30

1548 Kata

POV Ilana Aku membuka mata, menyipitkannya cepat karena silau oleh cahaya lampu. Saat mataku sudah beradaptasi dengan baik, aku menatap ke samping karena tanganku terasa hangat dalam genggaman seseorang. "Ibu," kataku, menatap ibu yang terisak di sampingku dengan kernyit heran. "Kenapa ibu nangis?" tanyaku lirih. Saat tiba-tiba teringat kejadian tadi, darah mengalir dari kakiku, ketakutan langsung menyergapku. Ibu menatapku dengan mata berkaca-kaca. "Yang sabar ya, Nduk?" Diusapnya kepalaku lembut. Aku menyibak selimut lalu menatap ke bawah, pada bentuk perutku yang tak seperti sebelumnya. Hampir 4 bulan, tapi kenapa tiba-tiba seperti mengecil, apa .... Aku membekap bibir saat memikirkan kemungkinannya. Melihatku, ibu tambah terisak. "Anak itu benar-benar kelewatan!" Terdengar suara

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN