Hanania tak bisa menyembunyikan air matanya yang terus berderai. Setelah Briyan pergi dari kamar inap itu, rasa bersalahnya kian membumbung tinggi. Ia tak yakin atas apa yang baru ia putuskan. Ia juga tak mengerti apakah semua akan baik-baik saja seperti sebelumnya. Tubuhnya luruh begitu saja saat mengingat detail kejadian lima tahun silam. Di mana ia mengunci diri untuk tidak memberikan raganya pada Arafan. Apa yang diucapkan Briyan adalah fakta yang tersembunyi. Selama ini ia kubur dalam-dalam. Tertutup rapat. Menjadi sebuah rahasia berdua dengan Arafan. Hanania tahu tak semestinya ia begitu. Namun, terus-terusan bersembunyi tak membuat semua masalah selesai dengan sendirinya. Apa yang selama ini ia jalani berbanding terbalik dengan apa yang ia rasa. Netra perempuan itu kian berkaca.