25

1206 Kata

POV Ilana "Kenapa?" "Eng, enggak papa, Pak," sahutku gugup. Aku memasukkan keripik kentang ke mulut, mengunyahnya perlahan, sesekali menarik napas mencoba meredamkan gemuruh d**a. Astaga, aku berpikir apa barusan, tak mungkin Pak Adam menyukaiku. Mungkin saja, ia sedang praktik sebelum menerapkannya untuk perempuan yang ia cintai. "Kita mampir rumah makan, lalu pulang." Aku mengerutkan kening heran. "Enggak makan di warung bapak aja? Bapak kan punya warung makan juga." "Justru saya punya warung makan, makanya saya mencoba makan di tempat lain, jadi saya bisa mencicipi makanannya." "Oh, gitu." Aku nyengir. "Iya." "Baiklah." Hening. "Emp, bapak mau ini?" tanyaku saat ia menoleh memandangku. "Boleh juga." Jawabnya. Aku pun mengulurkan keripik kentang ke udara mendekat ke tangann

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN