Awal Mula

1025 Kata
Malam ini keluarga besar Guntur diundang makan malam di rumah Saif, kakak Said. Akhyar, saudara ipar Saif -- yang tinggal bersamanya-- memang sengaja mengundang keluarga Guntur. Semalam, dia tidak bisa mengikuti proses lamaran Said dan Ayu. Akhyar ingin sekali berjumpa dengan Ayu. Dia terkesan dengan sikap Ayu yang manja lagi sopan di malam sebelum lamaran resmi dilayangkan Said dan keluarga. Semua tentu saja terperangah melihat rumah mewah Saif. Baru saja gerbang tinggi terbuka, mata-mata sudah dimanja dengan belasan mobil mewah. Belum lagi jejeran motor besar mewah yang terletak di salah satu sudut garasi. Pekarangan luas rumah Saif juga dihiasi taman indah. "Wah. Selamat datang. Akhirnya. Mari. Silakan," sambut Akhyar yang sedang menggendong dua anak perempuan kecil yang wajahnya mirip satu sama lain. Namun, keduanya resah ketika keluarga Guntur mulai memasuki ruang utama. "Mau dolan, Njid. Sama itu," tunjuk salah satu anak perempuan yang digendong Akhyar ke arah Hera yang digendong Farid. Kedua kakinya bergerak-gerak ingin segera diturunkan dari gendongan. Akhyar dengan senang hati menurunkan keduanya, diikuti Farid yang juga menurunkan Hera dari gendongannya. "Ini?" tanya Akhyar yang agak heran melihat sosok Farid. "Farid, Om. Saya adik mamanya Ayu," Farid menyerahkan tangannya ke arah Akhyar. "Oh. Iya, iya." "Lho. Ini?" Akhyar tampak terkejut-kejut melihat Tata. "Paris, Dad.” Akhyar mencubit lengan Tata kuat hingga Tata meringis kesakitan. Farid terheran-heran dibuatnya. Bagaimana bisa Tata mengenal Akhyar? Dia kira ini kali pertama bertemu dengan Akhyar. Lalu Tata pun menjelaskan bahwa Akhyar dulunya adalah Sugar Daddy Sheren, mantan tunangan Guntur, juga mantan kekasihnya. "Sheren dipecat dari sugar babynya dia, Mas. Karena ketahuan lesbi dengan aku. Tapi Sheren udah dapat banyak, dari apartemen di Senopati sampai dua mobil mewah. Nggak minta dikembalikan coba. Dia itu crazy sugar daddy. Super aneh juga, karena nggak nyentuh sugar babiesnya, buat senang-senang dan manja-manjain aja," jelas Tata santai. Farid mendengus tersenyum. Dia baru menyadari bahwa istrinya memiliki sisi hidup yang kelam sebelumnya. Akhirnya keheranannya pun sirna ketika mellihat sikap Akhyar yang selalu berdekatan dengan Ayu selama pertemuan keluarga. Ayu sangat dimanjanya. *** Saat pulang pun tiba. Tata yang hendak menjemput Hera yang sedang bermain dengan cucu kembar Akhyar, tiba-tiba ada yang menyentuh pudaknya. Ternyata Akhyar yang menegurnya. "How is Sheren?" tanyanya pelan. "Dia sudah menikah. Sudah memiliki dua anak. Dia berubah baik," jawab Tata sambil meraih tubuh Hera. Akhyar mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia menghela lega. "Kamu sudah insyaf sekarang, Paris.” Tata mengangguk tersenyum. "He is the man, who've changed my whole life," jelas Tata sambil menunjuk ke arah Farid yang sedang bercaka-cakap dengan Said dan Saif. "Wow," decak Akhyar kagum. Dia juga ikut melirik ke arah Farid. "Daddy juga?" tanya Tata. Baginya Akhyar sangat berubah. Dulu wajah tampannya sangat garang. Tubuhnya seksi dan atletis. Gadis-gadis muda pasti berteriak histeris jika dia terlihat. Banyak yang berebutan ingin mendekati sosok Akhyar yang pemurah lagi penyayang itu. Kini, baginya Akhyar seperti sosok seorang Ayah yang sangat bersahaja. "His mom doesn't come along?" tanya Akhyar yang juga melirik Farid. "Na. Dia nggak suka berkumpul dengan orang-orang yang terlalu mewah. Dia lebih suka kesederhanaan, Dad," jawab Tata menggeleng. Akhyar mengangguk-anggukkan kepalanya. Diliriknya Tata sekilas. Lalu berlalu sambil merapikan rambutnya yang ikal nan gondrong. Tata tersenyum. Sedikit heran melihat sikap Akhyar yang menurutnya sangat aneh. *** Resepsi pernikahan Ayu yang diadakan di sebuah gedung mewah sangatlah meriah. Suasana Jawa yang kental sangat terasa di awal-awal acara. Namun di saat siang menjelang sore, suasana Arab yang mendominasi acara tersebut. Farid turut sibuk menyambut para tamu. Guntur sangat terbantukan oleh iparnya ini. Farid memang sangat menginginkan acara spesial Ayu berjalan dengan sesempurna mungkin. Dan ternyata sikap Farid menyita perhatian Akhyar. Pria setengah abad yang sedang duduk bersama para tamu-tamu penting itu beberapa kali tertangkap menoleh ke arah Farid yang sibuk. Dia tampak gelisah. Kadang-kadang dia sempat melirik-lirik ke Ola yang duduk bersama para asisten rumah tangga Hanin. Padahal sebelumnya Ola duduk bersama besannya, yang tentu dikelilingi orang-orang berduit. Raut wajah Akhyar terlihat lega saat dirinya tidak sengaja melihat Tata yang sedang berdiri mengambik makanan dari salah satu stan untuk anaknya, Hera. Akhyar lalu berdiri setelah mengucapkan 'permisi' ke teman-temannya yang duduk mengitarinya. "Paris. Ssst," desahnya pelan. Tata mengernyitkan dahinya ketika Akhyar sudah berada di sampingnya. "Lho, Dad? Ada apa?" tanyanya heran. "Boleh aku minta nomor mertuamu? Hm. Siapa namanya?" pinta Akhyar bertanya. Suaranya sangat pelan. Tata sekilas melirik ke arah mertuanya yang tampak asyik berbincang-bincang dengan Mbok Min dan Bu Sari. "Febyola. Ola panggilannya," jawab Tata. Nadanya juga pelan. Dia memahami gelagat Akhyar yang tidak ingin orang-orang tahu tentang apa yang dia rasakan. Tata tersenyum saat Akhyar menyerahkan ponselnya ke tangannya. "Tulis namanya juga," suruh Akhyar seraya meraih Hera dan menggendongnya. "Naksir, Dad?" tanya Tata iseng. "Butuh teman ngobrol. Baik orangnya, hm ... anak-anaknya baik dan sopan sekali," jawab Akhyar. "Yeah. She is the best woman. Tapi aku nggak janji Daddy bisa dekat dengannya, soalnya sudah empat belas tahun lebih menjanda. Kata Mas Farid banyak juga yang mau, tapi ibu yang nggak mau." "Kamu jangan bikin aku pesimis, Ris. Namanya juga usaha. Ini aku niatnya berteman baik kok. At least buat teman ngobrollah. Mengusir kesepian." Tata memasukkan ponsel Akhyar ke saku jas Akhyar. Dia mendengus tersenyum, tak menyangka mantan sugar daddy itu ingin mengenal mertuanya lebih jauh. "Hm, anak manis. Ikut Njid ya? Pintar ini. Mau apa? Mainan? Barbie dolls?" bujuk Akhyar sambil mencium pipi Hera bertubi-tubi. Lalu dia serahkan tubuh Hera ke arah Tata. "Thanks, Paris," ucapnya dengan senyum hangatnya. *** Ada alasan mengapa Akhyar menyukai sosok Bu Ola. Ketika dia mengunjungi rumah Guntur di malam sebelum acara lamaran resmi antara Said dan Ayu, Bu Hanin menyambutnya dengan hangat. Saat itu Bu Hanin memperkenalkan Bu Ola sebagai besannya. Akhyar terkesima dengan sikap Bu Ola yang sangat akrab dan ramah dengan para pembantu Bu Hanin. Bahkan Bu Ola dengan sigap mengatur tempat duduk untuk rombongan Akhyar. Bu Ola tidak ingin menonjolkan dirinya sebagai seorang besan orang berada. Dia tetap bersikap sederhana dan apa adanya. Di samping itu, Akhyar menyukai cara bicara Bu Ola yang lemah lembut dan penuh canda. Apalagi saat dia melihat sosok Nayra, istri Guntur, Akhyar menilai bahwa Nayra adalah sosok yang sangat baik dan sopan. Akhyar yakin, Nayra terlahir dari seorang ibu yang bersahaja. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN