Valdi memandang Valdo dan menghela nafas panjang, lalu berkata dengan suara yang hampir tidak terdengar
“ Aku sakit, Val. Aku terdiagnosa penyakit penyusutan otak.”
“ Apa?? Siapa sakit?? Penyakit apa itu?” Tanya Valdo mengeryitkan dahinya.
“ Valdi yang sakit. Akibat penyakit ini, dia dimensia dan lama kelamaan kalau kondisinya memburuk, dia akan melupakan segalanya. Jadi kami datang ke Penang, karena kami ingin mendapatkan second opinion dengan Prof. Kareem, seorang ahli neurologi yang praktek di rumah sakit Gleaneagles. Penang. Aku uda dapat appointment untuk besok.” Kata Lucas, karena melihat Valdi tidak sanggup menjelaskan penyakitnya kepada Adiknya.
Valdo tampak tercengang . Dia menatap Valdi dengan tatapan tak percaya.
“ Kalian bercanda ya? Kalian bohong pasti !! Nggak mungkin , Valdi bisa kena penyakit ini. Emang kamu pernah cedera di area kepala?” Tanya Valdo.
Karena yang dia tahu salah satu penyebab penyakit ini adalah terjadi cedera kepala , seperti yang dulu pernah dia pelajari saat dia kuliah . Biasanya untuk olahragawan bidang tinju yang kemungkinan besar bisa terkena penyakit ini.
“ Penyakit ini bukan hanya karena cedera, Val. Banyak penyebabnya.” Kata Valdi dengan suara lebih tenang.
“ Uda pasti? Kamu nggak salah diagnosa, Luc?” Tanya Valdo menatap Lucas.
“ Aku juga berharap, aku salah diagnosa. Aku sangat berharap aku salah. Biar besok kita pastikan lagi ke Prof. Kareem.” Kata Lucas pelan. Matanya sudah berkaca-kaca.
“ Kamu pasti salah! Kamu pasti salah! Tidak mungkin abangku terkena penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini. Tidak mungkin. TIDAK MUNGKIN!!!!” Teriak Valdi sambil mengatupkan kedua tangannya ke wajahnya dengan putus asa.
“ Val, aku sudah bisa menerima penyakitku ini. Aku sekarang hanya berusaha agar penyakitku ini tidak memburuk dengan cepat. Makanya aku setuju, diajak Lucas ke sini. Mana tau Prof. Kareem ada pengobatan terbaru. Jadi besok, aku akan konsul ke Prof. Kareem itu dulu, agar tahu bagaimana baiknya. Aku berusaha untuk tidak stress, rajin olahraga dan makan banyak protein juga sayuran seperti saran Lucas . Jadi seminggu ini, aku baik-baik saja dan tidak ada kejadiaan yang membuatku lupa. Lucas juga sudah menyusun statistic untukku dan aku selalu melaporkan kepadanya kalau ada yang aku lupa, jadi bisa dia pantau sejauh mana dan secepat apa , kondisiku memburuk. Aku minta agar kamu merahasiakan dulu tentang kondisiku ini kepada mama dan papa. Istriku, Nanette juga belum ku kasih tahu. Aku akan konsultasi dulu biar tahu apa yang harus aku persiapkan. Kamu bisa membantuku?” Tanya Valdi dengan suara tenang kepada adiknya.
Valdo menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Dia lalu menghambur ke pelukan Valdi dan meneteskan air mata. Hatinya sakit sekali, ketika mengetahui abangnya yang sangat baik,pria bertanggung jawab dan sangat pintar ini, harus terdiagnosa penyakit yang tidak bisa disembuhkan.
Papa dan mama mereka pasti sangat sedih bila mengetahui hal ini. Anak kebanggaan mereka akan melupakan mereka untuk selamanya. Apakah mamanya sanggup menghadapi hal ini? Valdo sungguh merasakan kesakitan di hatinya. Valdi menepuk-nepuk punggungnya dengan sayang. Seperti dulu, ketika dia menepuk-nepuk punggung Valdo untuk memberinya semangat kala harus bertanding karate.
“ Uda, Val. Aku akan baik-baik saja. Jangan khawatir. Besok moga-moga, diagnosa Lucas yang salah. Aku bukan terkena penyakit penyusutan otak. Otakku baik-baik saja, hanya si Lucas ini karena jomblo kelamaan jadinya linglung dan mendiagnosaku dengan penyakit itu.” Kata Valdi mencoba bercanda.
“ Iya, moga-moga aku salah.” Kata Lucas penuh harap. Biarlah dia jadi dokter yang bodoh kali ini. Dia sangat bersedia jadi bodoh dan salah diagnosa, demi Valdi.
“ Besok aku ikut kalian ke rumah sakit.” Kata Valdo dengan suara yang lebih tenang sekarang.
“ Iya, kamu ikut besok , biar aku bisa merasakan naik mobil Tesla lebih lama lagi.” Kata Valdi
“ Kamu bilang apa ke istrimu, kalau kamu masih merahasiakannya darinya?” Tanya Valdo.
“Kak Nanette, Val. Aku aja bisa memanggilmu Val sekarang karena kau suruh tidak lagi memanggilmu Do. Kenapa kamu masih tetap memanggil dia istrimu kepada orang yang seharusnya kamu panggil kakak. ” Kata Valdi pada adiknya.
“ Iya, Iya. Kak Nanette. Apa yang kamu katakan kepadanya?”
“ Aku bilang aku rindu padamu dan mau menjenguk adikku. ” Kata Valdi
“ Dan dia percaya?” Tanya Valdo.
“Percaya! Dia malah bilang, memang seharusnya aku datang menjengukmu dan menghabiskan waktu bromance bertiga dengan Lucas dan kamu agar aku tidak terlalu stress.” Kata Valdi.
“Luar biasa istrimu itu. Jarang ada wanita yang begitu percaya pada suaminya. ”Kata Valdo.
“ Nah itu, istrimu lagi. Kak Nanette!!” Jerit Valdi
“ Oh iya , maaf. ” Kata Valdo tersenyum.
“ Valdi itu sangat beruntung dicintai Nanette. Nanette itu memang wanita luar biasa. Berasal dari keluarga kaya raya, tapi tidak sedikitpun sombong dan manja. Dia sangat pengertian dan penuh cinta.” Kata Lucas memuji istri Valdi.
“ Iya, aku memang sangat beruntung. Nanette selalu mengerti aku. Dia tak pernah marah sedikitpun meskipun aku lima tahun berturut-turut tak pernah sekalipun ingat hari anniversary kami. Dia selalu mengerti dan mengatakan mungkin aku terlalu sibuk dan bukan tipe cowok romantis, sehingga tidak pernah mempersiapkan kejutan untuk pesta anniversary kami. Tapi mungkin itu juga karena penyakitku, ya Luc? Berarti penyakit lupaku itu uda mulai dari lima tahun yang lalu.” Tanyaku pada Lucas.
Lucas hanya menghela nafas dan tak berani berkata apa-apa karena dia juga tidak tahu, apakah Valdi penyakit lupanya itu sudah dimulai dari lama atau mungkin hanya karena sifat Valdi yang memang tidak romantis.
“ Yuk, aku mau tidur dulu. Mana kamar ku? Aku harus cukup istirahat dan tidak boleh begadang, menurut Lucas agar kondisiku tidak memburuk dengan cepat.” Kata Valdi berdiri.
Sini ku antar kalian ke lantai dua . Kalian menempati kamar masing-masing. Ada lima kamar di rumahku ini.
Dan malam itu ketiga pria itu tidur dalam kegelisahan yang sama. Kegelisahan karena khawatir tentang orang yang mereka cintai.
Valdi khawatir tentang Nanette dan Viona. Valdo dan Lucas , khawatir tentang Valdi , Abang dan sahabat yang sangat mereka sayangi.
+++
Hari Minggu Sore, Lucas dan Valdi terbang kembali ke Jakarta. Mereka sekarang duduk di pesawat Air Asia dalam diam dan dengan hati yang tidak menentu.
Hari Jumat itu saat mereka bertiga konsul ke Prof. Kareem, ternyata hasil diagnosa Professor Kareem sama dengan yang di diagnosa Lucas. Valdi memang terkena Atrofi otak. Valdo , Valdi dan Lucas saling memandang dengan tatapan sedih. Professor Kareem juga menganjurkan hal yang sama seperti yang Lucas sarankan kepada Valdi sebelumnya untuk rajin olahraga, mengurangi stress dan memperbanyak makanan yang mengandung protein juga ditambah dengan konsumsi Vitamin B 12. Hanya itu yang bisa kita upayakan, supaya kondisi Valdi tidak cepat memburuk. Penyakit ini memang tidak bisa di sembuhkan, dan sampai sekarang belum ada pengobatannya.
Mereka bertiga keluar dari ruangan Prof. Kareem.
“ Duduk dulu sebentar, di sini . Aku merasa lemas.” Kata Valdi kepada kedua orang lelaki .
Mereka bertiga duduk tanpa berkata-kata. Hanya diam dengan pikiran masing-masing. Lalu terdengar suara Valdo yang berusaha riang.
“ Aku yakin, kamu akan baik-baik saja. Jangan stress. Toh uda terjadi. Otakmu memang mengalami penyusutan. Tapi kalau kita lakukan semua yang dianjurkan oleh Prof. Kareem. Aku yakin kondisimu tidak akan memburuk secepat ini. Kamu mungkin bisa bertahan sampai anakmu gadis, atau malah mungkin bisa melihatnya menikah. Yuk, kita segera pulang. Aku ajak kalian makan sea food di restaurant di Batu Feringhi. Kita nikmati hidup ini, jangan terlalu dipikirkan. Semua akan baik-baik saja.”
“ Iya. Yuk! Mari kita nikmati perjalanan kita ke Penang ini. Uda tahunan juga kita tidak berkumpul bersama. Lupakan saja sakitku. Jangan dipikirkan. Makin dipikir, makin susut nanti otakku.” Kata Valdi dengan suara riang .
Aura positif dari adiknya mengalir di dirinya. Valdi harus semangat dan semoga apa yang dikatakan Valdo benar, kalau dia akan baik-baik saja sampai nanti Viona menikah.
Bertiga mereka keluar dari Rumah Sakit Gleneagles dan langsung menikmati acara jalan-jalan mereka yang penuh canda tawa, bercerita tentang kejadian saat mereka dulu sering kumpul di kamar Valdi sewaktu mereka masih usia dua puluhan. Ada yang Valdi ingat, tapi ada yang dia lupa. Mereka juga menganggap biasa aja dengan lupanya Valdi, tidak mengganggapnya sebagai suatu penyakit. Jumat dan Sabtu itu mereka bertiga habiskan dengan kegembiraan, agar Valdi tidak stress dan penyakitnya tidak memburuk dengan cepat.
Minggu pagi saat mereka bertiga lagi santai duduk minum kopi di teras belakang yang menghadap laut. Tiba-tiba Handphone Valdi berdering. Dan tertulis nama Nanette di layarnya.
Valdi kelihatan binggung dan memandang adik dan sahabatnya sambil mengangkat dagunya dan bertanya.
“ Woii, kalian lihat, cewek yang mendekati aku saat kuliah umum itu, meneleponku.” Katanya dengan senang dan bangga.
Valdo dan Lucas menatapnya binggung. Aduh! Saat ini, berarti Valdi lupa kalau dia sudah menikah dengan Nanette. Lalu Lucas langsung mengingatkannya.
“ Di, kamu uda menikah dengan Nanette. Kalian sudah punya anak, Viona namanya. Ayo Fokus!” Perintahnya agar Valdi bisa mengingat kembali.
Valdi tampak termenung, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha mengingat kembali dan sebentar kemudian, dia baru mengangkat telepon dari Nanette yang ternyata sudah menjadi istrinya. Kenapa aku bisa melupakan kalau aku sudah menikah?
“ Ya, Ma” Katanya.
“ Hari ini , papa jadi pulang ? Aku dan Viona sudah sangat merindukan papa. ” Katanya.
“ Jadi. Jam 6 pesawat kami akan landing di Soekarno Hatta. ” Kata Valdi.
“ Mau aku jemput, Pa? Gimana kalau aku jemput kalian, lalu kita makan malam bareng dengan Lucas di Lembur Kuring?” Tanya Nanette.
“ Sebentar, Papa tanya ke Lucas dulu”. Lalu Valdi menyampaikan pada Lucas, ajakan Nanette. Dan Lucas mengangguk setuju.
“ Boleh,Ma” Kata Valdi singkat, supaya dia tidak salah menjawab. Valdi sebenarnya ingin bertanya kepada Nanette, Emang di mana restoran Lembur Kuring itu? Kenapa bisa memilih restoran di sana. Valdi sama sekali tidak ingat kalau restoran itu restoran kesukaannya dan Nanette.
“ Okay, sampai jumpa jam 6 sore. Pasti papa hilang stress nya setelah berkumpul bersama adik tersayangnya dan sahabatnya .Mama senang , papa bisa menikmati waktu bersama mereka, dua hari ini.” Kata Nanette menutup pembicaraan mereka.
Valdi memandang Lucas lalu berkata padanya “ Luc, hari ini aku lupa tentang ternyata aku sudah menikah, dan yang kedua, aku lupa di mana restoran Lembur Kuring itu? Kenapa Nanette bisa ngomong tentang restoran itu? Emang itu, restoran favorit siapa?”
“ Ini, aku sedang mencatatnya di tabel di handphoneku.Kamu lupa, kamu sudah menikah, pasti karena kita sudah lama tidak kumpul bareng bertiga seperti ini dan jadinya kamu mengingat kalau kita ini masih di usia 20 an dan tentang Lembur Kuring. Restoran itu terletak dekat bandara dan memang restoran favoritmu dengan Nanette. ” Kata Lucas.
Valdi mengangguk-angguk “ Semoga tidak banyak yang aku lupakan. Seminggu lupa satu , dua hal saja seperti ini. Jadi prosesnya biar lama. Moga-moga proses lupaku tidak memburuk sampai Viona dewasa.” Harap Valdi.
Valdo dan Lucas mengangguk dan berharap seperti yang Valdi harapkan juga.
Saat Valdo mengantar mereka ke airport tadi. Valdo memeluk Valdi dan berkata “ Tetap kabarin aku tentang kondisimu ya, Di” dan kepada Lucas, Valdo berbisik “ Kalau sekiranya, keadaan Valdo memburuk dengan cepat, tolong kabarin aku segera. Agar aku bisa pulang ke Jakarta, sebelum dia melupakan aku."
Lucas mengangguk dan menjawab “ Pasti. Aku akan mengabarimu segera.” Dan ketiga lelaki itupun berpisah .
Sekarang pesawat sudah membumbung tinggi meninggalkan bandara International Penang untuk kembali ke Jakarta. Valdi dan Lucas tetap duduk dalam diam sambil menatap langit yang mulai berubah warna menjadi jingga, karena matahari segera akan turun ke peraduannya.
Lucas menutup matanya mencoba untuk tidur dan Valdi juga menutup matanya. Dia membayangkan wajah Nanette, istrinya yang tadi sempat dia lupakan telah menjadi istrinya. Semoga Nanette menjadi orang terakhir yang dilupakan Valdi. Nanette pasti sangat sakit hati, bila Valdi melupakanya. Bisakah Nanette menghadapinya? Sanggupkah Nanette??