Tari mengambil ponselnya dari atas meja, ia menelpon seseorang yang akan membantunya mengatasi masalah sawah Raka. Setelah berbicara di telpon beberapa saat, Tari mematikan telponnya. Dengan hati mantap ia melangkah ke luar dari kamar, ia mencari Raka. Ternyata Raka sedang berada di teras samping rumah. Ia duduk di kursi teras dan tengah asik memperhatikan burung yang tengah bersarang di pohon jambu air. "Aa" panggilan Tari membuat Raka terjengkit kaget. Raka menolehkan kepalanya. "Ada apa?" "Kita harus bicara" "Hhhh keputusanku tidak akan berubah Tari, aku akan menjual semuanya, setelah itu kita pindah ke Jakarta" "Berapa Aa ingin menjual semuanya?" Tari duduk dikursi lain yang ada di sana. Raka menyebutkan nominal harga sawah, kebun, dan juga rumahnya. Tari menarik napas berat.