Laki-laki Sempurna
Di dalam sebuah ruangan mewah yang tersusun meja berbentuk U. Ada seorang pria berusia 27 tahun yang dipercaya sebagai pemegang saham utama perusahaan investasi dan batu bara.
Sambil menjalin kedua tangannya di atas meja, Arion menjelaskan banyak hal tentang situasi perusahaan yang ia pimpin saat ini.
Arion Tanjung, putra tunggal dari Carles Tanjung dan Milea Tamara, memiliki wibawa sejak ia masih kecil. Selain itu, kecerdasannya yang di atas rata-rata, mampu mengangkat derajatnya di usia yang masih tergolong muda.
Kulit wajah putih bersih dengan bentuk rahang yang tegas, hidung mancung, memiliki susunan gigi yang rapi dan putih, mata bulat besar dan tajam dengan alisnya yang tebal dan melengkung sempurna, membuat siapa pun yang menatapnya menjadi tergila-gila.
Bahkan hanya dengan lirikan matanya saja, bisa membuat wanita jatuh cinta. Namun sayang, laki-laki yang satu ini, kehilangan insting sebagai predator yang ahli.
Arion duduk di kursi barisan terdepan. Dengan pandangan yang dingin dan angkuh, ia memimpin meeting bersama beberapa orang penting di perusahaan dan pemegang saham.
Sedikit bicara, banyak bekerja adalah model Arion dalam memimpin perusahaan.
"Jika semua sudah jelas, maka meeting akan saya akhiri." Arion berkata sambil memberikan waktu kepada yang lainnya untuk bertanya tentang jaringan kerjasama yang sudah terjalin di luar negeri hingga keuntungannya.
"Cukup, Tuan Muda," ucap yang lainnya yang tampak sudah sangat paham dengan penjelasan dan data-data yang Arion utarakan karena semuanya sangat jelas.
"Baik, kalau begitu saya pamit kembali ke ruangan."
"Silahkan, Tuan Muda."
"Sandra!" teriak Tuan Arion demi memanggil sekertaris kesayangannya.
Bukan tanpa sebab, Sandra adalah sekertaris sekaligus pelipur lara bagi Arion. Sementara bagi Sandra, Arion adalah laki-laki yang sempurna.
"Iya, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Sandra sambil mengalungkan tangannya di leher belakang Arion.
"Nanti malam, saya menginginkan seorang perempuan yang istimewa. Apa kamu bisa mendapatkannya untuk saya?"
"Apa masalahnya dengan saya, Tuan?" tanya Sandra sambil berjalan ke arah depan, lalu meletakkan b****g bulatnya di atas kedua pada Arion.
"Saya ingin sesuatu yang baru."
"Anda sangat nakal dan memang tidak ada puasnya."
"Puas? Saya belum pernah mendapatkannya kembali."
"Sebenarnya apa yang Anda cari, Tuan?"
"Entahlah, saya juga tidak tahu. Yang jelas, saya sama sekali belum pernah merasakan kepuasan selama tiga tahun terakhir ini."
"Baiklah, saya akan mencarikannya untuk Anda."
"Oke, antar saja ke tempat biasa!"
"Baik, Tuan. Semoga akhir minggu kali ini, Anda bisa mendapatkan kepuasan."
"Thank you, Sandra."
Tidak ada rasa marah, tidak ada rasa cemburu. Padahal Sandra sangat menyukai Arion. Tetapi ternyata ia jauh lebih mencintai uangnya.
Bagi Sandra, hubungannya dengan Arion sama halnya seperti permainan lotre. Jika ia menang, maka ia akan mendapatkannya. Tapi jika ia kalah, ia sudah pernah memainkannya.
Langkah liuk pinggul Sandra yang hangat dan menggoda, terekam jelas di kamera kecil pada kedua bola mata Arion.
Namun bibirnya saja yang tampak menyemangati, sementara hasratnya tidak. Mungkin dia memang sedang bosan dengan Sandra.
Hari mulai sore, pukul 17.00 WIB. Arion memang selalu tidak pulang ke rumah di akhir pekan. Banyak alasan baginya untuk menginap di tempat yang nyaman. Salah satunya adalah kebebasan.
Bagi Arion, wanita adalah caranya untuk mendapat kesenangan dan kebebasan. Namun sayangnya, ia malah semakin terikat dan tidak dapat melupakan gadis masa lalu yang selalu memperngaruhi masa depannya.
Laki-laki berpostur tubuh tinggi tegap itu berjalan malas ke dalam kamar hotel yang sudah ia pesan. Sambil menghela napas panjang, Arion melempar jas hitamnya ke atas sofa berwarna putih sehingga tampak kontras antara warna kursi dan pakaiannya tersebut.
"Permainan seperti apa yang akan saya lakukan malam ini?" Arion mulai membayangkan tingkah lakunya untuk mendapatkan kenikmatan yang sempurna. "Mungkin saja kali ini, saya akan berhasil," ujarnya sambil menghela napas panjang dan duduk di atas sofa menghadap ke arah luar.
Arion memutuskan untuk membersihkan diri agar tampak sempurna. Kemudian ia memesan berbagai makanan manis yang ia sukai dan menikmatinya di balkon kamar hotel bintang lima.
Pukul 20.00 WIB, perempuan penghibur yang ditunggu sejak tadi muncul dan mengetuk. Dengan langkah cepat, Arion membuka pintu kamar dan mulai menikmati pemandangan indah dunia.
Mulai dari sepasang kaki jenjang, kulit putih nan mulus, perut yang ramping, d**a yang sintal dan menggoda, serta wajah yang cantik dalam polesan warna-warni dunia.
"Hai, saya Megan," sapa perempuan bertubuh molek dengan suaranya yang terdengar basah dan manja.
"Arion. Silahkan masuk!"
Megan berjalan bak ular bergerak deras di atau lantai marner berwarna putih. Sangat jelas terlihat bersama liukan tubuh Megan yang menggoda.
"Anda bisa memulainya kapan pun Anda mau, Tuan." Megan berkata sambil membalik tubuhnya dan sebelum seorang Arion terbakar, ia lah yang justru sudah membara.
Arion mendekati Megan dan ia langsung memberikan kecupan berantai di bibirnya, sebagai tanda bahwa ia akan segera memulai permainan dan Megan adalah gadis miliknya selama beberapa jam ke depan.
Megan menatap Arion dengan napas yang mulai terengah-engah. Bagi Megan, ada yang lebih hangat daripada kecupan Arion, yaitu otot-ototnya yang terasa padat berisi, ketika Megan menyentuh dadanya.
Megan senang meluncurkan telapak tangan di otot-otot dan perut menonjol milik Arion.
Sementara bagi Arion, perempuan itu memiliki b****g menawan, hingga sejak permainan baru dimulai, Arion selalu menyentuh bagian tersebut dengan pijatan khasnya yang menggoda.
"Sentuhan yang hebat dan menghanyutkan," puji Megan sambil tersenyum dengan matanya sudah tampak sangat ingin.
"Ini baru pemanasan," sahut Arion dengan mata nakalnya yang tegas. Seperti seekor Harimau buas dan liar yang tengah memainkan hasil buruannya.
Arion melepaskan kain tipis penutup kulit tubuh Megan yang tampak serasi dengan warna kulitnya.
Megan memang sangat modis, itulah alasan kenapa ia berkelana menemani pria-pria kesepian dan hidung belang dan sanggup membayarnya dengan delapan angka.
"Ah," desah Megan menyeruak saat Arion menjelajah seluruh bagian tubuhnya.
Bagi Megan, Arion adalah sesi terbaik sepanjang perjalananya. Namun sayang, Arion masih belum bisa merasakan sensasi apa pun, walau Megan sudah tampak menggelora.
"Anda luar biasa," puji Megan sembari mendorong tubuh Arion untuk menjauhinya agar dapat menjangkau milik dari Arion dan segera menikmatinya.
Megan mulai melepas burung dari sarangnya. Saat itu, kedua matanya terbelalak dan mulutnya menganga. Ini pertama kalinya Megan bertemu dengan pusaka istimewa, baik dari bentuk maupun ukurannya.
"Luar biasa, sulit untuk dibayangkan." Arion menarik salah satu bibirnya sebagai tanda bahwa apa yang Megan katakan dan rasakan adalah benar.
"Kamu harus mencobanya, kemarilah!" ucap Arion setelah cukup puas menikmati permainan dari mulut Megan.
Kemudian Arion membalik tubuh Megan dan menempelkan b****g gadis nakal tersebut pada bagian bawah perutnya.
Ia pun melancarkan aksinya dengan santai dan tenang. Permainan pertama ini, mampu membuat Megan menjerit dan terus merintih.
10 menit dengan posisi yang paling disukai wanita, membuat Arion penasaran dengan ekspresi wajah Megan. Tak lama, ia membalik wajah perempuan tersebut dan berniat untuk memulai permainannya kembali.
Keinginan Arion tidak sejalan dengan hasratnya. Ketika dirinya dan Megan saling menatap, Arion malah kehilangan keinginan.
Saat ini, Megan tampak terkejut karena melihat milik Arion melemah tanpa alasan. Ia pun langsung terdiam dan duduk sembari memperhatikan ekspresi wajah laki-laki yang sudah memesan jasanya. Sementara, Arion terlihat menutup wajahnya dan tampak kesal pada dirinya sendiri.
"Kenapa? Ada yang salah?"
"Sorry, saya memang selalu seperti ini."
"Kenapa?" Megan tampak heran karena diawal permainan, Arion tampak begitu sempurna.
"Entahlah. Hanya saja, setiap saya melakukannya, wajah dia selalu terbayang dan membuat saya malas untuk bercinta dengan siapa pun."
"Siapa?"
"Cinta pertama saya."
"Hoh. Kalau begitu, apa yang bisa saya lakukan untuk Anda, Tuan?" tanya Megan yang yakin bahwa dirinya bisa menghapus sang mantan dari pikiran seorang Arion.
"Tinggalkan saya sendirian! Sorry."
"Apa?" Megan seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Please!" pintanya sambil meninggalkan perempuan tersebut ke kamar mandi.
Bersambung.
Silakan tab love jika suka, makasih sudah mampir.