BAB 23

1012 Kata
"Namun aku sekarang tidak terlalu melarat seperti dulu!, aku bersyukur memiliki kehidupan yang lebih baik saat ini meski belum dengan jalan yang benar?" Ucap Fero menundukan kepalanya. "Memangnya jalan apa yang engkau tempuh kak?, menjadi seorang tukang ojek bukan sesuatu yang salah bagiku!" Ucap El berusaha menguatkan Fero. Fero hanya tersenyum mendengar perkataan El yang sebegitu pedulinya dengannya hingga harus ikut menteskan air mata, namun Fero belum sanggup mengatakan yang sejujurnya kepada El, dan bagi Fero memang El tidak perlu tahu yang sesungguhnya. "Kalau begitu buatlah lah usaha kecil-kecilan kak!, aku bisa saja membantu untuk modalnya!" Ucap El memberi masukan kepada Fero. "Iya aku kepikiran kesitu namun sepertinya lebih baik aku mencari modalnya sendiri!, terimakasih El untuk tawarannya!" Jawab Fero lalu meminum Green tea nya. "Kalau begitu anggap saja aku meminjamkan modal kepadamu!" El benar-benar antusias ingin membantu Fero. "Nanti saja biar aku pikirkan lagi ya!" Ucap Fero sambil tersenyum. El bertanya tentang adiknya Fero yaitu Yuni, Fero menceritakan tentang Yuni baik dari yang bagusnya sampai yang jeleknya, seperti kebiasaan buruk misalnya. Lalu mereka tertawa besama ketika membicarakan kebiasaan buruk Yuni, sungguh tidak adil bagi Yuni padahal Fero memiliki banyak kebiasaan buruk. Tak terasa malam sudah mulai mendekati pertengahan, sehingga El harus pulang, namun ketika El berkata ingin pulang raut wajahnya seakan-akan tak rela harus berpisah dengan Fero. Namun Fero tidak terlalu peka malahan dia berpikir bahwa El sudah mulai ngantuk. Kemudian Fero pun mengantarkan El pulang dengan selamat sampai ke depan rumahnya. "Sampai ketemu besok ya kak!, besok anterin lagi aku ke kampus jam 1 siang!" Ucap El kepada Fero. "Wahhh gak terlalu pagi cocoklah!" Ucap Fero dalam hatinya. "Okedehhh nanti kabari saja!" Jawab Fero sambil melambaikan tangannya, begitupun El membalasnya. Fero pulang dengan gembira karena dia mengantongi uang cukup banyak, hasil dari konsumennya yang hanya sebentar dan bayaran dari El. Fero heran mengapa El begitu besar membayarnya hanya untuk sekedar menjadi ojek pribadi, ya meskipun memang El tidak mungkin kekurangan uang namun tetaplah menjadi hal yang tidak enak bagi Fero, sekalipun Fero menolaknya malas El yang cemberut kepada Fero, hingga terpaksa Fero harus menerimanya. "Jadi enak!" Ucap Fero dalam hatinya. Tak lama kemudian Fero sampai dirumahnya dan mengecek hp nya ternyata ada pesan dari aplikasi khususnya, dan Fero mendapatkan konsumen kembali, namun kali ini dia tidak begitu bersemangat seperti biasa. Fero lalu melihat pesannya, "Halo selamat malam!, besok apakah saya bisa sewa om?" Tanya Konsumennya. "Kok vulgar banget!, mana di sebut om lagih!" Ucap Fero dalam hatinya. Lalu Fero mengetik pesan "Untuk jam berapa ya kak?" Balasan Dari Fero kepada konsumen barunya. Kentrunggg..... Setelah 10 menit Fero menunggu balasan akhirnya datang juga, "Pagi-pagi jam 8 om!" Balas Konsumen. Fero merasa ada yang tidak beres, baru kali ini ada konsumen yang meminta bermain pagi-pagi, memang bukan masalah waktunya yang pagi, tapi memang bagi Fero pagi bukanlah waktu yang tepat untuk menyewa, beda cerita kalau suami istri adalah istilah senam pagi. Karena perasaan Fero yang tidak enak dia pun menolak tawaran itu, dan beralasan tidak bisa kalau pagi. "Sepertinya saya tidak bisa kak kalau pagi-pagi!" Balas Fero. Lalu beberapa detik kemudian konsumennya membalas kembali, "Gimana kalau siang om?" balas konsumen. Fero langsung mebalasnya, "Gak bisa kak kalau siang!, saya ada keperluan!"Balas Fero. Kemudian Fero menunggu kembali balasan dengan hati yang was-was dan serba tidak enak. "Kalau begitu om, malem pasti bisa kan?" Balas konsumennya. Sebetulnya Fero senggang dan tidak ada orderan namun entah kenapa dia merasa tidak enak hati saja, dan menolak tawaran dari konsumennya itu. "Sepertinya tidak bisa kak!, lebih baik cari saja yang lain!" Balas Fero tidak merasa rugi sedikitpun. Pesan Fero itu langsung dibalas kembali, "Saya bayar 2jt gimana om cuma sekali saja nyewanya!" Balas konsumennya kekeuh. "Maap kak tidak bisa!" Balas Fero kepada konsumennya, dia sudah mulai merasa rugi. "Bagaimana kalau saya bayar 5jt, tapi harus pag-pagi!" Balasan konsumennya. "Oke kak!, dimana?" Balas Fero spontan dia tidak berpikir panjang lagi. 2 menit kemudia konsumennya membalas pesan Fero, "Oke saya share lokasi ya!" "Tapi kak harus vidio call dulu biar sama-sama tahu!" Balas Fero dengan cepat. "Oke kalau begitu om!" Balas konsumennya Fero lalu melakukan vidio call dan basa basi terlebih dahulu untuk memastikan konsumennya tidak main-main. Sesudah Vidio call Fero pun langsung tidur dan menyeting alarm pukul 06.30 karena takut kesiangan nanti bablas. Singkat Cerita Fero terbangun namun tetap saja masih kesiangan dia bangun jam 7, dan langsung bersiap-siap membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah selesai dia langsung menuju ke lokasi, dan setelah 30 menit perjalanan dia sampai dan tidak telat msih ada waktu sekitar 5 menit. "Wah rumah pribadi inimah!" Ucap Fero dalam hatinya. Fero melihat-lihat halaman rumah itu tidak terlalu besar namun pas, lalu mata Fero tertuju pada sebuah mobil, "Tapi itu mobil kok berasa pernah liat tapi dimana ya!" Ucap Fero dalam hatinya, namun dia menghiraukannya, Lalu Fero menelpon konsumennya, Tutt..Tutt...Tutttt.. "Halo kak saya sudah di depan lokasi!" Ucap Fero. "Baik kak sebentar saya keluar!" Jawab konsumennya. Lalu seseorang keluar dari pintu dan langsung memanggil Fero untuk masuk, Fero pun langsung masuk kerumah konsumennya. Namun anehnya konsumennya berkeringat seperti sedang tergesa-gesa, mungkin beres masak atau nyapu. Lalu Fero dibawa menuju kamar oleh konsumennya, dan setelah mereka masuk konsumennnya lansung membuka pakaiannya lalu menyuruh Fero untuk segera membuka pakaiannya dengan alasan sudah tidak kuat, namun wajahnya tidak menunjukan ekspresi keganasan. Lalu perempuan itu langsung tiduran dan Fero langsung menyerangnya, pertempuran berlangsung namun Fero tidak merasa semangat sedikitpun, dia merasa ada yang tidak beres namun tetap dia harus gabres. Fero tidak merubah-rubah gayanya karena memang tidak semangat, dan konsumennya pun tidak minta untuk berganti gaya, kemudia pertempuran berjalan 30 menit dan selesai karena perempuannya sudah tidak kuat, namun baru saja beres perempuan itu mengambil uang dan memberikannya ke Fero. "Ini Om uangnnya!" Konsumen Fero menyodorkan uangnnya. Lalu Fero mengambilnya namun beberapa detik tidak konsumennya lepaskan uangnya seakan-akan sedang menunggu sesuatu. "Kenapa kak?" Tanya Fero heran. "Engga kak, hehehe!" Kosumennya tersenyum aneh. "Oh iya silahkan kak kalau mau langsung pergi, soalnya saya mau kerja!" Ucap konsumennya. "Oh iya kak kalau begitu makasih uangnya!, saya duluan ya!" Ucap Fero langsung pergi dengan perasaan tidak enak dan merasa ada yang aneh.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN