Ada sebongkah rasa malu serta ketidakpercayaan diri menghadapi pasangan Hanania serta Arafan. Ada ketidakyakinan bagi Syara untuk menghadapi dunia. Namun, ia berusaha tetap pada jalurnya. Bersikap sebagai psikolog profesional. Syara mengambil napas tepat di depan pintu yang menjadi pembatas ruang tunggu dan ruang konsultasi Rana, lalu mengetuknya. "Ya. Masuk!" seru Rana dengan suara cukup lantang. Membuat Hanania juga Arafan menoleh ke arah pintu. Wajah Arafan tampak kurang nyaman begitu Syara menyembul dari balik pintu. Sementara Hanania mencoba memaklumi terlebih saat Rana mengguratkan senyum yang cukup menenangkan. "Mohon maaf. Saya hanya ingin melakukan yang terbaik. Salah satunya adalah mendatangkan psikolog terdahulu yang menangani anda. Apa yang terjadi pada Ibu Hanania memang