Daisha melipat kedua tangan. Setelah membanting pintu mobilnya ia langsung memasang wajah kesal di depan Briyan. “Mau ke mana, Nona muda?” tanya Briyan mencairkan suasana. Daisha kalau sudah seperti itu suka berbuat semena-mena padanya. “Ke mana aja yang penting gak di rumah!” “Mall? Klub malam? Hotel?” “Terserah!” Briyan melajukan mobilnya. Membawa Nona muda itu ke tempat yang sudah ia tentukan sebelumnya. Pertenyaan tadi hanyalah basa-basi. “Parah banget Abbas. Ngapain dia balik lagi, sih? Bikin mood ancur aja,” ucap Daisha begitu mobil mewahnya melewati pintu gerbang. Ia memilih duduk di samping Briyan, bukan di belakang. Tujuannya agar lebih mudah bercerita seperti ini. “Bapak anda yang memiinta.” “Bapak lagi masih aja percaya sama dia. Udah tahu dia gak mau di sini,” gerutu