BAB 17

998 Kata
Karena Yuni sudah tertidur pulas Fero menunda niatan untuk memberi tahu Yuni bahwa minggu depan Fey mengajak untuk pergi liburan. Ke esokan harinya Fero merasa bosan, belakangan ini dia jarang olahraga, hanya olahraga malam saja yang dia lakukan. Kemudian Fero berinisiatif untuk pergi ke lapangan Bola untuk melakukan lari sore, Entah memang ingin benar-benar olahraga atau ingin melihat para perempuan yang sedang berlari, soalnya Fero kalau lari sore pasti selalu di belakang perempuan. Dan memang kebanyakan para perempuan yang sedang berlalari selalu memakai celana yang ketat, hingga mengundang begitu banyak mata tertuju. Fero pun sudah sampai dan langsung melakukan penasaran terlebih dahulu sebelum berlari. "Uhuy memang selalu istimewa!" Fero melirik-lirik sambil menggerakan kaki dan tangannya. Dirasa pemanasan sudah cukup Fero langsung melangkahkan kakinya dan berlari dengan santai, dia fokus berlari sambil mendengarkan musik lewat earphonya. Sekitar 20 menit Fero berlari dan tak sengaja bertemu dengan Eliya perempuan yang pernah di tolongnya, "Ehhh kirain siapa!" Ucap Fero sambil ngos-ngosan. Sontak Eliya terkejut, "Eh kak Fero, udah lama disini?" Tanya El sambil terus berlari santai. Sambil berlari mereka pun mengobrol, mungkin orang lain yang melihat mereka akan berprasangka sedang melakukan Run Sweet Together ( Lari manis bersama ). Setelah beberapa keliling berlari mereka pun istirahat dulu bersama di pinggir. "Aduhh mana lupa gak bawa minum!" Ucap Fero dalam hatinya gelisah. El yang sedang minum melihat Fero yang diam saja tahu bahwa dia tidak membawa minum, dan membagi minumannya kepada Fero. "Ini Mau minum gak?" El menawarkan minumannya. Fero tak bisa menolak tawaran itu karena dia benar-benar haus dan tak tertahankan lagi, jadi Fero harus menurunkan gengsi nya dan mengambilnya. "Daripada pinsan ahhhh!" Ucap Fero dalam hatinya. "Gak papa nih?" Tanya Fero kepada El. "Iyah gak papa!, cepetan diminum!" Ucap El. Saat Fero hendak minum ada lelaki di belakang yang membawa minuman sepertinya ingin menghampari El , namun karena melihat mereka berdua lelaki itu langsung berbalik badan dan menunjukan wajah yang kesal. Entah siapa lelaki ini itu namun saat melihat Fero dan El berduaan dia seakan-akan cemburu dan kesal, mungkin saja dia adalah pacarnya El. Mereka berdua tidak sadar bahwa tadi ada lelaki di belakang mereka yang hampir menghampiri mereka. Fero dan El tidak melanjutkan berlari namun malah mengobrol santai di pinggir lapangan. El menceritakan kesehariannya dan juga sedikit menceritakan bahwa dirinya masih duduk di bangku perkuliahan semester 7, Untuk cerita keseharian nya Fero bisa paham namun ketika mencerritakan dunia perkuliahan disitu Fero mulai pura-pura paham. "Oh iya kak!, kakak kuliah atau kerja sekarang?" Tanya El ingin tahu tentang Fero. "Aku kerja kak!" Jawab Fero dengan santai. "Oh udah kerja ya kak!" Ucap El. Fero merasa lega karena tidak ditanya kerja apa oleh El. "Untungg-untungg!" Ucap Fero dalam hatinya. "Ngomong-ngomong kerja apa kak?" Celoteh El membuat Fero kaget. "Hah!!" Fero keceplosan. "Kok hah kak?" El terkejut dengan jawaban Fero. "Itu aku kerja sebagai ojek online kak!" Jawan Fero keringat dingin. "Oh begitu ya kak!, aku bisa pesan offline?" Tanya kembali El. "Hah?" Fero keceplosan lagi. "Kok hah kagi kak?" Tanya El mulai heran. "Bisa kok bisa!" Ucap Fero. "Yaudah kak minta nomornya ya!, nanti kalau aku mau kekampus bisa di anterin kan!" Ucap El dengan tersenyum. "Oh iya-iya bisa!" Fero menggaruk-garuk kepala. Karena hari sudah mulai gelap mereka pun pulang kerumah masing-masing, Entah merupakan keuntungan atau kesialan bagi Fero karena harus menjadi tukang ojek untuk Eliya. "Yaudahlah lumayan bonceng anak kuliahan!" Ucap Fero dalam hatinya. Fero pun sampai kerumah dan langsung mandi karena bau keringat, seberes mandi dia nongkrong di tengah rumah dan memperhatikan aplikasi khususnya, namun lagi-lagi seharian ini belum terlihat orderan menyapanya. Namun karena kemarin Fey memberikan uang yang lebih, Fero pun tidak terlalu panik jika hari ini atau besok tidak ada orderan, namun tetap saja merugi jika tidak ada orderan. Fero melihat jam dinding menunjukan waktu pukul 9 malam dia putus asa dan menyerah bahwa hari ini dia tidak akan ada orderan. Fero pun menyimpan hp nya dan pergi mengambil minum ke dapur. Trettetetetetttttt....,Trettetetetettttt..... Suara hp Fero berbunyi terdengar sampai kedapur. "Uhuuuuy Orderan!" Fero dalam hatinya gembira. Fero sangat bersemangat dan langsung mengangkat teleponnya. "Iyaaa kak selamat malam!, mau berapa kali meletus?" Ucap Fero bersemangat. "Haaahhh?? ini aku El kak Fero!" Jawab El dengan terkejut. Namun Fero lebih terkejut karena ternyata itu adalah El dia menjauhkan dulu hp nya dari telingannya. "Pakeee lupa di save lagih nomornya ah, jadinya ahhh!" Fero menggrutu dalam hatinya. "Engga cuma becanda El, hehehehe!" Jawab Fero sambil tertawa malu. "Ada apa El nelepon malem-malalem?" Tanya Fero. "Ini kak aku mau minta anter dong cari makan sama cemilan bisa engga?" Tanya El. "Daripada gak ada kerjaan lumayan lah 50rb juga bisa dapet!" Ucap Fero dalam hatinya. "Bisa-bisa!, coba di share aja lokasinya!" Ucap Fero. "Oke kak!" Jawan El terdengar tersenyum. Eliya langsung mengirimkan lokasinya menunggu, dan Fey langsung bersiap memakai jaket sudah seperti ojek beneran saja. "Kak mau kemana?" Tanya Yuni sambil memperhatikan pakaian kakaknya. "Mau kerja lah ngojek!" Jawab Fero sambil berjalan. Kali ini Fero tidak berbohong kepada adiknya, dia sungguh-sungguh pergi ngojek, entah mungkin hanya modus saja agar bisa bersama dengan Eliya. Fero terus berkendara dan mengikuti google map menuju lokasi yang di berikan oleh Eliya. Setelah 20 menit perjalanan akhirnya Fero sampai di lokasi Eliya. Fero terkejut melihat rumah didepannya begitu besar. "Si El anak orang kaya gitu, ini rumahnya bukan ya?" Fero bertanya-tanya dalam hatinya. Lalu Fero pun menelpon kembali El untuk memberi tahu bahwa dirinya sudah sampai. "Haloo El aku udah di depan!" Ucap Fero. "Oh iya kak sebentar saya kedepan!" Jawab El. Fero pun terus melihat-lihat rumah itu dan terkagum-kagum. "Kapan punya rumah segede gini!" Ucap Fero dalam hatinya berangan-angan. Eliya pun keluar dari gerbang memakai baju santai. "Eh kak udah lama nunggu?" Tanya El sambil tersenyum. "Engga kok barusan baru sampe!" Jawab Fero. "ayo kak mau langsung saja berangkat?" Tanya El. "Iya kak ayo!, kira-kira kemana dulu?" Fero bertanya balik. "Jalan aja dulu kak aku juga masih bingung!" Ucap Eliya sambil naik ke motor Fero. Mereka pun berangkat menuju ke tengah kota untuk mencari makanan dan cemilan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN