Ucapan maaf

1124 Kata

Adzan subuh kian terdengar merdu menghiasi pagi nan sejuk kali ini. Aku sudah bangun. Aku sekarang lebih rajin ibadah semenjak kesalahan nya di Villa waktu itu. Memang benar, Tuhan mentakdirkan suatu hal kepada kita pasti dengan hikmahnya. Menentukan yang terbaik bagi setiap umatnya. "Wangi apa ini?" Hidungku berubah lebih tajam semenjak kehamilan, untung bayinya baik dan tidak merepotkan lagi. "Sehat-sehat di tubuh mama ya, sayang." Tuturku sambil mengusap-ngusap perut. Kemudian melangkah keluar untuk memastikan bau apa tadi. Namun tidak ada siapapun, aku mencoba melangkah ke dapur. Dan benar saja, ada seorang pria dengan balutan celemek sedang masak disana. Aku tahu itu pasti Vian dan aku tak ingin menanggapi atau mengganggunya. Bukankah aku sudah bertekad akan menjalani hidup kami

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN