Lux masih memejamkan matanya erat, gadis itu tak berani membuka suara dan bersiap merasakan tubuhnya terhempas pada rerumputan. Ia merasa sesuatu yang aneh sekarang, sudah begitu lama tetapi ia tidak merasakan dirinya jatuh, tubuhnya tetap baik-baik saja. Lux memutuskan untuk membuka mata, ia menatap aneh pria yang kini menatapnya penuh cinta. Pria itu memiliki garis wajah yang tegas, tatapan mata tajam nan hangat. Jangan lupakan bibirnya yang mengukir senyuman kecil, tetapi tetap saja terlihat manis. “Siapa kau?” tanya Lux. Gadis itu ingin turun, tetapi pria tersebut menahan tubuhnya. “Kau keterlaluan, Sayang. Bagaimana bisa tidak mengenal calon suamimu?” tanya pria itu. Kerongkongan Lux terasa sangat kering, ia menelan ludahnya beberapa kali tetapi tetap s