Kamis sore, Valdi dan Lucas akan berangkat ke Penang , Malaysia. Prof. Kareem ternyata tidak lagi praktek di Kuala Lumpur, dia telah pindah praktek ke rumah sakit Gleneagles sejak setahun lalu. Lucas juga telah berhasil mendapat appointment untuk Valdi di hari Jumat. Seminggu ini, keadaan Valdi baik-baik saja. Dia melakukan semua saran yang dikatakan Lucas kepadanya. Mulai berenang bareng Nanette, sampai Nanette terheran-heran.
“ Tumben, kamu uda bangun lebih pagi, supaya bisa berenang bareng aku.” Tanya Nanette ketika Valdi menceburkan diri di sampingnya dan mulai berenang perlahan.
Valdi hanya tersenyum padanya supaya tidak perlu mengeluarkan kata-kata bohong.
Valdi juga mulai banyak mengkonsumsi sayur. Dia bilang ke Nanette bahunya sering pegal-pegal sekarang, Valdi takut kolestrolnya naik, sehingga lebih memilih memperbanyak makan sayur-sayuran daripada makan daging-dagingan.
“ Aduh , kesambet apa nih suamiku? Dulu susah banget disuruh makan sayuran, sekarang malah minta dibuatin salad tiap hari.” Kata Nanette kesenangan.
“ Aku kan umurnya dua tahun lagi 40.Jadi aku harus lebih sadar diri untuk menjaga kesehatanku.” Kata Valdi menjawab keheranan Nanette.
“ Benar sekali. Papa harus tetap sehat, biar kita bisa bersama-sama sampai tua nanti agar bisa melihat Viona di wisuda, Viona nikah dan melihat cucu kita. Juga dua tahun lagi saat Viona umur 5, kan kita rencana bikin adik untuk Viona.” Kata Nanette tersenyum manis.
Valdi hanya menganggukkan kepalanya. Tapi dalam hati dia ragu, apakah aku bisa bertahan selama itu? Apakah otakku akan baik-baik saja sampai dua tahun kedepan. Apakah kalian berdua tetap ada dalam ingatanku?
Nanette juga keheranan ketika Valdi minta izin untuk berangkat ke Malaysia bersama Lucas. Valdi mengatakan dia ingin mengunjungi adiknya Valdo, ketika tahu dari Lucas, kalau Prof. Kareem sudah pindah praktek dari Kuala Lumpur ke Penang . Penang yang merupakan tempat tinggal Valdo selama ini. Cocok sekali alasan itu, sehingga Nanette tidak lagi banyak bertanya. Nanette hanya mengatakan.
“ Bagus, kalau kamu bisa mengunjungi Valdo bersama Lucas. Kalian bisa menghabiskan waktu bersama. Bromance time untuk kalian bertiga. Kamu memang perlu liburan bareng teman-temanmu .Jangan bareng aku aja. Kalau bareng Lucas dan Valdo kalian bisa men talk dan bersenang-senang liatin cewek-cewek cantik. Tapi hanya boleh dilihat ya, ngak boleh yang lainnya lagi.” Kata Nanette.
“ Beres. Aku tidak akan pernah macam-macam. Aku hanya akan mencintaimu seorang. Di mana lagi aku bisa menemukan istri yang begitu baik, penyayang, penuh cinta dan sangat pengertian dengan suaminya. ” Kata Valdi .
Valdi tersenyum ketika mengambil boarding pass yang diserahkan Lucas padanya.
“ Jangan sering-sering melamun. Kamu harus berusaha tetap fokus agar daya ingatmu semakin membaik. ” Kata Lucas ketika melihat Valdi yang berdiri diam menunggu dirinya yang lagi check in.
“ Aku teringat pembicaraanku dengan Nanette, dia itu benar-benar istri yang baik dan selalu pengertian. Tanpa banyak tanya langsung aja mengatakan aku memang perlu liburan , bromance time bersama kamu dan Valdo. ” Kata Valdi.
“ Kamu uda hubungi Valdo kalau kita hari ini berangkat?” Tanya Lucas.
“ Uda, dia yang akan menjemput kita di bandara, dan kita disuruhnya tinggal di rumahnya saja.” Kata Valdi.
“ Oh. Valdo punya rumah sendiri di Penang? Bukan di apartemen?” Tanya Lucas.
“ Katanya sih rumahnya. Aku juga nggak tahu, ntah landed house atau apartemen. Karena selama ini nggak pernah mengunjungi dia. Aku nggak tahu bagaimana bisnisnya. Nggak tahu sama sekali tentang dirinya. Aku benar-benar , kakak yang tidak baik ya?” Tanya Valdi menyesal sekarang.
“ Kamu kakak yang baik. Hanya mungkin kamu dan Valdo beranggapan . No News is good news. Jadi kalau saling tak memberi kabar, berarti kalian berdua baik-baik saja. Aku yakin kalau dia kesusahan, pasti dia juga akan meminta bantuanmu. Kalau dia tidak ngomong apa-apa, berarti bisnisnya lancar.” Kata Lucas.
“ Eh. Di. Kamu tidak bermaksud merahasiakan penyakitmu kan kepada Valdo?” Sambung Lucas,bertanya.
“ Menurutmu gimana ya? Aku takut dia ngomong ke papa dan mamaku, kalau aku bilang ke dia. ” Kata Valdi dengan suara ragu.
“ Kalau saranku, Kamu ngomong deh dengan jujur ke Valdo, supaya kalau ada apa-apa dan keadaanmu memburuk dengan cepat, ada orang yang bisa kasih tahu ke mama papamu dan menjelaskan semuanya. Bagaimanapun dia itu adik kandungmu.” Kata Lucas.
Valdi tampak berpikir. Memang seharusnya , dia tidak merahasiakan dari Valdo, adiknya. Kalau sampai dia merahasiakan juga dari Valdo, di saat sekarang dia tinggal di rumah Valdo untuk mencari second opinion dengan Prof. Kareem dan kalau suatu saat kondisinya memburuk, pasti Valdo akan merasa sangat bersalah. Juga dia butuh Valdo untuk menjelaskan kepada orang tuanya tentang kondisinya.
“ Aku akan menuruti nasehatmu, Luc. Aku tidak akan merahasiakannya ke Valdo.Bantu aku nanti untuk menjelaskannya ke dia. Tapi saat kita santai aja ya, jangan saat dia nyetir. Kamu tahu, Valdo itu tipe emosian. Aku takut dia lebih merasa terbebani daripada aku nantinya. ” Kata Valdi.
Lucas mengangguk setuju. Memang adik Valdi ini , mempunyai sifat terbalik dari Valdi. Valdi tipe yang tenang, menghanyutkan , serius, dan bekerja dengan menggunakan otak. Kalau Valdo itu lebih emosian, tipe bad boy, humoris dan tipe menggunakan otot nya dalam bekerja. Dari remaja , Valdo sangat suka segala jenis bela diri. Valdo pernah jadi atlit karate dan mewakili sekolah sampai perlombaan antar propinsi. Valdo juga hampir terpilih masuk pelatnas karate dan jadi atlit nasional kalau saja di pertandingan terakhir pada babak penyisihan, dia tidak cedera sehingga kakinya patah. Saat itu Valdo sempat terpuruk karena tidak bisa lagi jadi atlit. Valdi dan Lucas lah yang jadi penyemangatnya selalu menemaninya saat Valdo berjalan aja susah.
Karena cederanya. Valdo di sekolahkan ayahnya ke Kuala Lumpur supaya tidak selalu kepikiran tentang kegagalannya menjadi atlit karate. Valdo kuliah jurusan sport science di Lim Kok Wing University. Tamat dari Bachelor degree, Valdo bersama teman kuliahnya yang anak konglomerat asal Thailand bekerjasama mendirikan gym specialis untuk melatih fisik atlit-atlit di Kuala Lumpur , itu terakhir kabar yang Lucas tahu. Sekarang ini, Valdo pindah ke Penang. Lucas tidak tahu lagi , apa bisnisnya.Masih tetap menekuni gym dengan membuka cabang di Penang atau dia mempunyai bisnis lain. Valdi sama sekali tidak pernah bercerita lagi kepadanya, dan karena kesibukannya , dia juga tidak bertanya lagi. Nanti aja kalau ketemu Valdo , pasti Valdo akan bercerita pada mereka.
Valdo, adik Valdi yang juga sudah Lucas anggap sebagai adiknya sendiri. Umur Valdo yang beda dua tahun dengan umur Valdi dan Lucas, membuat mereka menjadi sangat akrab. Saat sekolah dulu, mereka sering jalan-jalan bareng, ntah sekedar nonton atau makan bareng di warung kaki lima.
Penerbangan pesawat Air Asia yang merupakan satu-satunya pesawat dengan direct flight to Penang dari Jakarta mendarat tepat jam 4 sore,waktu Malaysia yang berbeda satu jam lebih cepat dari waktu Indonesia. Pesawat mereka mendarat dengan mulus di Bandara International Bayan Lepas Penang. Saat Valdi dan Lucas keluar dari pintu Arrival, telah terlihat wajah ganteng , bertubuh tinggi besar dan kekar juga sikap yang sangat macho dan brewokan tipis mengelilingi seluruh pipi dan dagunya, berdiri sambil menyandar di tiang bulat sambil melambai ke arah mereka.
Valdi setengah berlari langsung menerebos kerumunan ibu-ibu dengan koper gede yang menghalangi pintu keluar dan mendekati adiknya yang semakin ganteng saja.
“ Valdo. I Miss you so much.” Teriak Valdi sambil memeluk erat adiknya. Valdo memeluk abangnya dengan kehangatan yang sama
“ I miss you too, my brother.” Balasnya sambil menepuk-nepuk tubuh kurus Valdi dan memeluknya sekuat tenaganya.
“ Woii, jangan keras-keras, bisa remuk tulangku. ” Jerit Valdi.
Valdo tertawa-tawa dengan riang dan sekarang balas memeluk Lucas yang berdiri di belakang Valdo.
“ Hello, My doctor bro . How are you?” Tanyanya.
“ Good as usual. Gimana kamu? Makin ganteng aja kamu, badanmu juga makin bagus. Kamu kek bodyguard aja sekarang.” Kata Lucas.
“ Iya, sekarang memang itu bisnisku. Perusahaanku menyediakan bodyguard-bodyguard professional untuk melindungi selebritas, politikus atau konglomerat yang membutuhkan jasa pengawal pribadi.” Kata Valdo sambil mengambil koper Valdi dan berjalan menuju tempat parkir.
“ Loh? Sejak kapan? Bukannya kamu buka fitness centre untuk latihan fisik khusus atlit di Kuala Lumpur?” Tanya Lucas.
“ Uda lima tahun lalu, saat abangku nikah. Aku dapat client pertama yang Andy Lau, waktu beliau konser di Kuala Lumpur, sejak itu bisnis kami menanjak terus. Fitness centre ku masih tetap ada. Ini pengembangan dari bisnis itu, karena banyak atlti-atlit bela diri yang cedera dan tidak bisa lagi jadi atlit. Mereka jadi tidak punya penghasilan, makanya kami membuka bisnis ini agar mereka bisa punya penghasilan yang baik. ” Kata Valdo bangga.
“ Wah bagus banget tuh. Jadi mereka dilatih lagi untuk jadi bodyguard?” Tanya Lucas penasaran.
“ Iya, kami punya pusat pelatihan sendiri dan instrukturnya adalah mantan pengawal pribadi raja Thailand yang telah pensiun. Dia itu paman dari patner bisnis aku yang orang Thailand.” Jelas Valdo.
“ Kok kamu jadinya pindah ke Penang sini, kok nggak tetap di Kuala Lumpur?” Sekarang Valdi yang bertanya pada adiknya.
“ Pusat pelatihan kami di Hatyai , Thailand. Jadi aku memilih beli rumah di Penang. Aku suka kota ini, kota kecil, tenang , makanannya enak dan aku bisa bolak-balik Hatyai-Penang dengan nyetir yang hanya memerlukan waktu tiga setengah jam. Makanya aku pilih pindah ke sini.” Kata Valdo pada abangnya.
“ Kamu bakalan suka pasti, Di, dengan rumahku.” Sambungnya lagi ke Valdi.
“ Hebat, kamu sampai bisa beli rumah di Penang. Landed House?” Tanya Valdi ke adiknya.
“ Iya, landed house. Harganya sama aja dengan Jakarta. Penang masih belum terlalu mahal kok dan juga pendapatanku kan dollar Amerika.” Kata Valdo sambil membuka pintu mobilnya.
“ Waduh. Kamu mobilmu aja keren. Pake Tesla . Mewah banget hidupmu. ” Kata Lucas terkagum-kagum.
“ Ini hanya salah satu mobil yang aku pakai saat berkendara di Penang. Kalau ke Hatyai , aku pake Land Cruiser, yang bukan mobil listrik.” Kata Valdi menjalankan mobil listriknya.
“ Aku bangga padamu, Do. Kamu sangat sukses sekarang. ” Kata Valdi menatap adiknya dengan bangga.
“ Panggil aku Val sekarang. Hehehe. Di sini tidak ada lagi yang memanggilku Do, emangnya aku do, re,mi?” Kata Valdo tertawa-tawa.
Dan Kami jadi tertawa bersama mendengar celutukan Valdo yang memang sangat humoris dan penuh canda. Sifatnya dari dulu tidak berubah meskipun sekarang dia bergelimang harta.
Kami melewati jalan mulus menuju Georgetown, Valdo akan mengajak kami makan malam dulu sebelum ke rumahnya.
“ Kalian kok mendadak bisa mengunjungi aku? Kamu bukan lari dari istrimu kan? Lagi bertengkar kamu sama dia?” Tanya Valdo pada abangnya.
“ Panggil istriku Kak Nanette, dasar kurang ajar, masak panggil istriku, dia. Emang istriku, temanmu?” Kata Valdi sambil menepuk bahu adiknya yang lagi nyetir.
“Aduh Bro, ini bukan zaman dinasti Ming lagi. Istrimu itu aja, usianya lebih muda dari aku. Masak harus kupanggil Kak Nanette?’ Protes Valdo.
“ Ya, haruslah. Gimanapun,dia itu kakak iparmu. ” Kata Valdi ngotot.
“Iya-iya. Apakah kamu berantem sama kakak iparku, sehingga lari ke sini untuk melepas stress bareng Lucas yang sudah jadi bayanganmu sejak SMA?” Tanya Valdo mengulangi perkataannya.
“ Nggak dong. Aku nggak pernah berantem sama Nanette dari kami menikah. Nanette itu wanita paling baik dan paling pengertian, makanya aku cinta sekali sama dia.”
“ Hebat banget, abangku , ternyata bisa juga romantis. ” Kata Valdo.
Jam delapan malam , mereka baru beranjak pulang dari makan malam di Top View , Restaurant berputar yang terletak di Komtar- Georgetown. Valdo marah-marah dan mengatakan kedua abangnya itu tidak asyik, masak jam delapan malam aja sudah mau pulang.
Mereka berdua keukeh tidak mau menikmati suasana bar untuk minum-minum dan mengatakan kepada Valdo kalau mereka berdua sudah ngantuk.
“ Dasar, Aki-Aki. So boring hidup kalian berdua . Mau ku ajak ke Hatyai, hari Sabtu untuk menikmati kehidupan malam di sana?” Tanya Valdo.
“ Nggak usah. Kami nggak cocok untuk itu. Aku nggak mau menghianati istriku.” Kata Valdi cemberut.
“ Tidak usah sampe ngamar, sentuh-sentuh aja dan cuci mata. Gadis Thailand sexy-sexy loh. ” Kata Valdo nakal.
“ Kamu itu ya, jangan terlalu bebas kehidupanmu. Uda saatnya kamu cari istri. Hidupmu sudah mapan, punya rumah, mobil dan pendapatan yang baik. Mengapa tidak cari pacar yang benar dan membentuk keluarga?” Nasehat Valdi ke adiknya.
“ Belum jatuh cinta. Kalau uda jatuh cinta, aku akan kawin.” Jawab Valdo cuek.
“ Kita seide soal jatuh cinta. Aku juga mau kawin, kalau jatuh cinta. ” Celutuk Lucas dari bangku belakang.
“ Ah! Udahlah, susah aku ngomong sama kalian berdua. Suka-suka kalian lah. ” Kata Valdi akhirnya.
Mobil Tesla Silver, milik Valdo berhenti di sebuah rumah berlantai dua dan berpagar hitam dengan design minimalis . Valdo memencet remote garasi, dan garasinya otomatis terbuka. Lalu mobil melaju pelan memasuki garasi luas yang berisi dua mobil lainnya. Satu mobil Land Cruiser dan satu lagi BMW series 7 terbaru berwarna biru metallic.
“ Bagus banget, rumahmu, Val. Oh dan mobilmu itu, sungguh mobil impian setiap pria. ” Kata Lucas teringat dia harus memanggil Valdo dengan Val sekarang bukan Do lagi seperti panggilannya dulu.
“ Kamu harus lihat halaman belakang rumahku. Biar makin terkagum-kagum”. Kata Valdo membuka pintu yang nyambung dari garasi ke bagian dalam rumahnya.
Design rumah Valdo minimalis, khas cowok dengan sedikit sekali perabotan dan sekeliling rumahnya adalah kaca . Valdi dan Lucas memandang terkagum- kagum dengan design modern rumah Valdo ini.
“ Aku design sendiri melihat contoh-contoh design rumah ala Korea. Aku suka yang simple dan minimalis seperti ini. Aku beli tanah dengan rumah tua yang sudah hampir rubuh. Lalu satu rumah itu dirubuhkan dan dibangun dengan bentuk yang aku sukai ini.” Kata Valdo sambil membuka pintu kaca ke halaman belakang rumahnya.
Dan Valdi dan Valdo tampak terkagum-kagum kembali. Di halaman belakang ada kolam renang ukuran Olympic size yang langsung menghadap pantai.
“ Daerah Gurney ini memang terletak di pinggir pantai. Jadi kita bisa lihat laut. Makanya aku langsung jatuh cinta dengan rumah ini, meskipun letaknya paling ujung dan paling sepi. ” Kata Valdo.
“ Ini luar biasa, Do, eh maaf Val. ” Kata Valdi.
“Kak Nanette mu pasti akan sangat suka dengan rumah ini. ”Sambungnya lagi.
“ Kapan-kapan ajak Kak Nanette sama keponakanku Viona liburan ke sini. ” Kata Valdo.
“ Iya, aku akan mengajak mereka ke sini, kalau tahu adikku punya rumah semewah ini. ” Balas Valdi .
“Jadi kalau aku nggak punya rumah mewah, kamu nggak bakalan mengajak istrimu datang?” Tanya Valdo cemberut.
“Mau -mau, hanya kalau punya rumah ini berarti kan kita tambah happy menikmati liburannya. Keterlaluan juga kamu, papa dan mama juga tidak tahu ya, kamu punya rumah mewah, mobil mewah di sini?” Tanya Valdi pada adiknya.
“ Aku uda sering ajak mereka datang berlibur, sekalian ku pikir suruh mereka cek kesehatan. Dokter-dokter di Penang sangat pintar dan pelayanannya juga bagus. Tapi taulah si papa. Bilang sibuk lah, konveksi lagi banyak orderan lah. Ini lah, itulah. Jadinya ya mereka tidak pernah datang. ”Kata Valdo sambil mengajak kami duduk di teras di belakang rumahnya.
“ Jadi kalian berdua benaran datang ke sini untuk mengunjungi aku?” Tanya Valdo dan menatap kedua abangnya, penasaran.
Valdi menatap adik satu-satunya. Sekarang saatnya menceritakan kondisinya dengan jujur. Lucas menganggukkan kepalanya tanda dia setuju agar Valdi mengungkapkan segalanya. Valdo menatap mereka dengan heran. Ada apa sebenarnya? Sampai-sampai abangnya tampak kesusahan untuk mengutarakan maksud kedatangannya. Apakah murni mengunjungi dirinya atau ada hal lain?