimakasih sudah memberikanku service terbaikmu. Otakku jadi terang benderang lagi setelah mengeluarkannya. Jadi aku bisa meeting dengan tenang.” “ Meeting anda masih satu jam lagi. Kamu masih sempat dong, melakukannya bersamaku, Please! Aku sangat ingin melakukannya bersamamu. Kamu pasti sangat hebat di ranjang. Aku belum pernah, melihat seorang lelaki Asia, yang memiliki ukuran begitu sempurna, seperti milikmu.” “ Kalau aku melakukannya dengan benar, satu jam tidak akan cukup bagiku dan terimakasih sudah memuji milikku. Aku tahu kesempurnaan milikku ini, makanya aku tidak ingin membaginya dengan wanita yang tidak aku cintai. Dengan kalian , cukup hanya mengulumnya saja. Okay ! Aku jalan dulu ya. Mandi aja kalau mau mandi. Kamar ini tidak akan kutempati lagi. Aku akan segera kembali ke rumahku di Penang, setelah selesai meeting. ” Kata Valdo sambil membuka pintu kamar hotel itu dan berlalu meninggalkan wanita yang kini sibuk memuaskan dirinya sendiri. Tidak pernah,wanita itu begitu kepingin melakukan hubungan intim dengan semua tamu-tamunya. Biasanya kalau hanya perlu kuluman saja, wanita itu bahkan tambah senang karena tidak perlu yang lainnya. Valdo adalah tamu pertamanya yang begitu sempurna, masih muda, gagah,tubuh six pack , lengan berotot dan yang paling luar biasa adalah milik pribadinya yang begitu menggoda. Belum pernah dia bertemu tamu yang sesempurna itu. Seorang laki-laki yang tidak genit, tidak neko-neko dan membayar dengan jumlah maksimal. Meskipun wanita itu hanya perlu memuaskannya dengan mulutnya. Sebenarnya kalau lelaki ini mau, dia tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar seorang wanita panggilan seperti dia, Wanita itu yakin, cukup dengan duduk menggoda wanita-wanita kesepian di bar, semua wanita-wanita itu akan berbaris melayaninya bila mengetahui Valdo memiliki sesuatu yang tergantung begitu sempurna, di bawah perut six packnya dan diantara paha kekarnya. Herannya Valdo tidak pernah menggoda wanita-wanita di bar, dia lebih baik menggunakan layanan professional dari wanita-wanita seperti dirnya. Mungkin alasannya ya, seperti yang dikatakan Valdo tadi, dia hanya ingin milik sempurnanya itu,hanya untuk wanita yang dia cintai, bukan dengan sembarang wanita. Tapi sebagai pria sehat, dia juga perlu pelampiasan, sehingga kalau bersama wanita yang berprofesi melayani pria-pria seperti dirinya, Valdo cukup hanya dipuaskan dengan service melalui mulut dan tidak perlu terlibat perasaan, toh hubungan mereka hanya sebatas bertukar jasa dan pelayanan. Wanita itu akhirnya berdiri dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dalam bathinnya dia berkata, alangkah beruntungnya wanita yang dicintai Valdo nanti. Memiliki seorang laki-laki yang begitu sempurna dan berprilaku baik, juga tidak pelit. Sudahkah Valdo memiliki seseorang di hatinya? Kalau sudah, tidak mungkin dia akan jajan lagi seperti ini. Pasti belum ada, karena setiap ke Hatyai, Valdo selalu menyempatkan diri sehari untuk memakai jasa pelayanan mereka. ++ Valdo turun dengan gagah dari kamar 9220 dan berjalan tenang menuju lobby hotel. Badannya yang tinggi tegap dengan jambang tipis , tershaving rapi, mengelilingi rahang pipinya, membuat Valdo keliatan sangat macho. Hari ini, Valdo akan melakukan meeting dengan SJ Management, sebuah management artist yang menaungi seorang artis Thailand yang lagi menanjak. SJ Management, ingin memakai jasa bodyguard dari perusahaan Valdo, karena perusahaan Valdo adalah satu-satunya yang menyediakan bodyguard cewek yang super terlatih untuk mengawal sang artis ini. Handphone Valdo yang berada di saku jacket Balmain Leather nya terasa bergetar . Valdo menghentikan langkahnya dan menepi ke pinggir dinding dekat coffee shop. Tertera nama Lucas di layar handhponenya. Hati Valdo langsung berdebar kencang. Apa terjadi sesuatu yang buruk dengan Valdi? “Hello Lucas? Valdi baikah?” Itu kata pembuka yang langsung Valdo ucapkan kepada Lucas. “ Not good. Val” Kata Lucas dengan sedih. “ Apa yang terjadi? Kondisinya memburuk?” Tanya Valdo dengan suara tercekat. “ Kemarin Valdi sudah melakukan CT Scan lagi, penyusutannya di lobus frontal atau bagian dari otak yang mengendalikan perilaku, memori, emosi dan kepribadiannya memburuk. Kalau menjalar ke Lobus temporal ( samping) itu bisa berakibat dia kehilangan fungsi bicara dan kalau ke lobus oksipital ( belakang) penglihatannya akan terganggu. Itu masih di otak besar, kalau nanti penyusutan menjalar diotak kecil, Valdi akan susah mengendalikan gerakan , menjaga keseimbangan dan koordinasi gerakan tubuh.” Kata Lucas dengan suara bergetar. “ Berapa lama lagi, semua itu akan terjadi?” Tanya Valdo dengan sedih. “ Tidak bisa ku prediksi. Melihat keadaan Valdi dari mulai terdeteksi sampai sekarang ini yang sudah hampir mencapai 6 bulan, maka mungkin 6 bulan lagi keadaannya akan semakin memburuk.” Kata Lucas sambil menghela nafas. “ Istrinya sudah tahu kah, keadaan Valdi yang mungkin memburuk 6 bulan lagi ? ” Tanya Valdo “ Kak Nanette ! Kamu kok bandel sih? Apa sih susahnya panggil dia kakak?” Kata Lucas menasehati Valdi, karena Lucas yakin, itu yang akan dilakukan Valdi , seperti saat mereka di Penang dulu. “ Umurnya aja lebih muda dari saya 2 tahun, ngapain aku panggil dia Kakak? Kalian ini terlalu kuno, di Amerika aja, orang panggil nama sama orangtuanya.” Kata Valdo ngeyel. “ Terserah kamu lah. Kamu harus pulang dan menyampaikan kabarnya ke orangtua kalian.Aku tidak sanggup mengatakannya, dan aku juga tahu Valdi pasti juga akan diam saja, abangmu itu terlalu baik hati dan terlalu mencintai keluarganya. Valdi sampai tanya aku, apakah lebih baik, dia mati saja, supaya Nanette tidak menderita berkepanjangan. Hatiku remuk redam , mendengarnya ketika dia mengatakan hal tersebut.” Kata Lucas dengan mata berkaca-kaca. Valdo juga matanya berkaca-kaca ketika mendengar hal tersebut. Sungguh kasihan abang tercintanya. Abang satu-satunya yang selalu dia sayangi dan menyayanginya. Abang yang selalu mendukungnya ketika dia terpuruk dan Abang yang sempat Valdo lupakan karena kesibukan kerja untuk membangun perusahaannya. Valdo sangat menyesal, mengapa terlalu mementingkan pekerjaan, sampai saat abangnya menikah saja, dia sampai hati, tidak pulang dan hanya mengirim hadiah honeymoon kepada mereka. Sekarang dia tidak bisa lagi memutar waktu untuk mengembalikan ingatan abangnya, kalau Valdi melupakannya. Aku harus segera pulang untuk menemani abangku tercinta. Tekad Valdo. “ Luc, aku akan pulang hari Senin . Aku akan meninggalkan pekerjaanku di sini untuk menghabiskan quality time bersama Valdi, sebelum dia melupakan aku sepenuhnya. Biar ku urus dulu semua di sini. Aku akan kembali ke Jakarta untuk Valdi.” Kata Valdo tegas. “ Kamu bisa cuti begitu lama?” Tanya Lucas. “ Aku bossnya , jadi bebas cuti dong. Aku akan menyerahkan pekerjaanku kepada patner bisnisku. Paling kalau ada meeting dengan klien, aku akan terbang sehari, dua hari ke Malaysia atau Thailand, terus aku balik lagi ke Jakarta. Eh. Rumah Valdi ada kamar tamu kah? Aku bisa tinggal di sana atau aku harus ngontrak rumah di dekat mereka, biar waktuku bisa lebih banyak bersama abangku. Aku tahu, kejamnya jalanan Jakarta. Kalau aku bolak-balik dari rumah orangtuaku, bakalan habis waktu aja. ” Kata Valdo berencana. “ Ada dua kamar yang tidak ditempati di rumah Valdo. Kamu bisa tidur di salah-satunya. Biasanya kamar di atas itu untuk mamamu kalau menginap. Kamar Valdi dan Nanette ada di bawah. Kamar Viona dan dua kamar tamu itu yang di atas. Total ada 3 kamar di rumah mereka dan satu ruang baca.” Kata Lucas menjelaskan dengan rinci. “ Kamu uda kek marketing property aja, Luc.” Kata Valdo mencoba bercanda dengan Lucas. “ Bukan gitu, itu karena aku sering ke rumah Valdi untuk menemaninya, sejak dia resign, aku sering makan siang bareng di rumahnya supaya dia nggak bosan. Kak Nanette mu kan tetap kerja. Jadi siang itu , Valdi selalu sendirian sama Viona dan pembantu aja di rumah”. Kata Lucas. “ Kenapa sih, istrinya masih bekerja? Bukannya resign aja menjaga abangku. Emang mereka nggak bisa makan ya, kalau dia nggak bekerja? Uang asuransi yang diklaim abangku hampir 5 M kan ? Seharusnya kalau di depositokan uda bisa untuk hidup mereka sekeluarga dong. Atau istrinya suka foya-foya? Jadi nggak bisa kalau nggak bekerja dan menghasilkan uang sendiri? Kalau gitu, berapa gaji istrinya dari ngajar? Biar aku yang kasih aja ke dia setiap bulan, tapi dia tak usah lagi kerja jadi dosen. Biar bisa terus menemani abangku.” Kata Valdo dengan gaya bossynya. “ Nanette itu bekerja, bukan supaya dia bisa foya-foya, Val. Nanette itu butuh waktu untuk dirinya sendiri, supaya dia bisa lepas sejenak dari tekanan bathinnya ketika melihat orang yang dia cintai, menderita seperti itu, pasti dia tidak sanggup, kalau dua puluh empat jam harus terus bersama Valdi. Psikiater mereka juga menyarankan agar dia tetap bekerja, kalau tidak Nanette bisa ikutan depresi. Berat tau, perjuangan orang yang harus hidup dengan penderita penyakit seperti Valdi yang kadang mood swing dan marah-marah tak jelas. Kamu harus buang pemikiran negativemu tentang Nanette , dia bukan wanita yang seperti itu. ” Kata Lucas menasehati Valdo. Valdo hanya diam, tapi dalam hatinya dari sejak Valdi menceritakan tentang Nanette dan ingin menikah dengannya, Valdo selalu berpikiran, Nanette itu tidak cocok dengan abangnya, karena Nanette anak orang kaya raya dan biasanya anak-anak orang kaya, pasti sangat manja dan egois dan tak bisa diajak hidup susah. Sedangkan Valdi itu tipe lelaki sederhana yang tidak suka dengan segala kemewahan , pakaian mewah, mobil mewah atau hal lainnya seperti yang selama ini Valdo nikmatin. Valdi bukan tipe seperti Valdo yang fashionable, melek merek-merek terkenal, suka mobil mewah . Memang Valdi mempunyai gaji yang cukup besar, tapi Valdi juga punya biaya yang besar, karena harus melunasi kredit rumah yang ditempati mereka ini. Rumah berkolam renang, yang kata Valdi ingin dia berikan kepada istrinya supaya bisa merasakan kenyamanan yang sama seperti saat istrinya itu tinggal di rumah orangtuanya. Valdo memang belum pernah ketemu Nanette sekalipun, jadi dia tidak tahu sama sekali, bagaimana kepribadian istri kakaknya itu. Yang dia tahu ya, anak gadis orang kaya raya, apalagi anak yang terkecil pasti manja dan tidak bisa melayani suaminya. Mungkin masak aja, Nanette tak bisa dan taunya hanya berfoya-foya, makanya si Nanette tetap bekerja, karena dia sadar gaji suaminya tidak bisa memenuhi gaya hidup mewahnya. Makanya Valdo tidak pernah bisa memanggilnya Kak Nanette , dia tetap memanggil istri kakaknya itu, istrimu atau Nanette saja. Valdo berharap semoga, ketika dia bertemu dengan istri abangnya itu, pandangannya yang buruk tentang diri kakak iparnya itu bisa berubah. “ Jadi kamu pulang Senin nanti ya, perlu kujemput nggak?” Tawar Lucas membuyarkan lamunan Valdo. “ Boleh deh, kalau kamu mau jemput aku. Aku biar langsung ke rumah Valdi aja, soalnya aku tidak tahu di mana rumahnya. Setelah melihat keadaan Valdi, baru aku bisa menjelaskannya kepada orang tua kami. Aku juga khawatir tentang mereka. Gimana baiknya ya, aku menjelaskan kepada mama papaku, supaya mereka tidak shock? Anak kesayangan mereka yang paling pintar, menderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan. ” Tanya Valdo binggung. “ Aku juga binggung. Gimana menjelaskannya ke mereka? Nanti deh kita pikirkan sama-sama. Yang penting kamu pulang dulu. Nanti kalau sudah tahu jam berapa pesawatmu, kabarin aku ya. Kalau bisa ambil pesawat yg sampenya di Jakarta, malam hari, jadi aku nggak usah minta izin.” Kata Lucas. “Okay-okay. Terimakasih ya Luc. Kamu selamanya adalah sahabat kami yang terbaik.” Kata Valdo menutup teleponnya dan menghela nafas panjang. Dia harus segera selesaikan kontrak dengan SJ management ini, lalu membagi tugas-tugas selanjutnya dengan asistennya agar bisa segera terbang kembali ke Jakarta. Kota kelahirannya yang sudah hampir tiga tahun tak pernah dia kunjungi bahkan untuk mengunjungi ayah dan ibunya. Aku benar-benar anak durhaka. Kata Valdo dengan penyesalan dalam hatinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN