"Arthur," Angel kembali menyita segala perhatianku. Ia mencengkram lenganku dengan sangat erat. Tangannya masih saja bergetar. Dan entah dorongan dari mana, akhirnya aku membawa gadis itu ke dalam dekapanku. Aku tahu, pasti setelah ini Lucy akan menjejaliku dengan berbagai pertanyaan. Dan aku tidak tahu harus membuat alasan seperti apa untuk menutupi keberadaan Lucy. Setelah merasa Angel cukup tenang, aku mengurai pelukan kami. Aku menelangkup wajahnya yang tampak pucat. Jujur, timbul rasa bersalah saat aku melihat keadaannya yang seperti ini. Biar bagaimanapun ini terjadi di rumahku, serta karena kelalaianku. "Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang kamu sembunyikan dariku?" tanyanya dengan nada yang begitu lemah. "Aku mohon jangan katakan!" pinta Lucy dengan suara bergetar. Posisiku