Pertemuan Pertama

1436 Kata
Tuan Arion merapikan posisi duduknya yang sudah tidak menentu karena keperkasaannya mulai menegang akibat memandang Alexa dari kejauhan. Tak lama, gadis bergaya manja mendatanginya dengan sebotol air mineral sambil duduk di samping Tuan Arion demi menggodanya. "Maaf karena saya begitu lama, Tuan. Di sini, jarang sekali ada orang yang memesan air mineral." "Tidak masalah." "Jika anda ingin, malam ini saya akan melayani anda cuma-cuma karena saya sangat menyukai semua yang ada pada diri anda." "Terima kasih, tapi saya sedang tidak membutuhkannya." "Anda semakin membuat saya penasaran. Biasanya, laki-laki yang sudah saya sentuh, tidak akan menolak," ucap gadis tersebut sambil mengelus d**a tuan Arion dan ia dapat merasakan otot tebal dan keras milik laki-laki hebat tersebut. "Maaf, tapi saya sedang bosan dengan permainan kosong." "Maksud Anda?" "Datanglah kembali jika kamu sudah memahami artinya!" ujar tuan Arion yang sengaja mengatakan hal seperti itu untuk mengusir gadis murahan tersebut secara halus. "Anda mengusir saya? Padahal saya hanya ingin mengajak Anda bersenang-senang." "Please, tinggalkan saya!" Mata besar tuan Arion menyala untuk menakutinya. Tersinggung dengan ucapan dan tatapan tuan Arion, gadis muda tersebut langsung meninggalkannya dengan hati yang kecewa dan gaya yang sangat kesal. Kalau dia tidak punya uang, dia tetap bisa menikmati malam bersama saya jika ia ingin. Kata gadis itu di dalam hatinya sambil meninggalkan tuan Arion. Tapi masalahnya bukan uang. Bagi tuan Arion, mudah saja jika hanya ingin bercinta bahkan dengan wanita yang lebih hebat dengan harga yang tinggi. "Kalian lihat gadis yang di sana?" tanya seseorang yang memecah susana dari meja lainnya, tidak jauh dari tempat tuan Arion menatap Alexa. "Iya, cantik sekali." "Sempurna," sahut yang lainnya sambil tertawa. "Saya sudah sering menawar tubuhnya, tapi selalu saja gagal." Laki-laki bertubuh gempal menunjuk ke arah Alexa yang sedang berada tidak jauh dari mereka dan tuan Arion. "Mungkin dia suka yang dipaksa, Bos." "Betul juga. Tidak ada salahnya untuk mencoba." "Ha ha ha ha ha, setelah menikmati permainan brutal yang biasa saya gunakan, baru dia akan minta lagi tanpa harus membayar. Ha ha ha ha ha." Saat mendengarkan perkataan dari tiga orang tersebut, tuan Arion menggenggam kedua tangannya sangat keras. Ia teramat marah, tapi tidak ingin mencari masalah agar tetap bisa berada di tempat terkutuk tersebut, hanya untuk mengawasi Alexa dan mengetahui tentang apa saja yang ia lakukan. Namun dibalik kekesalan hatinya, tuan Arion sangat lega karena ternyata Alexa dapat menjaga dirinya dengan baik di lubang hitam seperti tempat ini. Keramaian menutup wajah tampan tuan Arion, sehingga Alexa tidak menyadari kehadirannya. Lagipula, selama bekerja, Alexa tidak pernah memperhatikan sekeliling, kecuali orang-orang yang memanggil dan membutuhkan pelayanannya. "Beb," panggil laki-laki bertubuh gempal sambil menyalakan mancis yang diangkat lebih tinggi daripada kepalanya. Tak lama, seorang pelayan mendatanginya dan mereka tampak sedang berdiskusi. Di akhir percakapannya, laki-laki tersebut memberikan sejumlah uang untuk wanita yang baru saja menghampiri mejanya sambil tertawa tampak puas. Pukul 01.30 WIB, waktunya Alexa untuk istirahat. Tuan Arion menyadari hal tersebut dan ia menunggu kapan wanitanya akan keluar dan ia berniat untuk segera menemui Alexa. Sedang menunggu di meja yang sama, tuan Arion mendapatkan telepon dari nyonya Milea. Tampaknya beliau sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Alexa. Saat itu, tuan Arion menceritakan apa yang terjadi, walaupun mamanya terdengar kecewa karena putranya belum juga menemui Alexa, namun beliau mencoba untuk mengerti dan bersabar. Beberapa saat setelah telepon genggamnya ditutup, tuan Arion memperhatikan lorong dimana Alexa masuk untuk mengganti pakaian. Untuk menenangkan hati, ia meneguk segelas air mineral. Namun, tiba-tiba saja tuan Arion merasa tidak nyaman. Seperti ada sesuatu yang terjadi pada dirinya. Tuan Arion memperhatikan tiga orang laki-laki yang sebelumnya berniat buruk kepada Alexa dan ternyata mereka sudah tidak berada di tempat. Pikiran tuan Arion memburuk, bahkan lebih buruk daripada hatinya. Dengan langkah cepat, tuan Arion meninggalkan meja dan berjalan ke arah di mana Alexa pergi. Setiap sudut lorong ia lintasi dan perhatikan, tapi sama sekali tidak ada tanda-tanda Alexa. Tuan Arion sangat yakin bahwa Alexa masih berada di salah satu ruangan di dalam diskotik ini. Selalu saja ada ruangan penghapus lelah dan bisa saja Alexa dijebak di dalamnya. Suara musik dan tawa serta sorak sorai yang seru di dalam diskotik, membuat tuan Arion tidak dapat mendengar suara teriakan yang mungkin saja Alexa lakukan untuk meminta pertolongan. Merasa 'tak punya pilihan, Tuan Arion mencari wanita sekitar umur 30 tahunan yang bekerja sama dengan tiga laki-laki tersebut. Dengan cepat dan ia menemukannya. "Kemarilah!" perintah tuan Arion sambil menarik tangan kanan wanita tersebut cukup kuat. "Sakit, lepaskan!" "Lebih sakit lagi jika lehermu yang saya tarik. Paham?" "I-iya, Tuan," sahutnya ketakutan karena melihat mata tuan Arion yang terbuka lebar dengan ekspresi wajah serius. "Dimana Alexa?" tanya tuan Arion di lorong yang agak sepi. "Saya tidak tahu, Tuan." "Jangan bohong kamu! Saya tidak main-main. Saya akan mematahkan leher kamu sekarang juga, jika kamu tidak mengatakannya." "Ja-jangan, Tuan. Baiklah, mari ikut saya!" "Jangan membohongi saya! Karena saya bersumpah untuk menghabisi keluarga kamu hingga ke akar-akarnya." Dengan langkah cepat, wanita tersebut mengantar tuan Arion ke arah ruang yang sepertinya kedap suara. Kemudian dengan gerakan tangan yang gemetaran, wanita tersebut membuka kunci pintunya yang merupakan kunci satu-satunya karena di dalam, sama sekali tidak terdapat kunci slot. "Saya akan membayar kamu setelah ini," ucap tuan Arion memecah ketakutan wanita tersebut. "Te-terimakasih, Tuan." "Pergilah dari sini agar kamu tidak terkena masalah!" "Baik, baiklah, Tuan." Wanita tersebut menjawab perkataan tuan Arion, masih dalam keadaan bibir yang bergetar. Pintu dibuka, suara teriakan Alexa baru terdengat kuat memenuhi ruangan bersama suara tawa dari tiga laki-laki yang tampak seperti macan yang tengah memainkan binatang peliharaan nya. "Tidaaak!" Alexa yang sudah telanjang d**a dan diletakkan di atas meja terus berteriak sambil menangis dan terus memberontak, namun ketiga laki-laki biadap tersebut terlihat sangat suka dengan ketakutan yang terlahir di dalam kedua bola mata Alexa yang indah. Geram, marah, sakit, tuan Arion langsung menarik bagian belakang baju laki-laki yang tertawa sangat keras diantara ketiganya. Dia adalah laki-laki bertubuh gempal dan sangat menginginkan Alexa sejak awal. Pukulan tepat di bagian wajah terutama hidung dan mulut laki-laki tersebut, berhasil menghentikan tawanya. Tidak cukup satu kali, Tuan Arion terus menghujani laki-laki tersebut dengan tinju beruntun miliknya yang sudah terlatih. Empat kali pukulan berhasil menjatuhkannya, lalu dua orang laki-laki lainnya menyerang tuan Arion secara bersamaan. Ini bukan hal yang terlalu berat baginya. Tiga pukulan menyerang dan satu pukulan kena adalah hal yang biasa. Laki-laki yang biasa berlatih Muay Thai boxing ini tidak kalap dalam sebuah pertarungan langsung. Apalagi saat ini, ia tengah membela dan menyelamatkan cinta matinya. Tuan Arion terus bergulat, sementara Alexa langsung berdiri di sudut ruangan sambil menutup bagian d**a dengan kedua tangan yang ia silang. Hingga detik ini, Alexa sama sekali tidak menyadari bahwa laki-laki yang sudah menyelamatkan dirinya adalah tuan Arion. Laki-laki yang pernah membunuh perasaan cinta dan jiwanya beberapa tahun yang lalu. Sambil menunduk, Alexa berusaha menenangkan dirinya yang sudah bergetar hebat. Perkelahian berakhir, beberapa tetes darah mengalir di sudut kiri bibir tuan Arion. Ketiga laki-laki itu pun tergeletak tidak sadarkan diri dengan luka dan lebam di wajah mereka. Melihat tubuh Alexa yang hanya ditutupi celana dalam saja, hati tuan Arion bergetar. Alexa benar-benar cantik dan memesona. Wajar saja jika banyak laki-laki tergila-gila kepadanya. Kata tuan Arion sambil berjalan mendekati Alexa. "Semua sudah berakhir. Kamu tidak apa-apa, Alexa?" Setelah mendengar suara tuan Arion, mata Alexa terbelalak dengan pupil nya yang mengecil dan bergerak cepat. Ini adalah suara yang sangat ia kenali. Suara dari laki-laki yang sangat ia cintai sekaligus ia benci Alexa mengangkat wajahnya, saat itu Tuan Arion langsung menyelimuti tubuh molek Alexa dengan jaket tebal dan panjang miliknya. Menyadari tatapan Alexa, tuan Arion balik menatapnya. Ketika mata mereka bertemu, tuan Arion merasa seperti sedang berada di dalam permainan roda-roda gila hingga adrenalin nya terpacu dan terus turun naik tidak menentu. Bahkan ia bisa merasakan miliknya bereaksi sangat aktif terhadap Alexa. Sepertinya dia tahu di mana tempatnya akan pulang. Rumah lama yang sangat menjanjikan, bukan? Tanya tuan Arion pada dirinya sendiri. Seolah dirinya dan keperkasaan miliknya adalah dua makhluk yang berbeda dan terpisah. Alexa tidak dapat berkata-kata, mulutnya seakan terkunci. Sedangkan tubuhnya terasa panas dingin hingga ke bagian terdalam di jiwanya. Bagi Alexa, Arion adalah satu-satunya laki-laki yang pernah ia miliki. Sedangkan bagi Tuan Arion, Alexa adalah segalanya, sekaligus ujung rasa di dalam kehidupannya. Bersambung. Bagaimana akhir dari pertemuan pertama ini? Apakah Alexa yang sebenarnya masih sangat mencintai tuan Arion akan memeluknya sambil mengucap rasa terimakasih? Atau Alexa malah pergi meninggalkan laki-laki yang sudah sangat menyakiti hatinya tanpa bersedia memaafkan? Ikuti terus episode selanjutnya ya. Makasih.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN