"Gimana Amira? Apa Bos kamu saja yang menggantikan kamu untuk dipecat?" Dengan keangkuhannya Raline kembali bertanya. Sengaja memberi pilihan sulit agar aku berkata iya untuk pemecatan ini. "Bu, anda tidak bisa seperti itu. Pabrik ini punya prosedur dalam mengurus karyawan. Mau ini anak perusahaan milik Ibu, tetap saja menyalahi aturan, Bu." "Kamu kok ribet amat, Teo. Tinggal pilih siapa yang mau dipecat. Oh, apa dua-duanya sekalian? Iya?" Mata Raline mengarah pada Bos Teo. Lalu dengan cepat menatapku lagi. "Bagaimana, Amira? Mau ngorbanin orang lain demi kamu?" tanyanya penuh penekanan. Diam. Tak ada jawab dari mulutku. "Emang ya, gak tahu diri. Gak pantas hidup, kamu!" ucapnya dengan kasar. Jujur aku tak sanggup menghadapi hal semacam ini. Jujur aku tak mampu memilah mana kep