"Bu kita ada tamu dari Banjarbaru" ucap Ridwan kepada ibunya. Mendengar nama Banjarbaru sontak nyiru berisi beras di tangan Nenek Raka jatuh, dan beras berhamburan di lantai teras. Ia beringsut mundur dari tempatnya tadi. Raka mendekat, digenggamnya jemari tua neneknya. "Nenek, ini aku Raka cucumu, Nenek masih ingat aku kan?" Kepala yang ditumbuhi rambut yang penuh uban itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Mata tuanya tampak berkaca-kaca. "Aku Raka Nek, aku cucuk Nenek, putra Ayah Ridwan dan Bunda Mia" "Apa Mia yang menyuruhmu ke sini, apa dia ingin mentertawakan kami?" "Tidak Nek, pertemuan ini tidak di sengaja, aku dan istriku beserta tetanggaku hanya berniat mampir untuk sholat dzuhur di musholla ini, aku tidak menyangka kalau bisa bertemu Ayah dan Nenek di sini" "Mana Ibumu? Apa